Puisi yang Hilang

1 0 0
                                    

Dijalanan; kata-kata telah menjadi suara bising.
Menderu, dalam teriakan nasib.
Beberapa wajah terpenjara; dirantai harapan, terasing dari dirinya sendiri.

Puisi yang hilang.
Gugur daun tinggallah tangkai yang patah.
Semi menjadi kemarau; hujan adalah rindu bunga-bunga.

Setiap kata menuju doa, yang sunyi.
Dimatamu telaga telah menjadi lembah; menyembunyikan debu-debu selaksa.

Puisi yang hilang.
Ada yang tersesat diantara bait.
Telah lupa makna dan setiap irama selalu saja sumbang memekik telinga.
Ini bukan lagi puisi.
Hanya celoteh remah-remah sepi

By: dedsnugeraha

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Puisi yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang