Ruangan yang sunyi dan hanya ada suara detik jarum jam yang berputar, kini marcelina tengah sibuk dengan dirinya sendiri ia sangat suka menuangkan perasaannya melalu tulisan, ia suka berpuisi karena katanya 'berpuisi itu menyenangkan hati.'
Tiba tiba suara pintu terbuka ternyata itu syla teman dekat-nya marcelina.
"Lin diliat liat bedmood akut yess?" ucap temanya itu. Namun selin hanya menganggukan kepalanya dan bersenyum simpul.
"Herr untung CUMA SATU YANG KAYA GINI kalo banyak MATI AJA LO SEMUA BARENG KODOK." syla mulai kesal dengan sikap celin dia langsung menarik tangannya celin tanpa bersalah
"gue mau diculik ceritanya?" ucap celin dengan datar
"Ikut gue aja siapa tau bedmod akut lu surut" syla sudah malas dengan temanya satu ini yang kadang membuat jengkel
Mereka berdua menuju Caffe-land yang berada diperempatan sekolah, caffe itu selalu ramai dengan anak remaja sepantarnya karena, menurut mereka caffe itu standar harganya dan tempatnya Aesthetic, bisa memenuhi kebutuhan insta story.
"welcome to caffe-land." Mereka disambut dengan pelayan yang berada di caffe tersebut, lalu mereka mencari tempat yang bener bener pass dan aesthetic untuk kebutuhan insta story, syla yang sangat suka dengan tempat tempat esthetic dan memposting-nya di salah satu sosial media.
"gausa jeprat jepret dulu tujuan lo kesini buat apa kalo gak BELI!" dercak celin
"Pesen aja duluan, kalo gak samain aja kaya lo nih pake uang gue aja" syla menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribu rupiah kepada celin.
Tujuan syla ke-caffe adalah ia ingin mempotret dan menjadikan kebutuhan insta story namanya juga artis selebgram yaa... kerjaan-nya cuma endorse.
Beda dengan celin yang suka dengan berpuisi terkadang mereka saling melengkapi, potretan syla meng-untungkan bagi celin untuk bahan media(background) puisi-nya dan syla mempostingnya di salah satu media sosialnya.
Kabar celin yang kini masih mengantri cukup panjang untuk memesan makanan dan minuman, beberapa menit kemudian celin mendapat giliran untuk memesan
"mass cappucino-nya 2 yaa mas sama cake redvelvet-nya 2" ucap celin kepada kasir.
"Oke ditunggu" sahut mas-kasir tersebut.
Sambil menunggu pesanan-nya celin menyalakan ponsel-nya namun tidak ada notife sama sekali lalu ia mematikan dan menaruhnya di saku kemeja sekolah-nya.
Celin mengamati suasana dicaffe itu mata ia tertuju pada satu cowo yang berada di dekat wastafel. Dalam hatinya 'kaya kenal dan pernah liat tapi dimana'
sampai sampai ia melamun dan tak sadar bahwa pesanan-nya sudah ready.
"maaf kak, pesanan-nya sudah komplit selamat menikmati" ucapan mas kasir
"eh iya mass maaf.. Makasih" jawabnya dengan sedikit malu.
Ia membawa makanan-nya menuju kursinya dan ternyata teman-nya masih saja sibuk untuk mecari keindahan diruangan ini.
"Teross Terosss ibu selebgram." desis celin sedikit kesal
"hehehe ternyata teman gue udah come back toh yaa maap" sahutnya syla dengan godaan.
"syl lo pernah liat gak sih cowo yang duduk di dekat wstafel itu" tanya celin dengan penasaran dan ingin memastikan
"Oalah si kutub es, ada disini ternyata dia sendiri lagi." jawab syla yang telah mengamati cowo tersebut
"KUTUB ES?" tanya celin semakin penasaran.
"dia cowo paling dingin di-SMA Alanda, anak XI-MPA 1" jawab syla untuk memastikan pertanyaan celin.
"pantes kenal muka tapi gk kenal nama, dasar aku!" ucapnya sambil Bermuka konyol andalan-nya.
Waktu terus berputar jam menunjukkan pukul 4.30 sore, celin yang sedari tadi tidak menyadari bahwa ia belum izin kepada orang tua-nya bisa bisa bunda-nya marah kepadanya karena sifat bunda-nya yang selalu khawatir terhadap anak anak-nya.
