1. Mimpi

13 2 0
                                    

"RENA!"

BRUKKK

○○○

"Regis!"


"Hm"

"Jangan hmhm aja lo. Mending bangun sana sekalian mandi. Lo tu bau banget."

"Ribet".

"Awas lo!!"

Rega Prambudiana sudah mulai kesel gara-gara saudara kembarnya ini tidak mau bangun juga. Dan akhirnya, sebuah ide melintas diotak nya.

Rega yang tadi diatas tempat tidur Regis dan juga pemiliknya masih ada diatas segera melenggang dari sana menuju kamar mandi. Regis sempat mengintip Rega pun hanya bingung.

Rega pun keluar dari kamar mandi dengan membawa se ember air penuh.

"Oy mau ngapain lo?!". Ucap Regis yang langsung kebangun dengan panik.

"Uda jelas lah. Bangunin lo". Balas Rega enteng.

"Mau pake air se ember gini?! Lo mau gue basah kuyup!?". Titah Regis dengan nada kesal.

"Buat sekalian mandiin lo. Tadi katanya lo ribet kalau mandi.". Sinis Rega.

Bangs*t punya kembaran,Batin Regis dengan tatapan datar kearah Rega. Yang ditatap hanya cengingir kuda.

"Udah mending sana lo mandi terus kebawah. Ayah udah nungguin", Kata Rega.

"Iya iya bawel. Lo kayak emak- emak depan rumah lama-lama." Tegur Regis seraya ke kamar mandi.

"Enak aja gue disamaiin sama emak didepan. Beda banget kali!." Umpat Rega dengan tampang kesal. Tak tahan lagi, Rega pun pergi dari kamar Regis.

Dikamar mandi, Regis hanya menatap wajahnya di cermin. Menatap lekat sebuah pantulan dirinya. Hanya memikirkan sesuatu.

"Mimpi itu lagi"

○○○

Diruang makan, Ardhian Prambudiana yang sedang duduk dimeja makan sambil membaca koran ditangannya. Menunggu dua orang lagi untung sarapan bersama.

"Ayah, Regis mana?". Tanya Rega yang baru turun.

"Loh bukannya tadi kamu cek dikamarnya, ya ga?". Balas Ardhian bingung


"Sudah yah tapi tadi dibuat kesel jadi aku ke kamarku dulu. Abis itu langsung kesini."

"Mungkin sebentar lagi dia kesini. Mending kamu duduk aja tunggu sarapan dari Bi Alya."

Ardhian melihat wajah putranya kelihatan khawatir. Khawatir kalau kembarannya kenapa-napa. Insting saudara pikir Ardhian.

"Coba aku cek lagi". Ucap Rega seraya berdiri bersiap menuju ke kamar Regis.

"Ga usah".

"Regis?".

Ardhian dan Rega melihat Regis turun dari atas dengan tatapan khawatir karna muka Regis keliatan pucat.

"Kamu ga papa,Regis?." Tanya Ardhian dengan tatapan khawatir. Takut anaknya kenapa-napa.

"Aku gapapa, yah." Balas Regis sambil menuju meja makan.

"Yakin? Kenapa muka lo pucat banget?". Tanya Rega sekarang.

"Iya gue sehat-sehat aja kok.". Ucap Regis tak terima.

"Jadi muka lo pucat kayak gitu kenapa?" Ucap Rega sambil meneliti wajah Regis curiga.

Regis yang risih dipelototin oleh Rega merasa jengkel."Ni mungkin kebanyakan pakai bedak tadi."

"Pakai bedak? Sejak kapan anakku pake bedak? Bukannya yang pake bedak itu cewek?." Sinis Ardhian.

Bencong gitu maksud ayah? Batin Regis kesal. "Mana ada Yah!."

Rega terkekeh akibat perkataan ayahnya tadi. Regis? Cewek? Apa kata dunia?. Tapi pikirannya kembali lagi dengan kondisi Regis.

"Beneran ga sih,Reg? Kalau sakit gosa dipaksa.". Kata Rega sambil menyantap sarapannya.

"Lo emang mirip emak didepan dah. Sok nyuruh!." Umpat Regis kesal.

"Ini buat kebaikan lo juga!". Balas Rega tak mau kalah.

"Yah lo diem aja!".

"Bukannya yang diam itu lo!!".

"REGA, REGIS!"

Rega dan Regis yang tadi beradu mulut langsung diam ketika suara ayah mereka menggema di ruang makan. Ardhian pun menarik napasnya pelan.

"Kalian cepatlah makan. Nanti kalian telat sekolah.".

"Iya yah.". Rega menjawab sambil menundukan kepalanya. Sedangkan Regis, dia hanya diam melihat ayahnya.

Apa aku menyusahkan kalian?

"Regis".

"Iya yah". Sontak Regis terkejut.

"Jujur dengan ayah. Kamu sakit? Jika sakit mending ga usah sekolah dulu. Nanti Rega titip surat ke kelasmu." Ucap Ardhian lembut.

Mata Ardhian yang terlihat sendu menatap mata Regis. Seolah Regis tidak mau ayahnya terlalu khawatir karnanya.

"Aku ga papa yah, tenang aj." Balas Regis dan langsung cepat memakan sarapannya.

Setelah sarapan, Regis dan Rega menuju garasi. Rega menatap heran kearah Regis. "Tumben lo naik motor".

"Mau cepat".

"Oh"

Ardhian emang membelikan kedua anaknya masing-masing mobil pada saat ultah mereka. Dan biasanya Regis selalu membawa mobilnya ke sekolah. Kali ini tidak, dia hanya membawa motor.

"Kalo di jalan hati hati".

"Iya bawel lo." Kata Regis seraya menaiki motornya dan langsung melaju pergi dari rumah.

"Reg, apa gara-gara kejadian itu lo berubah?" Rega bertanya- tanya.

###

Vote and comment gaes

Thankyou^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Can't Hold You For So LongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang