Hari selasa, jam tujuh pagi. Seulgi sudah bersiap dengan tas ransel dan dan jaket putih berlogo Adidas di dada kirinya. Kelas paginya di mulai jam sembilan, namun ada beberapa berkas yang harus ia kumpulkan pada dua dosen yang sabtu lalu meminta bantuan jasanya.
Semua berkas yang di butuhkan sudah Seulgi masukkan kedalam tas, bersama beberapa buku tulis juga buku penunjang lain yang ia butuhkan untuk mata kuliah hari ini.
Tiga semprotan parfum beraroma tulip dan seutas senyuman di pagi ini, menandakan bahwa ia siap menjalani hari dengan semangat.
Seulgi berjalan kearah rak sepatu, lalu memilih sepatu putih berlogo sama dengan jaketnya. Mengikat sepatu tersebut kencang, dan ia hentakkan beberapa kali.
"Berangkatttt!"
Tidakkah semangat Seulgi pagi ini menular pada kalian? Seulgi harap, iya.
---
Jalanan sekitar pemukiman Seulgi cenderung masih sepi, hanya beberapa kendaraan saja yang berlalu lalang. Pagi ini sedikit lebih dingin dari hari sebelumnya, syukurlah Seulgi memakai pakaian yang cukup untuk menghangatkan badannya. Bibir manisnya tertarik keatas membentuk sebuah senyuman saat matanya bertemu pandang dengan salah satu tetangga yang cukup akrab dengannya.
"Pagi kak." Sapa Seulgi. Ia membuka kaca helm dan menghentikan laju motor hitamnya.
Yang di sapa tak kalah sumringah. Ia menunjukkan senyum lebar dan membalas sapaan Seulgi, "Pagi, tumben jam segini uda berangkat?"
"Hehe iya nih kak, ceritanya jadi anak rajin. Kak Sumni juga tumben nih berangkat pagi-pagi? Mau jadi anak rajin juga ya?"
Sunmi terkekeh pelan, gadis Kang ini sering membuatnya gemas. Kadang jika ia tidak sedang sibuk bekerja, ia ingin sekali menemui Seulgi dan berbincang panjang lebar pada gadis yang sudah lama membuatnya penasaran ini. Namun sayang, Sumni terus menerus dibanjiri oleh pekerjaannya sebagai sekretaris di suatu perusahaan besar, sehingga harapan dapat duduk berdua dan berbincang dengan Seulgi hanya tinggal angan-angan.
"Aku emang rajin tau. Rumah kamu 'kan di ujung, mana tau kalo aku tiap hari berangkat jam segini."
Seulgi menggaruk pipinya yang tidak gatal, "Oh iya juga ya."
Sunmi kembali menunjukkan senyum gemasnya, "Yauda gih berangkat, nanti kamu telat."
Dengan semangat, Seulgi melambaikan tangan pada yang lebih tua, "Berangkat dulu ya kak!"
---
"Seulgi,"
Seulgi menoleh dengan helm yang masih dipakai. Ia baru saja sampai dan panggilan tersebut mengalihkan perhatiannya. Ia dengan gesit melepas helm dan memberi senyum hangat pada lawan bicaranya.
"Hai, Krys!"
Yang di sapa hanya tersenyum kikuk, "Soal kemarin--"
"--gak usah dipikirin." Potong Seulgi cepat. "Gue gapapa." Lanjutnya sambil menyunggingkan senyum, memutar kilas balik di otaknya tentang apa yang sudah terjadi kemarin sore. Saat hujan turun dengan deras, saat ia salah mengambil keputusan, dan saat dimana ia kehilangan cintanya.
---
Flashback
Seulgi berlari menembus hujan dengan bermodalkan jaket miliknya. Berlari menembus hujan yang bahkan sudah membuat sepatunya basah hingga tembus kedalam, Seulgi berdecak pelan mengenai itu.
Diangkatnya jaket itu lebih tinggi ketika sudah sampai tujuan. Kini Seulgi tidak sendiri di bawah hujan, Krystal menemaninya. Krystal dengan wajah kagetnya dan Seulgi dengan senyum beruangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jealous; Seulrene
Truyện NgắnIni tentang kecemburuan Bae Joohyun pada Kang Seulgi yang dicintainya.