Celin langsung segara pulang dengan buru buru ia memesan ojek online, dan sampai dirumah ternyata tidak ada orang sama sekali celin senang dengan keadaan sekarang, ia tidak perlu di introgasi oleh bunda-nya. Celin langsung menuju kamar bersalin pakaian dan rebahan.
Tak lama kemudian klakson mobil berbunyi celin mengintip dari sudut jendela kamarnya, ternyata itu ayahnya dan celin keluar dari kamarnya,
berpindah ke ruang tamu untuk menonton televisi karena ia paham betul ayahnya tidak suka melihat perlakuan anak-nya yang sering kali diam dikamar,
"Assalamualaikum.." ucap Aquino vansyah lelaki cukup tua namun muda,
"Waalaikumussalam, selamat sore pakdosen! Yang tak pernah bosen." ledekan yang sering kali menggoda ayahnya.
Ayahnya merupakan dosen sastra disebuah universitas ternama, maka dari itu celin sangat menyukai sastra dan sangat hobby membuat kalimat puitis.
"celin kamu dari mana saja, tidak ada kabar memang selalu buat bundanya khawatir" ucap seorang perempuan berhijab cantik dari belakang.
"maaf bun, sepulang sekolah aku di ajak ke caffe dekat sekolah sama syla, dan handphone ku lowbatt jadi gabisa ngabarin deh, sorry bunn..." ucapnya dengan sangat jujur dan berekspresi konyol.
Setalah, makan dan berkumpul dengan keluarganya, celin memutuskan untuk kembali ke kamarnya karena ada tugas yang belum ia kerjaan. Tiba tiba handphone nya bergetar dan mengeluarkan suara notife.
From; 0821xxxxxxxx
Save back yaa, radja XI-MPA 1
From; 0878xxxxxxxx
Save back ya cantikk, fadlan XI-MPA 2"Herrrr....." ia sudah tidak kaget lagi setiap hari ada saja no yang sokap gk jelas , celin memang salah satu cewe yang menjadi incaran para lekaki di sekolahnya, ia sangat benci jika no ponsel-nya di sebarkan ke orang yang sama sekali tidak ia kenal.
Hati celin tidak angkuh, ia selalu merespon dan menjaga perasaan seseorang, karena mereka sudah terlanjur tau no ponsel-nya maka celin menerima permintaan mereka untuk save back no-mereka.
Celin melanjutkan tugasnya sampai larut malam, lalu tak lupa membersihkan tubuh dan wajah-nya untuk tidur.
Ga terasa matahari sudah bersinar lagi ajaa, 'kringgggggg!!!' suara alarm membuat celin terbangun dari alam mimpinya "Duhh perasaan baru tidur huft!" ucapnya bermalas-malasan
Setelah ia sudah rapih dengan pakaian sragamnya ia memutuskan untuk keluar kamar menuju ruang makan. "Celinnnnnn cepat sayang, keburu terlambat nanti" triakan khas dari bundanya
"ini otw bun, gausa teriak gitu dong" ledek celin sambil berjalan.
Celin mengambil kursi tepat disamping ayahnya, ia memakan selembar roti dengan berlapis selai coklat dan secangkir susu hangat.
"bun semua totalnya berapa? Aku sudah kenyang" godaa celin dengan cadaan
"dasar kamu, ada ada ajaa udah cepat berangkat nanti telat" ucap bundanya
Celin langsung bersalaman untuk pamit berkangkat kesekolah. Seperti biasa ia diantar oleh ayahnya sekalin menuju ke universitas kantor tempat ayahnya bekerja.
"anak ayah belum punya pacar nih?" ucap ayahnya iseng ingin menggoda celin
"bukan nya belum punya, tapi belum berani dan siap untuk patah hati." jawabnya dengan sedikit kesal.
"udah aku turun disini aja yah, stop stop kiri kiri berhenti" ucap celin
Lalu mobil ayahnya berhenti tepat, di depan gerbang sekolah, celin lalu bersalaman dan mengucap "makasih pakdos ganteng! Hati hati dijalan."
"siap anak gadis!" balas ayahnya
*****
TERIMAKASIH YANG UDAH MAU BACA BAGIAN SATU DESTINY LINE.
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENYA YA.
Setuju?
Kita next kebagian dua?
Happy reading💙
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKDIR
Teen Fiction"Jatuh cinta itu takdir kita tidak pernah benar benar bisa menghindarinya." -celin "Jangan kan harus jatuh cinta dulu, bertemu lo aja udah takdir." -devan Sama sama menyimpan perasaan Namun, malu untuk saling mengungkapkan Terlalu sulit untuk tidak...