Mengambil Diam-diam

605 50 2
                                    

Aku tidak mencuri! Jika kalian menduga demikian. Sekali lagi, aku tidak mencuri! Aku hanya meminjam secara diam-diam dompet yang sekarang tengah ada dalam genggaman. Cukup tebal saat jemariku meraba dompet kulit berwarna kecoklatan. Salahkan pemiliknya yang teledor meletakkan dompet tersebut di saku belakangnya yang menyembul. Hei! Itu terlihat seksi dengan bokong yang terlihat montok. Sayang, pemilik dompet tersebut adalah lelaki. Andai saja perempuan, aku akan menikahinya! Ingat misi jangka pendekku? Aku harus segera mencari seseorang—atau sesuatu yang secara undang-undang dianggap sah sebagai jenis kelamin perempuan. Apapun itu yang penting perempuan! Tapi maaf, tidak terima hewan kalau kalian sempat berpikiran untuk menjodohkanku dengan kucing atau anjing betina kalian di rumah. Bagaimanapun, aku bule ganteng, menawan, rupawan, yang tidak ingin berakhir menjadi biarawan. Aku masih memiliki Jono di bawah sana yang siap sedia untuk diberdayagunakan.

Sekali lagi, aku mengelus dompet usang itu. Jika diterawang, mungkin saja di dalamnya ada uang berwarna merah berjajar di area tengah dompet. Aku sudah membayang di rumah Joko nanti—aku tidak peduli harus memanggilnya Raden Mas Joko—kami akan berpesta darah segar! Aku begitu mendamba darah golongan AB negatif. Golongan darah langka yang artinya mahal. Seumur mati—begitulah nasib menjadi vampir tidak ada istilah seumur hidup—aku belum pernah mencecap jenis darah itu. Mungkin saja seperti anggur mahal. Aku sendiri lupa bagaimana rasa anggur itu.

Dengan perlahan bagian tengah dompet terbuka. Tepat! Banyak lembaran uang di sana. Ketika bukaan itu semakin lebar, aku menjerit! Demi sarung! Kenapa malah motif golok berjajar di sana?!

“Elu yang di sono!” sebuah suara menghentikan aksiku untuk meneruskan niat membara memiliki isi dompet itu. “Balikin dompet gue!”

Mustahil bin mustajab! Bagaimana mungkin ada orang yang sanggup mengejarku dengan kecepatan melebihi Ferrari? Kecuali ... kecuali makhluk macam Joko dan aku yang artinya vampir. Cari mati yang kedua kalau aku sampai mengambil dengan diam-diam—ingat, aku sekali lagi tidak mencuri!—dompet milik vampir. Kepalaku memutar untuk melihat siapa yang berteriak. Lelaki dengan tinggi tanggung, tidak cebol, tentu saja. Ukuran itu normal untuk lelaki di Indonesia. Wajahnya, rupawan, tunggu! Penilaian apa yang baru saja terlintas? Jelas diriku jauh lebih ganteng! Bule blasteran, siapa yang tidak tahan terhadap pesonaku? Well, aku harus waspada dengan mencari celah untuk melarikan diri. Jangan sampai nama baikku tercoreng. Ada sisi yang kosong saat sosok itu mendekat.

Aku bersembunyi di sebuah kandang bau dan sosok samar-samar itu semakin terlihat jelas. Semakin cepat kabur dari sini semakin bagus. Lagipula, bau di sini sungguh tidak mengenakkan.mengingatkanku bau badan Joko. Maaf Joko, lelaki yang menampungku sementara waktu memang kadang membuatku tidak tahan. Apalagi dengan minyak wangi ala jawanya yang justru seperti wewangian kemenyan. Sekali waktu aku ingin mengubah penampilan Joko agar terlihat modern.

“Cepet keluar atau gue laporin polisi nih?” ancam suara itu.

Cih, polisi? Bisa apa mereka? Mengacungkan pistol untuk mengancamku? Ancam aku dengan uang maka aku akan tunduk.

Untuk kalian yang mungkin membaca kisah para vampir, kalian mungkin berpikir bagaimana cara untuk membunuh kami. Benar-benar membunuh , maksudku. Jangan berpikiran untuk menodongkan perak ataupun salib. Cukup beri kami uang receh logam maka kaumku akan menjerit kesakitan. Kandungan yang entah apa isinya itu sanggup membuat kami merasakan sensasi panas dingin seperti orang yang masuk angin ditambah dengan sendawa berkali-kali. Sensasi itu secara perlahan-lahan akan meleburkan raga kami menjadi debu vulkanik.

Aku tidak terpengaruh oleh ucapannya. Ketika ada kesempatan, aku harus menggunakannya dengan sebaik mungkin. Raga itu sudah mencapai pintu kandang. Dengan kekuatan penuh, aku berlari keluar. Menurut manusia normal, mereka hanya akan merasakan angin berkelebat cepat di dekat mereka jika vampir melintas. Mereka hanya akan merasa ‘melihat’ sesuatu di ujung mata mereka tetapi mereka tidak yakin melihat sesuatu. Jadi, jika kalian mengalami hal itu—melihat sesuatu dan kalian merasa ragu—mungkin saja Joko atau aku sedang melintas di dekat kalian.

Ganteng-Ganteng SongongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang