Pintu mini market tempat Dara bekerja paruh waktu terbuka, gadis mungil dengan senyum angelic yang menawan itu menyunggingkan senyumnya seraya mengatakan selamat datang pada si pengunjung, namun raut ramahnya berubah sedikit keruh saat tahu siapa yang datang, pemuda dengan rambut hijau, tinggi seadanya dengan wajah sedatar papan triplek dan lebih dari itu Dara paling membenci sikap menyebalkannya yang selalu menyuruh gadis mungil itu untuk mengambilkan barang yang diinginkannya.
Dara tahu, sangat tahu malah kalau dia hanya seorang penjaga mini market yang harus memenuhi keinginan pengunjungnya, ya walau terkadang mereka sedikit memuakan dengan sikap soknya.
"Ambilkan aku kopi rasa capucino!" Pemuda bersurai hijau itu berkata dengan nada datar sedatar wajahnya.
Dara mengangguk dan tersenyum. Dia berjalan menuju lemari pendingin di sudut ruangan, mengambil botol kopi rasa capucino dari sana dengan sedikit menggerutu.
"Bisa jangan yang ini, kemasannya sedikit penyok."
Dara yang sudah berada di kasir mengedipkan matanya beberapa kali sebelum akhirnya mengangguk, boleh tidak Dara melemparkan botol yang katanya sedikit penyok ini ke kepala si hijau?
"Ini lebih baik," si hijau yang tidak Dara ketahui namanya itu berkata, dia menyodorkan uang pas pada Dara, mengambil botol kopinya dan berlalu.
Dara mendengus kesal, dia berharap pemuda itu tidak akan kembali dalam waktu yang lama, setidaknya satu minggu atau mungkin selamanya kalau boleh. Dara pikir mini market tempatnya bekerja tak akan rugi banyak kalau kehilangan pelanggan seperti dia.
Harapan tinggal harapan, pemuda yang menyebalkan menurut Dara itu kembali lagi tak berapa lama setelah dia pergi. Kali ini dia bersama seorang temannya. Gadis berwajah kalem -oh ralat, mungkin lebih ke wajah sangar dengan rambut pirang nya.
"Ambilkan aku ice cream dan 2 bungkus ramyeon!" Lagi pemuda bersurai hijau bertampang dingin di hadapan Dara berkata dengan nada datarnya.
Plakk
Dara meringis kaget saat gadis sangar di samping si hijau menyarangkan sebuah pukulan cukup keras di kepala si hijau.
"Tidak sopan!" ucapnya.
"Kalau mau menyuruh itu ya bilang tolong dulu kek! Maafkan kelakuan temanku ini ya eonni." sambungnya sembari tersenyum memamerkan gigi putihnya yang rapi.
Dara mengangguk dengan dahi sedikit berkerut, bingung kenapa gadis bermata kucing itu memanggilnya eonni, mereka kan tidak dekat. Ini pertama kalinya mereka bertemu.
"Kwon Jiyong, kau benar-benar tak tahu malu!" Keluh gadis pirang itu lagi entah karena apa sekarang.
"Jadi namanya Kwon Jiyong!" Dara menggumam pelan.
*G*
Shift kerja Dara sebentar lagi akan habis, dia melirik ke luar takut-takut kalau pemuda bernama Kwon Jiyong itu datang lagi. Ya, pemuda bersurai hijau menyebalkan itu memang tidak akan datang hanya sekali tapi 3 kali dalam sehari, membeli kopi capucino, ramyeon atau makanan ringan dan terakhir permen.
Dara berjongkok, membuka tas yang berada di bawah meja kasir bermaksud mengganti baju kerjanya setelah orang yang menggantikan shiftnya datang, dia merasa bersyukur kali ini pria menyebalkan itu tidak datang. Terhitung dari 3 bulan lalu pemuda hijau itu selalu datang ke sini.
"Kemana penjaga yang tadi di sini?!"
Dara menghela nafas di bawah meja, dia mengenal suara itu, terlalu mengenal suara itu malah, refleks Dara bangkit dari jongkoknya, menatap Jiyong dengan tatapan sulit di artikan, mengambil permen karet dari tangan Jiyong cepat, kemudian menyebutkan nominal harga yang harus dibayarnya.