What Happen With Him

25 2 0
                                    

Author pov.

Sudah terhitung berkali kali flora menghembuskan nafas lelah.Lelah fisik dan batin.

Ruangan kelas seni dengan design abstrak juga jendela kayu lebar kotak kotak kecil memang sangat mencuri perhatian flora,Namun sayang ia tidak bisa menikmati itu karna dua anak manusia sedang mengerubunginya sekarang.Dengan terpaksa flora mengehentikan gerakan kuasnya pada kanvas.

Adelia menggoyangkan lengan flora berkali kali dengan rengekan  yang sumpah demi apa membuat telinganya kebas.

"Ayo dong flo...lo pasti punya kontak nya arga kan?"adelia menangkupkan kedua tangan didepan dada dengan wajah memohon,membuat flora meringis, ia merasa malu sendiri.

Heck!ini apaan dah..segitunya lo suka ke arga?.flora bergumam dalam hati.

"Suer dah gue gak ada kontak dia"balas flora malas,karna adelia sudah bertanya banyak kali.Ingin rasanya flora mengumpat keras Di hadapannya karna adelia ini benar benar mengganggu.Sudah 3 hari sejak flora mengikuti ekstra kurikuler lukis,adelia yang notaben nya anak eksul lukis juga.Tidak ada henti mengikutinya dan mencecarnya,hanya untuk mendapatkan nomor arga.

Flora yang satu kelas saja ga punya, oh dear!"gue juga suka sama arga tapi ga segitunya juga"gerutu flora yang tertahan di tenggorokan.

Lukisan untuk hiasan kelas sampai belum kelar karna ocehan gak bermutunya.

Chika berlari mendekat kearah flora dengan wajah berseri dia nampak membawa sekotak pensil warna"flo..kalo kontak nya koko lo ada kan?"ujarnya dengan menyodorkan pensil warna itu.flora tersenyim miring"sogokan nih"batinnya.

Flora menerima nya dengan senang hati."oh my ini yang gue cari.Flora tersenyum lebar"thanks chik".Chika mengibas ngibaskan tangan"nope nope"ujarnya.

" gue kirim nomornya"tukas flora dengan tangan yang sibuk mengirim kontak Koko pada chika.

Flora dengan muka berseri memegang pensil warna yang baru diberikan chika.

Adelia mengerucutkan bibir kemudian duduk di kursi samping flora."Lo mau apa dari gue flo"tanya Adel dengan tampang bete nya.Alis flora terangakat sebelah kurang mengerti apa maksud adelia.

"Lo mau apa? Bakal gue kasih deh.. Demi Arga"ujarnya enteng.

And hell!!.Mata flora melotot. Adelia tetap dengan mimik seriusnya.

Flora berdecak pelan dan memijit pelipisnya,tidak habis pikir dengan gadis ini. Flora menghembuskan nafas kasar kemudian meletakkan pensil warna pemberian chika.Berbalik menghadap adelia sepenuhnya.

"Gue lagi pingin bento sih"ucap Flora dengan menggosok dagunya,Adelia sudah tersenyum lega,mungkin dia berfikir Flora akan mberikan nomor Arga. Tapi musnah saar flora kembali berujar.

"tapi sumpah gue ga ada kontak Arga"tukas Flora dengan mimik sungguh sungguh.

Flora memberikan ponselnya pada Adelia "lo cek aja kalo ga percaya"tukas flora dengan menunjuk ponselnya yang sudah ada di pangkuan Adelia.

Adelia mendengus sebal, lalu mengembalikan ponsel itu pada flora. "Trus gue minta ke siapa? Kan temen gue yang sekelas sama Arga lo doang flo"rengek adelia dengan bibir manyun.

Flora melirik adelia malas kemudian mengangkat bahu acuh. Sedangkan chika sudah senyum senyum gak jelas dengan melihat ponsel.

"ck ck ck koko playboy cap badak beraksi"flora bergumam pelan dan melirik chika yang tersnyum dengan muka memerah. Lalu beralih menatap adelia.

"Minta ke orangnya gih"perintah flora.

"Malu lah gue flooooo"

"Yah terus Adelia Mahardika?? "flora mengepalkan tangannya gemas.

Abstract Heart PaintingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang