Prolog

855 5 0
                                    

“Tolong...........Ise-kun, beri aku.........”

Di suatu malam sebelum piknik sekolah.

Dengan rambutnya tergerai, Akeno-san tengah menyudutkanku di ranjang!

Akeno-san mengenakan Yukata tipisnya dengan longgar, tapi sudah mulai hampir lepas, dan kulit putih pucat di bahunya terlihat jelas. Bukan hanya itu, bahkan area dadanya cukup terbuka untuk dilihat...........

Glek.

Aku hanya bisa menelan ludah di mulutku, tak mampu menyingkirkan tatapanku dari eksistensi pink yang berguncang dalam pandanganku. Dengan ekspresi menggoda, Akeno-san tengah merangkak dan mendekatiku dengan agresif!

Di setiap gerakan, payudara montoknya berguncang, menciptakan image yang akan kuhargai baik baik seumur hidupku!

“........Ise-kun akan mengabaikan aku dan bersenang senang di Kyoto........”

Akeno-san menangis sedih, lengannya melingkari leherku, tubuh lembut nan langsingnya bersandar dengan erat di tubuhkuuuuuuuuuuuuu!!

“Ba, bagaimana mungkin begitu, Akeno-san, itu kan hanya empat hari tiga malam. Kita akan bisa saling bertemu segera.”

Aku menjawab dengan suara senang. Jujur saja, pikiranku nyaris meledak oleh sensasi dari tubuh Akeno-san.

Yukatanya hampir betul betul lepas dan Akeno-san mendekatiku hampir telanjang!

Mimisan luar biasa.........

A-Aroma manis dari rambut hitam lembut Akeno-san..........tubuh dengan kehangatan menyenangkan, dia pasti baru saja keluar dari kamar mandi.

Akeno-san berbaring di atas dadaku dan bersuara seolah dia ingin menangis.

“......selama dua hari, aku takkan bisa menemuimu.......? aku bisa mati kesepian.......”

........Kenapa dia begini? Bahkan sejak pertarungan melawan Loki, Akeno-san menunjukkan hasrat yang kuat agar aku memanjakannya saat berduaan saja dengannya. Saat menonton televisi di ruang tengah, dia lengket denganku dengan kepalanya bersandar di bahuku; saat dia mengundangku berbelanja dan aku menjawab, ”maaf, aku lagi sibuk.....” dia cemberut dengan ekspresi marah yang imut. Setelah aku mengganti jawabanku ke ‘ayo pergi’ dia segera kembali pada senyuman luar biasa imutnya. Dari segi suara dan sikap,dia sudah bertransformasi menjadi gadis imut yang mudah disalahartikan sebagai gadis sebaya atau bahkan lebih muda dariku.

Onee-sama imut ini sudah melampaui Buchou dalam banyak hal. Meski ia masih mempertahankan sikap Onee-sama seperti biasanya di sekolah, semua itu berubah di depanku........

Buchou dan Akeno-san pasti menyembunyikan seni “Membunuh orang dengan sikap imut”.

Akeno-san meraih tanganku dan menempelkan kesepuluh jarinya dengan jariku.

“Jadi, untuk malam ini, aku akan mengisi empat hari dan tiga malam bersamamu.”

“Me, mengisi.....?”

Otakku hampir mendidih, tapi aku berusaha menahan diriku dan bertanya. Kalau Akeno-san yang imut ini melakukannya bersamaku, aku bersedia mati hari ini tanpa penyesalan.........

High School DxD Vol. 9Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang