FACE

3.5K 305 44
                                    

~FACE~

Wajahmu adalah salah satu hal yang aku sukai

~FACE~

Lelaki manis dengan mole di bawah mata itu mendengus pelan sebelum menelusupkan wajahnya di atas lipatan tangan yang ia tumpukan di atas meja.

Dentuman musik yang begitu keras terdengar begitu menggema di ruangan yang minim pencahayaan ini. Lampu sorot dengan warna yang berbeda-beda bergerak kesana-kemari, berusaha menerangi setiap sudut ruangan walau hanya beberapa detik.

Orang-orang banyak menyibukkan diri untuk sekedar menari-nari menggerakkan badan di atas dance floor yang sengaja disediakan di sana.

Bau khas minuman keras menusuk indra penciumannya. Menimbulkan pening yang berlebih dan rasa mual.

Sial.

Hyunjin benci tempat ini. Jika bukan karena Felix, maka Hyunjin tidak akan sudi menginjakkan kakinya di tempat ini.

Terlebih lagi sekarang Felix justru menghilang, berdiri di antara lautan manusia yang tengah merasakan euforianya dan meninggalkan Hyunjin sendiri di salah satu meja yang dipesan lelaki ber-freckless itu.

Dan kini dirinya tengah merasakan pening akibat vodka yang diminumnya tadi.

Lelaki manis itu berusaha menjaga keseimbangan tubuhnya saat dirinya bangkit untuk mencari toilet. Sebelah tangannya bertumpu pada dinding bar. Menahan dirinya agar tidak limbung dan terjatuh.

Kakinya terus melangkah perlahan. Berjalan menjauhi keramaian di depan sana. Perlahan suara dentuman musik mulai memudar. Semakin kabur dari pendengarannya.

Helaan nafas lega terdengar dari belah bibirnya saat toilet yang dicarinya berada tepat di depan mata. Ia semakin mempercepat langkahnya saat sesuatu dalam dirinya bergejolak, meminta untuk dikeluarkan saat itu juga.

Cairan yang ada di dalam tubuhnya dimuntahkan begitu saja saat dirinya sampai di depan wastafel. Mengabaikan sosok lelaki berambut pirang yang baru saja keluar dari bilik kamar mandi.

Hyunjin sama sekali tidak menyadari saat lelaki itu justru mengunci pintu kamar mandi dan kembali berjalan mendekat ke arahnya.

Lelaki manis itu berkumur lalu mengusap mulutnya beberapa kali. Berusaha menghilangkan rasa pahit yang membekas di dalam mulutnya.

"Merasa mual, Cantik?"

Ia sedikit tersentak kala sebuah lengan kekar melingkari perut ratanya. Sontak dirinya melihat seseorang di balik punggungnya melalui pantulan cermin. Kedua matanya membola saat melihat seorang pria dengan surai pirang dengan mengendusi lehernya.

"Nghh, berhenti. Maaf, aku tidak mengenalmu," ucap Hyunjin berusaha menahan desahannya. Kedua tangannya sibuk melepas lengan pria yang masih setia memeluk perut ratanya itu. Namun hasilnya nihil.

Lelaki itu justru mempererat pelukannya sehingga tubuh Hyunjin menempel sempurna dengan tubuh lelaki tersebut.

"Ahh, janganhh,"

Satu desahan lolos begitu saja saat pria itu membuat satu tanda cinta di bahu mulusnya yang sedikit mengintip akibat kemeja satinnya yang disingkap.

Hyunjin dapat melihat lelaki itu menyeringai. Ia menggigit bibirnya kuat-kuat saat pria tersebut menyusuri leher jenjangnya menggunakan hidung bangirnya. Dan gerakan tersebut berhenti tepat di telinganya.

Lelaki itu menjilat sensual telinga lelaki yang ada di dekapannya sebelum akhirnya berbisik, "Call me Chris, babe."

~FACE~

Hyunjin tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berakhir dengan lubangnya yang dihujam berkali-kali dengan keadaan berdiri di salah satu bilik kamar mandi yang ada di sana.

"Ahh, Chris. Faster uhh,"

Chris semakin melebarkan seringaiannya kala mendengar rintihan nikmat lelaki manis itu. Kedua tangannya semakin mempererat pelukannya pada pinggang Hyunjin. Menahan tubuh lelaki cantik itu agar tidak terjatuh.

Ia semakin mempercepat tempo hujamannya pada lubang sempit Hyunjin. Menghujamnya tanpa ampun hingga desahan nikmat terdengar memenuhi bilik kamar mandi tersebut.

"Oh, Hyunhh. You're so tight,"

Geraman rendah itu membuat libido Hyunjin semakin memuncak. Pegangannya pada sandaran kloset semakin mengerat kala Chris mulai menghujam lubangnya dengan brutal. Ia dapat merasakan sesuatu dari dalam tubuhnya yang memaksa untuk keluar.

"Ahh, cum,"

Mendengar itu, Chris justru memperlambat tempo gerakannya. Menyebabkan erangan putus asa dari lelaki manis yang sedang ditungganginya.

Kekehan ringan lolos begitu saja dari belah bibir si surai pirang.

"Say it louder," perintahnya dibarengi dengan satu tamparan di sebelah bokong lelaki manis itu. Menimbulkan satu desahan lirih dari Hyunjin.

"Nghh, cum!" Ucapnya sekali lagi. Ia sudah tidak kuat menahan hujaman Chris. Kejantanan lelaki Bang itu terus saja mengenai prostatnya berulang-ulang. Begitu keras, panas, dan dalam.

Tangan Chris tak tinggal diam. Sebelah tangannya tergerak untuk menggenggam kejantanan Hyunjin yang terasa mungil di tangannya. Mengocoknya perlahan sembari memberikan pijatan-pijatan halus di sana.

"Make it together,"

Dan dalam tiga hentakan terakhir keduanya merasakan putihnya bersamaan. Hyunjin memuntahkan cairannya tepat di genggaman Chris.

Sementara lelaki Bang itu menembakkan spermanya di dalam lubang Hyunjin. Nafas memburu keduanya terdengar. Chris merundukkan wajahnya, mengecupi punggung putih Hyunjin dengan sesekali memberi tanda di sana.

"Ayo menikah denganku,"

~FACE~

by : xhanhylz

clair de lune : chèrieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang