Prolog

6 2 0
                                    

Selamat membaca

Hangatnya senja menemani sosok gadis yang tengah asyik membaca novel kesayangannya. Surya yang semakin tenggelam sama sekali tak mengusik kegiatannya. Ditemani secangkir teh hangat kesukaannya yang membuat ia semakin enggan untuk sekedar bergeser meninggalkan kegiatannya.

Dia adalah Anaraluna. Nara, begitulah ia dipanggil. Sosok gadis sederhana yang sangat menyukai semburat jingga yang banyak orang menyebutnya senja.

Entah sedari kapan, ia pun tak tahu dengan pasti, ia mulai menyukai senja. Baginya senja adalah hal indah yang sederhana. Hal yang menyenangkan dan juga menenangkan. Karena tanpa di sadari, ketika ia melihat senja senyumnya ikut merekah seiring dengan tenggelamnya semburat jingga itu.

Pada Juli tahun ini, ia genap berusia empat belas tahun, ia dua tahun lebih muda dari teman-teman sekelasnya.

Tahun ini pula adalah tahun terakhir ia memakai pakaian putih biru, tandanya tak akan lama lagi ia menempuh pendidikan di jenjang selanjutnya. Segala persiapan telah ia lakukan, hanya saja ia masih bingung melanjutkan pendidikannya ke mana.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Halooo. Terimakasih sebelumnya, telah membaca pembuka dari cerita aku. Ini bukan cerita pertama ku, sebenarnya ada beberapa cerita yang pernah aku publish sebelumnya, dan selalu tidak selesai. Mohon dukungan serta kritik dan saran pembaca agar aku dapat menyelesaikan cerita ini.
Happy reading

Saguling, November 2020

AnaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang