Prolog

37 3 2
                                    

      "Semua pasti indah pada waktunya"
.
.
.
.

Hari ini hari yang menyebalkan bagi seorang Shaqueena Arnelle. Entah mengapa lagi dan lagi tugasnya numpuk. Belum juga nanti jika dia bertemu cowok tampan namun gila siapa lagi kalo bukan Gabino Alzan Afraz.

__________________________________________

     Sekarang waktu istirahat dimana waktu yang ditunggu-tunggu oleh penghuni kelas Arnelle.
"Arnelle.. ke kantin yuk, ntar gue yang traktir deh. Gimana mau nggak?" Teriak seorang siswi, siapa lagi kalo bukan si Sheila.
"Lo kira ini hutan!" jawab Arnelle dengan judesnya.
"Oke iya gue tau ini kelas. Sekarang loe mau nggak nemenin gue di kantin ntar gue traktir deh, serius." Jawab Sheila dengan nada kikuk
"Iya" Jawabnya singkat.

     Arnelle pun berjalan ke kantin bersama Sheila. Setibanya di kantin Arnelle pun menduduki kursi yang sudah tersedia disana.
"Loe mau pesen apaan nih?" Tanya Sheila
"Kayak bisanya aja" jawab Arnelle. Saat menunggu pesanan yang di pesan Sheila, tiba-tiba ada seseorang yang duduk di depannya.
"Hai princess, gimana kabarnya hari ini? Pasti baik kan" tanya seseorang yang berada di seberangnya, siapa lagi kalo bukan Gabin si cowok tampan yang selalu mengejar Arnelle, Sheila pun yang melihatnya mulia jengah aka sikap Gabin.
"Nggak, semenjak loe disini" jawab Arnelle dengan nada dinginnya,
"Kok kamu jahat sih princess." Jawab Gabin dengan nada manjanya. Dengan malas Arnelle pun berdiri meninggalkan kantin, moodnya untuk makan sudah hilang ntah kemana.
"Eh princess kok malah pergi sih, princes jangan pergi dong" ucap Gabin. "Eh, Ar lo kok pergi sih. Ini makanannya gimana?" Teriak Shelia dan tak ada sahutan sama sekali. "Kan Gab apa gue bilang, cuma gara-gara loe doang semuanya jadi gini. Loe itu cuma bisanya ngerusak suasana aja, tau nggak!" Bentak Sheila pada Gabin. "Apaan sih loe, gue itu cuma mau dia balik lagi kayak dulu. Loe taukan dia pergi sekian lamanya dan baru balik tapi apa semuanya udah nggak kayak dulu lagi..." bibir Gabin pun keluh tak bisa melanjutkan kata katanya. "Iya, gue tau lo berjuang buat dia tapi cara loe itu salah. Nggak seharusnya loe begitu, loe harus sabar dan loe juga harus nerima kenyataan" ucap Sheila lalu pergi meninggalkan Gabin. Seseorang pun menepuk bahu Gabin dari belakang   "Udah Gab, loe harus kuat. Gue percaya loe bisa,loe uda berusaha. Kita tinggal nunggu waktunya aja" ucap Ayra sahabat Gabin "iya Ra Gue tau" dengan malas Gabin meninggalkan kantin dan menuju ke kelasnya karena bel masuk akan segera bebunyi.

___________________________________________________________

     Bel pulang sekolah pun berbunyi.
Para siswa berhamburan ke luar kelas, begitu juga dengan Arnelle. Diapun menunggu angkutan umum yang lewat di depan sekolanya. Setelah lama menunggu akhirnya ada angkutan umum datang, akhirnya diapun bernafas lega karena bisa pulang tepat waktu. Arnelle pun memilih tempat duduk yang paling pojok ,dan membuka cendela agar bisa menikmati angin yang berhembus. Setidaknya itu bisa mengurangi beban pikirannya.

