Hari demi hari berlalu tanpa banyak arti, tugas pun silih berganti datang dan pergi, bahkan sesekali ulangan pun ikut menghampiri. Sebenarnya kehidupan Aksa tak ada yang berubah, ayahnya masih melarang hobi yang ia geluti, dan orang-orang pun masih menjauhi, kecuali satu orang. Gadis yang beberapa waktu lalu datang dan tiba-tiba saja memenuhi ruang kehidupan Aksa.
"Boleh aku pinjam catatan kimia milikmu?" Tanya gadis itu sambil menatap Aksa.
Aksa hanya bergeming, kepala yang ia letakkan diatas meja pun sama sekali tak bergerak, bola matanya masih menatap tembok kelasnya. Ia tak peduli.
"Tidak boleh ya?" Gadis itu kembali bertanya, walau jelas Aksa tak akan menjawab pertanyaannya. Untuk Aksa, meminta ijin atau tidak bukanlah alasan, jika mau cukup ambil dan cepat tulis semua dan kemudian kembali letakkan diatas mejanya.
Gadis itu menatap punggung Aksa, sudah satu minggu ia duduk di samping seorang yang hampir setiap hari membuat para guru menggeleng kepala tapi tetap saja ia hanya mengenal Aksa sebatas nama, wajah, dan tingkah yang monoton. Benar-benar tak ada yang ia ketahui selain, Aksa seorang pemalas yang juga pendiam, menjawab pertanyaan pun hanya dengan tatap mata, anggukan, dan beberapa kata singkat lainnya. Cukup mengerikan sebenarnya, tapi teman-teman kelas selalu berkata bahwa Aksa memang demikian.
-
To be continue.
22.07.2020
20.44
-
KAMU SEDANG MEMBACA
MATI RASA
Teen FictionTentang Aksara Samudra dan perasaan yang tak terungkap. -