Sore yang selalu mengisahkan tentang senja yang dirindukan. Entah senja mana yang ATM rindu. Karena aku tak lagi menyebutnya dengan senja namun ku ganti dengan jingga.
Tak lepas sudut pandangku mengenalnya dengan sebuah kesederhanaan yang selalu menyapa. Setelah Februari tahun kedua, kita masih tetap mejadi kita. Tak lupa untuk saling menyapa namun tak sempat untuk bertemu jua. Kini februari telah menuju maret. Ku tau maret kali ini terasa masih sama dengan bulan lalu namun terlihat tak ada satu pembahasan yang istimewa dari kita.
Aku sama sekali tak ingin mengusik pribadimu namun ku rasa aku masih peduli.
April Sendu !
Mulai kita jumpa bersama. itu bulan kelahiranmu yang ku tau tak terlalu banyak tentangmu, namun apa boleh buat kado telah ku siapkan. Pesan Spesial yang ingin ku kirim lewat WA pun telah ku persiapkan dari satu hari sebelum ulang tahun. Entah kenapa aku selalu antusias apabila semuanya berkaitan denganmu. Semua selalu dipersiapkan dengan matang. namun tanggapanmu masih tetap cuek dan biasa saja. Seperti seolah kamu menerima namun membuangnya kembali.
Malam di hari ulang tahun mu, ku kirim kan pesan lewat Wa itu dengan rasa sangat bahagia, dan berharap responnya begitu baik darimu. Tapi yang ku dapat hanya respon biasa seperti biasanya. Entah aku yang terlalu berharap lebih kepadamu. Tapi tidak ku pungkiri bahwa aku hanyalah pelabuhan sementara untuknya. entahlah, aku masih saja tidak mengerti dengan semua ini. Akhirnya April berakhir !
Mei,
Ramadhan yaa karim :) Kita selalu punya cara sendiri menikmati ramadhan. Jauh jarak antara aku dan kamu. tak dapat ku pungkiri rindu memang selalu menggebu. entah aku yang selalu merindu atau kamu yang tak mau tau. Saat itu, aku berkata ingin bertemu dengannya. Ku janjikan bertemu dengannya dibulan depan. hari telah berganti dan waktu terus berlalu. tibalah bulan yang ku janjikan ingin bertemu dengannya karena hanya alasan rindulah yang mampu membuatku bertemu dengannya.
Juni Manis :)
Bulan ramadhan berakhir hingga datanglah hari yang suci dengan penuh rasa saling memaafkan. Tepat di tanggal 10 Juni aku berjumpa dengannya di mall. Aku yang sengaja menunggunya saat itu mulai dari jam 1 siang sampai akhirnya bertemu juga di jam 4. Entahlah, mungkin aku yang bodoh atau terlalu berharap bertemu dengannya. Ada beberapa hal penting yang sempat kami obrolkan saat bertemu. mulai dari hal pribadi sampai lainnya. tapi yang paling penting di hari itu ialah aku bisa bertemu langsung dengannya. Juni juga yang membuatku menulis puisi tentang belenggu. saat itu aku lagi magang dan terciptalah sebuah puisi.
Tentang Sebuah Belenggu
Yah, Aku duri !
Duri yang ada pada mawar
aku lebih agresif dari apapun
jika ada jemari yang jahil
aku langsung marah !
Itulah yang selalu aku tawarkan
Untukmu...
Aku tau tak selamanya hati ini sama
Berbicara menunggu, aku sudah paham akan hal itu
Namun, seketika aku berfikir lagi