     Sesampainya di depan gang ia pun berjalan menuju rumahnya. Sesampainya di rumah ia meletakkan sepatu di rak sepatu. Dia masuk rumah belum sempat mengucapkan salam Arnelle sudah tau apa yang akan terjadi "Dasar anak bodoh darimana saja kamu, inget pulang juga kamu. Nggak usah pulang juga nggak papa biar nggak ngerepotin" ucap seseorang di depannya. "Aku dari sekolah ma, aku nggak keluyuran, tadi nunggu angkotnya lama" jawab Arnelle "Halah, Alesan aja kamu. Kamu itu harusnya sadar hidup bisanya cuman numpang" sanggah mamanya "Ma, Arenelle ngga..." belum sempat menyelesaikan ucapannya, Arnelle sudah terlebih dahulu di tampar oleh mamanya.

     Dengan menangis Arnelle pun pergi ke kamarnya dan menguncinya dari dalam dan menangis sejadi-jadinya. Dia pun berjalan ke arah meja belajarnya dan membuka buku diarynya dan dia menuliskan curahan hatinya didalam buku tersebut

"
          Dear Tuhan

   Tuhan selama ini aku tak pernah menyalah kan takdir. Aku selalu menerima apa yang kau berikan dan juga hidup di keluarga ini. Aku tak marah kau memberiku hidup sesulit ini , hidup harus di jalani bukan. Tuhan aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu. Bukannya cinta ibu itu yang paling besar. Tapi ntah mengapa aku tak pernah mersakannya aku berharap suatu saat nanti aku bisa merasakannya seperti semua orang rasakan

Dariku"

    Setelah menulis Arnelle mengusap air matanya dan menguatkan hatinya bahwa semua akan indah pada waktunya. Kita hanya bisa bersabar.

_________________________________________________

     "Assalamualaikum" salam Gabin ketika memasuki rumah "Waalaikumsalam, ehh Gabin anak mama yang ganteng udah pulang. Gimana sekolahnya lancarkan" jawab mamanya
"Lancar Ma, oh ya ma Gabin boleh curhat nggak sama mama?" Tanya Gabin kepada mamanya "Boleh dong sayang, emangnya anak mama mau curhat apaan sih" jawab sang mama. "Ma, mama tau nggak 'dia' udah balik ma" tanya Gabin lagi "dia? Dia siapa Gab?" Tanya mamany kebingungan "Dia ma, Arnelle siapa lagi" jawab Gabin
"Lho yang bener Gab, bukannya keluarga mereka meninggal saat kecelakaan pesawat saat itu Gab?" Jawab mama Gabin tak percaya
"Ya itu ma, yang mau Gabin ceritain tapi kalo Gabin mau cerita mesti mama sibuk. Asal mama tau dia beda ma dari yang dulu kita kenal. Dia orangnya nggak mau bergaul sama orang di sekitarnya dia juga termasuk pendiam dan penyendiri palingan temennya juga si Sheila si cerewet itu. Oh ya ma, Gabin minta tolong ya mama bilang ke papa ya suruh mencari informasi tentang keluarga nya Arnelle ya ma , plis Gabin mohon sama mama. Ya ma ya"jawab Gabin dengan nanda manjanya.
"Nanti mama usahain bilang sama papa, oh ya Gab kamu kena virus bucin ya kok sampai gitu banget mau taunya?" Tanya mama Gabin
"Ah mama apaan sih, anak lagi susah nggak malah di bantuin malah di ledekin." Ucap Gabin dengan sebalnya
"Oh oke kalo gitu nggak mama bantuin ngomong ke papa" ucap sang mama dengan nada dramatisnya
"Lho ma, kok gitu sih. Sama anak sendiri aja jahat. Plis dong ma bantuin Gabin ya ma plis banget" jawab Gabin dengan nada manjanya.
Ya cukup kalian ketahui bawasanya mama Gabin termasuk ibu-ibu sosialita jadi nggak usah kaget  jika mama Gabin selalu Update di medsos manapun. Setelah berdebat kecil dengan mamanya akhirnya Gabin pun menang juga. Gabin pun memsuki kamar dan langsung menindihkan tubuhnya pada kasur ya mungkin sedikit lelah tapi tak masalah untuknya . Diapun berdiri menuju meja belajarnya mengabil buku diary dan menuliskan sesuatu disana, mungkin aneh bagi kalian baru kali ini seorang cowok menulis di diary.

_______________________________________________________________________

Sekian dulu dari author

Jangan lupa vote
Jangan lupa tinggal kan jejak
Maksih buat para readers telah membaca ALBINO




SALAM

ASCHA._

    

AlbinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang