prolog

21.9K 1.9K 80
                                    

Before we start, let me introducing you to the playlist of this books..

.ೃ*: Babysitter Playlist .ೃ*:

Capital Letters - Hailee Steinfeld ft. BloodPop
One Less Lonely Girl - Justin Bieber
We Didn't Even Date - Katherine Li
Yes or No - Jung Kook
Can I Kiss You? - Dahl
Strawberries & Cigarettes - Troye Sivan
Comfortable - Lauv

Kepada semua penggemar Cho Seungyoun, cerita ini ku persembahkan untuk kalian..

Aku menatap pantulan tubuhku pada sebuah cermin di depanku.

Satu kata. Jijik.

Iya. Aku benar-benar jijik pada diriku sendiri. Sebuah pakaian ketat yang sangat minim menjadi busanaku malam ini.

Maafkan aku karena aku harus melakukan semua ini. Menjual tubuhku? Kalian bisa menyebutnya seperti itu.

Dikala gadis sebayaku menghabiskan waktu mereka untuk bersenang-senang, atau bahkan berkutat dengan buku-buku mereka, aku disini, harus berjuang untuk membiayai kehidupanku seorang diri.

Kepergian ibuku benar-benar membuatku terpuruk, memaksaku harus tinggal bersama seorang pria bajingan yang ku sebut sebagai ayahku.

Kenapa aku memanggilnya bajingan? Ayahku adalah seorang pemabuk, dan seorang pemabuk selalu tidak jauh dengan seorang penjudi, yang selalu menghambur-hamburkan uangnya untuk sesuatu yang tidak jelas.

Ayolah, apa yang bisa ku harapkan dari ayahku? Tidak ada.

Bar dan wanita malam. Menjadi satu-satunya pekerjaan yang membuatku tergiur dengan bayarannya yang begitu tinggi.

Aku tahu ini gila, namun sekali lagi maafkan aku karena harus melakukan ini. Demi kebaikan masa depanku. Demi kebaikan impian kecilku.

Seorang pria yang ku tahu adalah pemilik bar ini datang menghampiriku, menyuruhku untuk segera mengikutinya.

Aku meneguk ludahku ketika aku berdiri di depan sebuah pintu. Sebuah pintu yang membuatku yakin terdapat begitu banyak pria berhidung belang di dalamnya. Pria yang memesanku tentu saja. Kedengarannya menggelikan bukan?

Bau alkohol dan juga bau rokok menyerang indra penciumanku begitu pintu itu terbuka, menampakkan seorang pria yang tengah menyesap puntung rokoknya, tengah duduk di sebuah sofa yang ada disana seraya menatap kedatangan kami dengan sebuah senyuman miring yang menemaninya, seakan menanti kedatanganku.

Aku menghela nafasku lega setelah menyadari pria itu sendiri. Setidaknya tubuhku tidak di permainkan oleh beberapa tangan pria berhidung belang nantinya.

"Kau ingin membayarnya berapa?" pemilik bar ini kemudian membuka suara, menatap pria itu seraya melipat kedua tangannya di dada.

Kedua mata pria itu kemudian menatapku begitu seksama, memperhatikan diriku dari ujung kaki hingga ujung kepala, masih dengan sebuah senyuman miring yang menemaninya.

Baiklah itu cukup menakutkan.

"She's still a virgin?" timpalnya.

Sial. Apa-apaan itu.

Pemilik bar ini mengangguk, mendorong tubuhku dan membuatku terpental ke depan.

"50 juta untuk dia, dan 50 juta untukmu" lanjut pria itu kepada sang pemilik bar.

Luar biasa.

Aku meneguk ludahku. Mereka benar. Bayaran disini benar-benar tinggi. Ayolah, uang sebanyak itu bahkan bisa menyanggupi setengah dari biaya kuliahku kelak.

"Enjoy it" pemilik bar itu kemudian menutup pintu, menyisahkanku berdua bersama pria tampan yang mengerikan itu. Apa? Pria itu memang tampan. Hanya saja sedikit mengerikan. Terlebih dengan kedua mata elangnya yang kini menatapku begitu intens.

"18 tahun?" pria itu kemudian bangkit dari duduknya, berjalan mendekatiku.

Aku kembali meneguk ludahku "Y- yes, sir"

"Cho Seungyoun"

"Nama saya Cho Seungyoun" sebelah tangan pria itu kemudian beralih menarik daguku, membawaku mendekat padanya.

Jantungku berpacu cepat, mulai merasakan hembusan nafas pria yang bernama Cho Seungyoun itu menerpa wajahku.

"Y- yes, sir"

"Kau tidak berniat memuaskanku?" aku masih mematung, kini merasakan jemari pria itu menyapu pelan pipiku, menyelipkan beberapa helaian rambutku ke belakang telingaku.

"Aku sudah menghabiskan banyak uangku untukmu" aku memejamkan kedua mataku begitu merasakan jarak itu semakin menipis.

"Terlalu kaku" pria itu kini menghempaskan daguku, membuatku bernafas lega ketika lelaki itu berjalan mundur beberapa langkah ke belakang.

Cho Seungyoun kini memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, kembali menatapku dengan senyuman miringnya.

"Saya punya tawaran yang lebih menarik dibandingkan harus menjual tubuhmu. Bagaimana jika kau menjadi babysitter saya?" timpalnya, mengeluarkan sebuah kartu nama dari dalam saku celananya, menyerahkan kartu nama itu kepadaku.

Seketika kedua mataku berbinar.

Babysitter? Setidaknya itu lebih baik dari pada menjual tubuhku.

"Kau serius, sir?"

"Kau akan membayarku dengan harga yang sama?" lanjutku, menatapnya dengan penuh harap.

Pria itu mendengus "Why not?"

Untuk kesekian kalinya aku meneguk ludahku, berjalan mundur beberapa langkah ke belakang hingga punggungku menabrak pintu. Seungyoun kembali mendekatiku, kini menarik pinggangku dan itu semakin membuat jantungku kembali menggila.

"Tapi kamu harus siap jika suatu saat saya menginginkan itu" ucapnya seraya menekankan kata 'itu'.

Aku yakin kalian sudah mengerti apa maksud pria itu bukan?

"50 juta untuk menjadi seorang babysitter hanya akan membuat saya rugi"

"Saya tunggu besok"

Aku membelalakkan kedua mataku ketika pria itu mendaratkan sebuah kecupan di sudut bibirku, membuatnya tersenyum meremehkan setelah menyadari keterkejutankan atas tindakannya.

"Kau bisa memuaskanku lain kali" Seungyoun membuka pintu yang ada di belakangku, membuatku hampir terjatuh jika lelaki itu tidak menahan tubuhku.

Senyuman miring itu lagi. Sebuah senyuman yang pria itu layangkan kepadaku sebelum ia beranjak pergi meninggalkanku.

Aku menepuk dadaku, berusaha untuk mengatur nafasku yang memburu seraya menatap kartu nama yang Cho Seungyoun berikan kepadaku.

Aku tidak tahu ini adalah ide yang bagus atau tidak, namun aku berharap pria bernama Cho Seungyoun itu dapat membantuku.

***

Selamat membaca dan semoga kalian suka <3

babysitter | cho seugyounTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang