4. les privat?

72 19 0
                                    

Orang itu menurunkan kacamata tebalnya sedikit kebawah,lalu menatap horor ke arah siawa siswi didepannya.sambil mengetuk - ngetukkan bolpoin di atas meja.ia berdeham pertanda ia akan mengeluarkan unek - uneknya memanggil kedua siswa itu ke kantor.

"kalian tau!? " tanyanya

Tentu saja Yang ditanya merasa bingung. Bukankah tadi ia memanggilnya kekantor?,lantas sekarang kenapa mereka yang di tanya? Bahkan beliaupun belum mengatkan maksudnya memenggil mereka ke kantor. Jadi bagaimana mereka tahu alasan beliau memanggil mereka.
Meresa tidak tahu menahu,bukan merasa lebih tepatnya memang tidak tahu,mereka menggelengkan kepala,sabagai pertanda bahwa mereka tidak tahu alasan beliau memanggil mereka.

" okok, langsung saja ke intinya" ujar bu tyas.

"jadi gini,alasan saya memanggil kalian ke kantor karena saya mau,kamu reval,memberikan les privat atas nama sekolah kepada tasya.karna meskipun sekolah baru berjalan 1 bulan, tapi nilai-nilai tasya sangat tidak memenuhi kkm .jadi saya harap reval mau membantu memberikan les kepada tasya?!." ujarnya sambil menunjuk ke arah tasya.

What the

Bagai di sambar petir,tasya sukses melotot.mulutnya bungkam, lidahnya kelu seolah stok suaranya sudah benar benar habis,bahkan untuk menjawab penyataan tersebut pun rasanya susah bagi tasya untuk sekedar membuka mulutnya. bisa di simpulkan melalui ekspresi tasya bahwa ia menolak mentah mentah utusan itu.Dadanya sesak,pikirannya mulai kacau. Bagaimana mungkin bu tyas menyuruhnya les privat dengan orang yang paling ia benci?.melihat wajahnya saja tasya sudah muak jangankan wajah,bahkan mendengar namanya saja ia sudah merasa risih.apalagi harus berada di sampingnnya sepanjang hari ? Belajar bersamanya? bertatap muka secara langsung dengannya.? Bagaimana mungkin bu tyas dengan gampangnya meminta agar reval memberi les privat padanya.

tasya melirik ke arah reval, bukan kaget lagi,tasya heran melihat ekspresi reval yang sepertinya biasa biasa saja,bahkan mukanya terlihat datar,datar sekali seolah tak merasa keberatan dengan perintah atau lebih tepatnya ucapan bu tyas.

Merasa di perhatikan, Reval balik melirik tasya dengan ekspresi super datarnya.dengan cepat tasya memalingkan wajahnya,lalu menundukkan kepalanya. Mengamati lantai di bawahnya,agar tidak merasa malu sendiri karena kebodohannya yang berani melirik ke arah reval. Reval pun memalingkan wajahnya menghadap lurus tanpa ekspresi.

Meskipun begitu,dibalik ekspresi datar yang di tunjukkan reval. Sebenarnya ia pun sama kagetnya dengan ucapan bu tyas tentunya.ya tapi bukan reval namanya jika ia harus berteriak heboh hanya karena hal sepele, wait sepele?.apakah menurut reval masalah ini adalah hal sepele?.ah sudahlah lupakan itu.
Merasa tidak ada jawaban atas pertanyaanya,bu tyas mengulang lagi

"bagaimana?!," kata bu tyas, membuat mereka tersadar dari lamunannya

Dengan cepat tasya menggelangkan kepala.
"nggak, saya nggak mau.kenpa harus dia si bu?!." bantah tasya dengan melirik ke arah reval.benar saja reval tak angkat bicara sama sekali, seketika tasya merasa sangat kesal atas ekspresi reval yang sepertinya men-iyakan ucapan bu tyas.

"tidak ada penolakan" ujar bu tyas tegas dan Sukses membuat tasya membulatkan matanya sempurna.

"what, kok gitu sih bu, nggak bisa gitu dong. Pokoknya saya nggak mau,dan nggak akan mau" tolak tasya.

"saya bilang nggak ada penolakan, sudah cukup dengan kamu yang sering membuat masalah dengan cara berpakaian kamu yang tidak sepantasnya. Jadi kali ini saya akan memaksa kamu untuk les privat sama reval.kamu mau kan reval?! "balas tu tyas tak kalah kesal

"nggak, saya nggak akan mau,lagi pula si reval sendiri pun nggak ak__"

" baik bu, " kata reval, sukses membuat tasya menoleh ke arah reval dengan kesal. Sedangkan yang ditoleh merasa sama sekali tidak berdosa dengan ucapannya barusan,di depannya bu tyas tersenyum puas akan jawaban reval. Sedangakan tasya mendengus kesal.

Its Love? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang