"Bukankah itu terlalu tebal?" Yunhyeong mengerutkan kening pada sang adik, ingin marah karena adiknya nyaris menghabiskan lipbalm limited edition miliknya tapi ia urungkan setelah melihat wajah menekuk sang adik. "Kau kenapa?" tanya Yunhyeong setelah melihat Chanwoo yang hampir menangis.
"Bibir Chanu kering.. Pecah-pecah dan rasanya sangat perih hyung.." sang adik mulai merengek.
Yunhyeong menggeleng sambil memutar bola matanya malas. "Tapi tidak perlu menghabiskan lipbalm milikku juga. Kau 'kan punya satu!" pekiknya kemudian merampas lipbalm dari tangan Chanwoo.
"Milik Chanu juga sudah habis kemarin hyung. Bibir Chanu terus mengelupas dan itu rasanya menyakitkan." si bungsu Jung kembali merengek.
"Ada yang bicara masalah bibir?" lelaki bertubuh terlampau kecil menengahi percakapan antara saudara tersebut. Kim Jinwhan meletakkan beberapa buah lipbalm dengan warna dan gambar berbeda-beda. "Ini.. Sisa dari chapstick challenge Hanbin dan aku kemarin.." Jung bersaudara saling lempar pandang.
Menggeleng lalu menghela napas secara bersamaan.
"Kau menyuruh adikku menggunakan bekas bibirmu dan bibir pacarmu? Kalau adikku yang tercinta ini sampai terserang kanker bibit, siapa yang akan aku salahkan?" Jinhwan mengangkat bahunya tak acuh.
"Salahkan Hanbin, dia yang lebih berpotensi menderita penyakit mengerikan itu daripada aku." ayolah...
Bukan jawaban seperti itu yang Yunhyeong inginkan.
"Kau jahat sekali sama Hanbin hyung.." Chanwoo mengambil semua lipbalm yang Jinhwan berikan, setidaknya ia menghargai pemberian orang, meski bekas.
"Biar saja, dia menyebalkan.. Ah.. June!" Si kecil dengan suara merdu itu berteriak sambil melambaika tangan pada seorang pemuda tinggi yang terlihat kebingungan mencari tempat duduk.
Bukan karena kantin sedang sangat ramai sampai tidak ada meja yang bisa ia duduki, tapi sebaliknya.
Kanti terlalu sepi sampai dia bingung memilih meja yan Bagus. Beruntung Jinhwan meanggilya.
"Hai kalian.." pemuda tiang keluarga Koo itu duduk tepat disebelah kanan Chanwoo, senyum lebar dengan kedua mata menyipit menghiasi wajah bodohnya. "Kau kenapa?" kemudian bertanya pada Chanwoo yang masih betah meneku wajah imutnya.
"Hanya masalah bibir kering." Jinhwan menjawab cuek, kedua tangannya sudah sibuk berkutat dengan ponsel pintarnya.
Membuka aplikasi instagram demi menemukan direct message dari sang Hanbin tercinta.
"Ini bukan 'hanya'.. Bibir Chanu kering dan mulai mengelupas, rasanya sangat aa aa aaaaaaaaa perih." Chanwoo memajukan bibirnya dihadapan Junghoe, menunjukkan bekas sobekan pada bibirnya yang dibeberapa tempat sedang mengalirkan darah.
Bibirnya seksi, tapi tampak mengenaskan.
"Kau berlebihan." Yunhyeong menyusul Jinhwan, mengecek ponsel dan mendapati pesan masuk dari kekasih bergigi kelinci kesayangan juga selingkuhan dalam waktu bersamaan membuatnya girang hingga melupakan nasib lipbalm yang nyaris sekarat.
"Aku tau cara menyembuhkan bibir kering. Aku membacanya disebuah web kesehatan kemarin." Junhoe menepu tangannya sekali, membuat Jinhwan nyaris menjatuhkan ponselnya dan Yunhyeong tak sengaja menendang kaki meja dengan betisnya.
"Sial! Ponselku nyaris meninggal Koo!"
"Awww.. Sakit.." dua suara yang membuat Junhoe berdiri lalu membungkuk berkali-kali
"Maaf, maafkan aku." ucapnya kemudian kembali duduk di kursinya.
"Jadi bagaimana caranya?" Chanwoo bertanya penuh antusias, wajah mengkerutnya juga sudah tertarik dalam mode senyum lebar yang manis.
"Kemari." Junhoe menangkup kedua pipi bulat Chanwoo, jika dilihat dari sudut pandang Jinhwan dan Yunhyeong, Junhoe terlihat seperti seorang dokter ahli..
Iya, ahli penyakit demam ringan yang biasa diderita anak-anak. Wajahnya terlihat sangat bodoh saat ini.
"Tapi kau harus menahan perih sebentar, tak apa?" Chanwoo mengangguk, tak apa perih sebentar daripada harus terus menderita dengan bibir kering begini.
Jinhwan dan Yunhyeong masih memperhatikan gerak-gerik Junhoe, mereka sudah menyiapkan bogem mentah jika nanti si bodoh Junhoe malah melakukan tindakan aneh.
Perlahan, ibu jari Junhoe mengusap lembut bibir bawah Chanwoo, mengusap beberapa saat hingga membuat Chanwoo memejamkan matanya.
Setelahnya, tanpa aba-aba, Junhoe meraup habis bibir tipis si bungsu Jung, melumat serta menjilati permukaan bibirnya dengan lidah. Sontak Chanwoo terkesiap dan membuka lebar kedua kelopak matanya.
Koo Junhoe si pecundang kampus sedang menciumnya.
Ciumannya hanya terjadi beberapa saat hingga Yunhyeong dan Jinhwan tersadar dari keterkejutan mereka.
"Ya! KOO JUNHOE! KAU AMBIL KEPOLOSAN ADIK KECILKU! MATI KAU!" dan teriakan Yunhyeong menjadi awal dari aksi kejar-kejaran antara si sulung Jung dan si semata wayang Koo.
Lalu disana ada Chanwoo..
Yang sedang menyembunyikan wajah dengan kedua tangan sambil menangis, bersama dengan Jinhwan yang sedang memeluk dan mengusap punggungnya.
Wednesday, 04 September 2019