[First]

61 8 1
                                    

(2 years later)

Deli kini sudah semakin tumbuh, umurnya sudah menginjak angka 10 tahun, dan ia sudah cukup Fasih berbahasa Indonesia, kedekatannya dengan Rauzan pun semakin tak terbendung. Tapi sayang, Hingga saat ini Rauzan benar-benar tertutup pada orang lain kecuali dirinya. Rauzan tidak mau dikenalkan pada orang tua Deli, begitu pula dengan Rauzan, ia tidak mau mengenali Deli pada orang tuanya. Rauzan bilang bahwa semua itu tidak penting, yang jelas semua ini hanya mereka berdua yang lalui.

"Sayang, katanya kamu ajak temen kamu kesini." ucap Barbara Sambil mengolesi roti yang ia pegang menggunakan selai nanas.

"Yeah, Nanti ma..Rauzannya belum mau Deli ajak kesini." Ucap Deli sibuk menikmati segelas susu coklatnya.

"Baiklah, tapi lain kali kamu harus berhasil ajak dia kesini."

Deli mengangguk penuh semangat, bagaimanapun Rauzan harus Deli kenalkan pada kedua orang tuanya.

Deli menyambar Tas berwarna Silvernya, lalu berlari keluar rumah untuk bermain bersama Rauzan seperti biasa.

"Rauzan!" teriak Deli mencoba memanggil Rauzan yang sering sekali bersembunnyi.

"Don't playing with me, ayo Rauzan keluar!" titah Deli sebal.

Hingga akhirnya sosok Rauzan datang dengan kekehan di bibirnya. Rauzan tumbuh bersama dengan Deli...sosok Rauzan memang layak di katakan tampan. Meskipun masih bocil.

"Ada apa tuan putri?" tanya Rauzan dengan wajah polos.

"Kau itu menyebalkan! Kenapa sih selalu bersembunyi dariku." sembur Deli kesal dengan logat inggrisnya.

"Bersembunyi? Kapan? Aku hanya duduk di batang pohon itu."Rauzan menunjuk pohon tumbang yang ada di seberang sana.

Deli mendengus." terserah! Yang jelas kamu menyebalkan."Delik Deli dengan gaya anak kecilnya.

"Deli, jangan marah seperti itu dong. Aku benar-benar minta maaf...lain kali aku akan langsung menghampirimu tanpa perlu kamu teriaki terlebih dahulu."

Deli terhenyuh."janji?"Deli mengangkat janji kelingkingnya.

"Janji." Deli mengaitkan jari kelingkingnya pada jari kelingking Deli.

Akhirnya acara marahan Deli musnah, meninggalkan gelak tawa dari mereka berdua.

"Rauzan, masih ingat ini?" Deli membuka tasnya lalu mengambil sepasang mahkota bunga yang ia buat bersama Rauzan 2 hari yang lalu.

"Tentu, eh bukannya kita akan menikah hari ini?" tanya Rauzan membuat Deli tersentak.

"Benar! Maaf aku lupa memakai gaun."

Yayaya, kedua bocil ini sudah berencana akan menikah. Biasa anak kecil.

"Tidak apa-apa!" Rauzan menarik tangan Deli, lalu memeluk tubuh mungil itu dengan erat.

"Memangnya kamu mau menikah dengan Rauzan?" tanya Rauzan langsung diangguki Deli.

"Of Course." Deli memakaikan mahkota bunga itu ke kepala Rauzan dan sebaliknya Rauzan memakaikan mahkota itu pada kepala Deli.

"Tapi bagaimana caranya menikah?" Rauzan tampak berfikir.

"I don't know, tapi setau Deli...orang yang nikah itu di pakein cincin terus mereka ciuman."

"Eh, Ciuman?" Rauzan tersentak.

"Cium kening saja ya?" Ucap Rauzan langsung diangguki Deli.

"Tapi pertama-tama ayo kita cari dulu cincin."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

√Rauzan√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang