reality

9.3K 620 167
                                    


Lelah.

Raga dan mental Hyunjin lelah luar biasa.

Tubuh dengan setelan kerja yang masih melekat itu dengan gontai memasuki unit apartemennya, dengan kepala menunduk menahan pening yang menyerang kepala karena di buat kelelahan oleh jadwal padat yang sangat tak manusiawi. Sepatunya ia letakkan bersisihan dengan alas kaki lainnya di rak yang tersedia, menggantinya dengan sandal rumahan yang telah tersedia, Hyunjin melangkah menuju ruang tengah flat apartemennya dan segera merebahkan tubuh tingginya di sofa.

Kepalanya masih pusing, kode keras dari tubuhnya yang menuntut istirahat setelah di paksa berkerja keras, Hyunjin memijitnya berharap rasa pening itu akan berkurang walau hanya sedikit. Matanya terbuka saat menemukan sosok pirang yang muncul dari ambang pintu kamar, tersenyum lembut yang membuat Hyunjin mau tak mau turut mengukir senyum. Lelahnya seakan meluap entah kemana saat tubuh itu meraupnya dalam sebuah pelukan, obat paling efektif dan manjur jika ia tengah berada dalam kondisi seperti ini.

" Sudah makan?"

Gelengan ia dapatkan, tangan yang kini berada di punggungnya menuliskan sebuah kalimat yang membuatnya mendengus, namun sedetik kemudian mengukir senyum tipis.

' aku menunggumu,'

" sudah berapa kali ku katakan agar tidur dan makanlah tanpa aku hyung?"

Sosok dalam dekapannya tertawa mendengarnya menoleh, tawa tanpa suara, Hyunjin kembali tersenyum seraya mengusakkan kepalanya pada bahu bidang yang selalu menjadi tempat paling menenangkan yang pernah ada. Pelukan di lepaskan, sosok dengan kaus hitam itu menggerakkan tangannya untuk menggantikan suara.

' mandilah, lalu makan bersama.'

" baiklah, apa yang ingin kau makan? Aku akan memesan makanan dari luar,"

' apapun.'

Hyunjin mengangguk, terlebih dahulu memesan makanan melalui jasa pesan antar sebelum kemudian beranjak menuju kamarnya untuk membersihkan dirinya.

" Oh iya, Chan-hyung?"

Sosok yang meraih tas kerja Hyunjin untuk ia simpan menoleh, memandang Hyunjin yang kemudian tersenyum simpul, lantas kembali membawanya dalam dekapan erat.

" peluk sekali lagi boleh?"

Sosok bersurai pirang itu terkekeh, mengangguk saja sembari mengusap surai kelam Hyunjin yang memejamkan mata menikmati pelukan. Namanya Bang Chan, kekasih Hyunjin——jika ia boleh memanggilnya begitu. Usianya tiga tahun lebih tua darinya, mereka telah bersahabat untuk waktu yang sangat lama.

Dan Hyunjin mencintainya.
























" Chan-hyung?"

Hyunjin keluar dari kamarnya dengan rambut kelamnya yang masih setengah basah, ia terburu-buru mengenakan pakaian karena ketukan dari pintu yang terdengar begitu tak sabaran, kemana Chan? Hyunjin segera meraih dompetnya di tas kerja yang masih tergeletak di sofa, padahal ia ingat tadi Chan mengambilnya untuk di simpan.

Sosok kurir yang mengantar makanan tampaknya telah mulai kesal, Hyunjin dapat melihatnya dari raut wajahnya yang keruh dan sikapnya yang kurang menyenangkan kala menyerahkan pesanan Hyunjin. Mau tak mau Hyunjin memberinya tip lebih sebagai permintaan maaf, walau jawabannya menyatakan jika pria paruh baya itu tak merasa kesal, Hyunjin tetap merasa bersalah.

" Chan-hyung?"

Hyunjin menatap kesal Chan yang muncul dari arah ruang kerjanya, wajahnya tampak merasa bersalah melihat Hyunjin yang mendudukkan tubuhnya di sofa dengan kesal sembari meletakkan makanan pesanannya dengan kasar. Chan buru-buru mendekat, meminta maaf melalui tatapan berharap Hyunjin dapat memaafkannya.

clair de lune : chèrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang