Seorang pemuda tampak duduk merenung melihat sebuah surat di telapak tangannya, mempertimbangkan apa dirinya harus membaca atau membuang surat tersebut. Namun jika ia membuang surat ini, ia akan mati penasaran.
Tidak berapa lama pemuda itu akhirnya menyerah dan merobek amplop putih polos, lalu mengeluarkan selembar kertas yang merupakan robekan sebuah buku.
Assalamu'alaikum Warohmatulohi Wabarakatuh
Dear Kamu
Hai salam kenal, jika surat ini sudah di lihat oleh mu.
Aku merupakan salah satu orang yang mencintaimu, namun aku tidak berharap kamu dapat membalas perasaan ku. Aku cukup senang dapat memandang mu dari jauh, jadi ketika selesai membaca Surat Cinta ini. Kamu tidak perlu capek atau membuang waktu mu untuk mencari sang penulis Surat. Karena itu akan sia-sia, semakin kamu mencari makan semakin sulit kamu menemukanku.
Oke! Seperti yang aku tulis di awal, aku mengirim Surat Cinta ini padamu hanya untuk mengungkapkan perasaanku padamu. Namun aku tidak berharap balasan darimu.
Karena aku sadar, betapa jauhnya aku untuk menggapaimu. Aku tidak bisa dibandingkan dengan para penggemar mu yang cantik, aku hanyalah gadis yang sederhana.
Ah! Mungkin kamu berpikir aku pengecut, kuno, dan lainnya. Aku tidak masalah, karena memang benar apa adanya.
Aku menulis Surat ini, karena aku tidak sanggup untuk berhadapan dengan mu. Aku selalu merasa gugup, dan salah tingkah saat berada di hadapanmu.
Aku juga takut, jika aku akan menjadi egois. Egois akan dirimu, egois ingin memilikimu untuk ku seorang diri.
Aku takut akan bersifat posesif padamu, maka dari itu aku memutuskan pergi. Sebelum perasaan ku pada mu bertambah besar, dan membuat ku semakin ingin memiliki mu.
Hahaha.. Terungkap kan! kenapa kamu tidak dapat menemukan ku? Karena aku memang sudah tidak berada di sekolah ini. Aku merasa senang dapat melihat mu dari jauh.
Terima kasih atas warna yang telah kamu berikan, warna yang telah menghiasi hari ku. Walaupun kamu sendiri tidak menyadari nya.
Waalaikumsalam Warohmatulohi wabarakatuh
Dari orang yang mencintaimu dalam diam.
