"Asrama Baru"

31 3 0
                                    

Keributan dan kicauan dari murid-murid baru dan lama mewarnai pagi hari ini dengan bangunan sekolah yang telah selesai direnovasi tampak elegan dan indah dilihat.

"Hai...!", Suara Ray memecahkan keramaian,

"Dimana Marco..?" Tanya Ray,

"Entah dia dimana? kurasa dia tadi bersama-ku..!"

"Ada apa..? kalian mencariku?" Suara Marco terdengar jelas dibelakang-ku.

Aku baru ingat kalau dia ada pertemuan dengan kelas Senior, katanya membahas tentang program baru di tahun pelajaran ini.

"Masuk kelas gih..!" ajak Marco, satu-satunya kakak yang kumiliki setelah orang tuaku pergi meninggalkan kami pada saat peristiwa ledakan dirumah-ku, hanya dia yang kumiliki saat ini, bersama dengan Ray, Natasha, Spencer, dan Kenn.

Kami memasuki kelas dengan tampang remeh yang sempat membuat seisi kelas tercengang dan heran, itu sudah kebiasaan kami, berjalan bicara berjalan duduk itulah kebiasaan kami.

"Boleh aku duduk disampingmu?" Suara lembut tersebut membuatku sedikit gugup, dengan mata merahnya dan postur rendah membuat jantungku berdegup kencang, wanita dengan paras cantik mengahampiriku untuk duduk disampingku.

"Silahkan...," Jawab ku dengan sedikit terbata-bata. Tiba-tiba, rasanya tulang rusuk di dadaku semakin mengecil dan membuatku sesak nafas. Marco dan Ray memberikan-ku kode-kode dan isyarat, but, aku gak faham apa yang mereka isyaratkan.

***

Bel pulang berbunyi, seluruh lapangan terisi oleh ratusan murid yang akan meninggalkan sekolah. Ketika aku akan pulang aku berbalik dan kaget, mendapati Mr.George  dibelakang-ku.

"Mr.George..!?" Seru-ku dengan nada kaget.

Mr.George membalasnya dengan tawa yang pelan. Pria dengan postur tinggi, berambut putih, dan dengan tongkat kayu yang selalu dibawanya mengajakku pergi ke-ruang kepala sekolah, hell, apa masalah-ku pada pagi hari ini? aku hanya bergurau dan mengikuti pelajaran matematika dikelas.

"Duduklah Firework," ucap Mr.George dengan logatnya.

''Firework? mengapa dia memangilku Firework'' ucap ku dalam hati.

"Ada apa Mr.George..? Sampai kau memanggil-ku kesini," tanyaku sambil menaikkan alis.

"Kenn tidak masuk hari ini, dia di larikan ke rumah sakit kemarin karena kecelakaan!" Ujar Mr.George sontak membuatku kaget.

"Aku tahu mungkin ini berita sedih bagimu... namun kamu lah yang dekat dengan Kenn jadi tolong sampaikan ini ke Kenn...!" Suruh Mr.George dengan mengambil sebuah keranjang berisi surat dan beberapa makanan didalamnya.

Dengan keranjang yang berisi makanan yang membuat-ku tergiur untuk memakannya, aku berjalan melalui beberapa bangunan untuk mengantarkan keranjang ini ke kamar Kenn. Tertulis di lobby rumah sakit, Kennedy Cannon Furigos terdapat di kamar F-14 ruang VIP lantai 5. Aku malas untuk naik tangga, jadi aku memutuskan untuk menaiki Lift ke-lantai 5. Sesampainya disana aku melihat Kenn berbaring diatas ranjang hijau dengan luka dibagian lengan atas dan paha sebelah kiri. Namun, dia dalam keadaan sadar.

***

Aku kembali ke-Asrama dalam keadaan gembira karena pada hari ini terdapat pesta di altar asrama sebagai acara dimulainya awal semester baru namun, keadaan menjadi genting ketika kulihat dari kejauhan Marco dan Hector sedang bertengkar di Altar, entah apa yang mereka pertengkaran? Mungkin mereka sudah ditakdirkan bermusuhan ketika masih dalam kandungan.

"Hentikan...!!" Natasha memecah kegaduhan yang mereka buat.

"Untuk apa kalian bertengkar? Hanya karena masalah sepele kalian bertengkar?!" Suara Natasha lantang dan tegas.

Dibalik paras cantiknya, dia menjadi sosok yang paling berpengaruh dalam Starbelt Academy dia adalah ketua kesiswaan di Starbelt Academy.

"Kamu gak apa-apa kan..?" Tanyaku bernada khawatir.

Dengan darah yang mengalir deras di pelipis Marco membuatku semakin khawatir akan dia kenapa-napa nantinya.

"Perlu pergi ke-Ruang Emergence?" Tanyaku lirih.

"Gak usah, aku gak apa-apa kok..!" Marco menjawab dengan lembut dan dilanjutkan dengan senyuman mautnya.

Seluruh altar dipenuhi banyak orang mulai dari kelas senior, junior, dan kelas dasar. Masing-masing dari mereka menghabiskan waktu dengan berdansa dengan pasangannya. Hell, sampai saat ini aku masih belum memiliki pasangan yang tepat.

"Hai...! Mau berdansa denganku?" Suara Natasha terdengar jelas dibelakang-ku. Aku tak bisa menjawab, aku hanya terpaku dipagar beton di sebelah utara sekolah.

Dengan terbata-bata aku menjawab "Kau yakin..?" Dibalasnya dengan senyuman. Tanpa basa-basi dia mrnarikku ke tengah Altar.

"Aku mau kau selalu menjadi pasangan-ku!"

"Karena sejak Kelas dasar aku mencintaimu dengan ketampanan-mu..!"

Rasanya jantung-ku diremas hebat. Mataku membelalak aku faham dengan apa yang dia katakan, but, aku tak tahu harus berkata apa. Aku hanya melemparkan senyuman kepadanya, terpancarlah wajah senang darinya.

The Starbelt AcademyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang