PARA SELIR

17 0 0
                                    


Seminggu lagi UAS berlangsung dan itu membuat gue lebih santai kayak dipantai. Prinsip gue di setiap Ujian adalah "Yang terjadi, maka terjadilah". Gue juga selalu memanjatkan doa yang sama dengan kalimat yang sama di setiap hari, doa yang mungkin juga sama dengan doa anak anak lain pada umumnya

"Semoga Nyokap gak menjadi brutal ngeliat nilai gue, Aamiin"

Gimana doa gue ? Bagus kan ?

Sebelum UAS dimulai sekolah gue mengadakan lomba kebersihan kelas, anehnya kelas gue diikutsertakan oleh pihak sekolah. Gue gak tau apa yang dipikirkan oleh para guru dan apa yang terjadi di ruang guru sehingga kelas kami bisa menjadi peserta di lomba ini.

"Mungkinkah terjadi perdebatan sampai tawuran diantara para guru ?"

Gak mungkin deh, gak lucu juga Bu Siti yang berumur 68 tahun muterin gear sambil teriak

"Maju lo anj*** !!!" ke guru yang lain

Ahmad sebagai ketua kelas ditunjuk sebagai babu utama di kelas gue, dan gue berposisi sebagai raja minyak yang menyuruh nyuruh babu gue didampingi dua dayang cantik di kiri, kanan dan atas gue, sementara Ipat dan Lukman gue posisikan sebagai budak yang ngipasin gue sepanjang babu babu gue yang lain bekerja.

Oke imajinasi gue terlalu tinggi untuk semua ini. Semuanya kebagian tugas, gue sendiri bertugas bersihin hati dan pikiran anak anak di kelas gue.

Lupakan.

Intinya pekerjaan gue paling gak berfaedah diantara temen temen gue yang lain

Setelah semua siswa membersihkan kelas ( tidak termasuk gue yang selalu izin ke kamar mandi ). Akhirnya kelas kami bersih juga untuk hari ini. Walaupun, gue berharap besok kelas gue normal seperti biasanya. Dengan bau kandang ayam yang khas dan mendarah daging di kelas kami.

Setelah aktivitas yang menguras air liur itu, gue memutuskan untuk beberes seperangkat alat tulis yang gue bayar tunai dan rebahan bentar sambil nunggu bel pulang sekolah. Ini adalah kebiasaan yang selalu gue sempatkan di sisa sisa jam pelajaran kayak gini. Walaupun hanya 1 menit, itu sangat berarti untuk kelangsungan hidup gue.

Gue baru aja menikmati tidur ayam gue, sampai akhirnya semua harus musnah ketika negara api datang menyerang

Kan negara api lagi... embuhlah...

Teng !!!! Teng !!! Teng !!!

Gue yang sedang mimpi menangkap 7 buah bola dragonball harus terbangun gara gara bel kampret ini. Padahal gue baru aja request ke naga sakti buat jadi ganteng, tapi baru keluar bokong dari si naga, mimpi gue udah jadi rontokan peyek ( Kerupuk khas Jawa yang terbuat dari cinta dan kasih sayang ).

Sial emang, padahal gue selalu berharap ketika gue terbangun dari suatu tidur, wajah gue berubah menjadi ganteng dan putih mirip oppa oppa Korea. Lalu, seluruh temen laki laki di sekolah gue akan bersujud karena ketampanan gue, dan cewek cewek di sekolah gue akan menjadi dayang dayang gue selama gue bersekolah disini. Tapi sayangnya, harapan ke 101 gue siang ini lagi lagi gagal, dan kali ini penyebabnya adalah bel sialan.

Bel ini adalah alarm gak penting yang selalu muncul dan mengganggu jam jam darurat. Dimana saat itu gue lagi sayang sayangnya sama buku gue yang udah jadi bantal. Bel itu adalah bunyi lonceng yang terbuat dari besi tua yang bahkan lebih tua dari umur sekolah gue, gue bisa tau karena di dalam lonceng itu terdapat tempat tanggal lahir si lonceng. Lonceng berbentuk aneh ini menggantung sendirian di pohon sekolah persis di samping majalah dinding. Udah jomblo karatan pula, kasian emang bel sekolah gue ini.

Gue bilang bentuk lonceng ini aneh karena bentuknya mirip tabung yang seperempatnya sedikit merucut, dan seperempatnya lagi kayak bola plastik yang udah sobek sobek. Sebegitu anehnya sampai gue yakin arsitektur yang lulus cumlaude aja gak bakal bisa salto pas lagi sikap kayang.

When I See YouWhere stories live. Discover now