0.8

29 4 2
                                    

Gue lagi duduk dikelas.
Suasana hati gue bener-bener yang kacau banget lah.

Gak lama Taehyung duduk di samping gue.

"Jangan sedih ya Han, Jungkook mungkin ga bermaksud nyakitin lo. Dia lagi banyak pikiran aja, jadinya ga ke rem omongannya," ujar Taehyung.

Gue tau, dia cuma mau ngehibur gue.

"Iya gapapa, gue juga b aja."

"Han, gaada orang yang bener-bener jahat. Sekalipun terlihat menyakiti, tapi lo harus yakin yang jahat cuma iblis."

Iya Jungkook emang iblis.

"Kenapa gitu? Kadang manusia lebih jahat dari iblis," ujar Gue.

"Gapapa, gue cuma mau nanemin di diri lo aja. Sejahat-jahatnya orang sama kita, jangan sampe lah di hati lo tersimpan dendam.

Lo tau ga sih, dendam itu ngerusak otak."

Gue mengerutkan kening gue.

"Kata siapa? Masa sih?"

"Ya percaya ajasih, kan gue lagi ngedoktrin lu. Gue ga mau, lo juga ikutan jadi jahat," ujar Taehyung yang mampu bikin gue senyum-senyum ga jelas.

"Eh Tae, bukannya lo sekelas sama Jungkook?"

"Hah? Kata siapa?"

"Ih yang waktu kita chatan, lu bilang Jungkook di kelas keliatan murung. Ya gue kira lo sekelas sama dia."

Terus Taehyung malah ketawa kenceng.

"Iya anjir, waktu itu gue salah kelas. Malu banget," jawab Taehyung.

Hahaha bego.

"Tae, lo ga perlu khawatir ya. Gue mana mungkin bisa benci Jungkook. Sejahat-jahatnya dia, gue tetep sayang dia," ujar Gue.

Taehyung malah natap gue nyebelin gitu.

"Sayang akunya kapan?"

Minta ditabok Kim Taehyung ini.

"Ga najis."

"Sok jual mahal nih selebgram."

"Apaansi Tae, lo tuh selebgram. Like sampe 100k lebih. Najis, beli dimane tuh followers?"

"Rahasialah, nanti lo nyaingin kepopuleran gue yang cogan ini."

"Ih sumpah, najis banget-banget sialan."

"Ah macaci."

Sumpah pengen gue tabok beneran sialan.

"Bacot."

"Hahahaha."

Abis ketawa dia malah pergi gitu aja.

"Taekucing."

***

Haneul sedang duduk, menunggu ojek online menjemput.

"Dimanakah kakandaku. Mengapa kau tak kunjung datang?" gumam Haneul

Gila memang.

"EH EH, KOK DI CANCEL SIALAN."

Haneul terlihat histeris ketika abang ojeknya membatalkan pesanan tanpa berkompromi terlebih dahulu.

"Kenapa?"

Haneul menoleh, mendapati Jungkook yang siap pergi menggunakan motornya.

"Gapapa," jawab Haneul sekenanya.

"Pulang bareng gue aja," ujar Jungkook.

"Gausah, ada ojek."

"Sebagai permintaan maaf atas omongan gue tadi."

Haneul diam, berfikir walaupun dia ga mikirin apapun.

"Yaudah," jawab Haneul lalu menaiki motor Jungkook.

Motor Jungkookpun melesat.

Jungkook cukup kencang mengendarai motornya.

Namun Haneul masih bisa mengendalikan tangannya untuk tidak meraih pinggang Jungkook.

"Gue harap ini jadi yang terakhir," ujar Jungkook tiba-tiba.

"Hah? Apaan?"

"Gue mau ini jadi yang terakhir," ujar Jungkook lagi.

"Iya gue tau, gue ga bakal naik kemotor lo lagi kalo lo gaminta."

"Bukan itu, gue ga mau."

Jungkook diam sesaat.

"Gue gamau berhubungan sama lo dalam hal apapun. Yang gue mau, ini bener-bener terakhir."

Haneul diam.

Air matanya tak bisa terbendung lagi.

Lalu Haneul menunduk untuk menutupi matanya.

Haneul menangis sesegukan.
Namun tak akan terdengar karena suara motor yang mendominasi telinga mereka berdua.

Biarkan ini jadi kesakitan Haneul sendiri.

Haneul tidak mau terlihat dan terdengan menyedihkan bahkan memalukan dihadapan mantan yang sama sekali tidak mengharapkannya kembali.

Setelah sampai Haneul segera turun.

"Makasih ya," ujar Haneul lalu ingin memasuki rumahnya dengan cepat.

"Han," panggil Jungkook.

Lalu Jungkook turun dari motornya.

Mendekati Haneul dan meraih tangannya.

"Gue harap, ini juga jadi tangisan terakhir lo."

Mendengar ucapan Jungkook membuat Haneul semakin terisak.

"Brengsek lo Jeon Jungkook," maki Haneul.

Jungkook menarik Haneul kedalam pelukannya, mengecup keningnya lama.

"Mati lo brengsek."

Tbc

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 01, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

maz indomart//chatting kthWhere stories live. Discover now