//Ini bukan rindu, hanya candu ingin selalu bersama denganmu//
Kata orang, serupa kalimat yang memerlukan spasi untuk dapat dimengerti, maka kita pun perlu jarak untuk bisa saling mengerti.Namun berjauhan dengan kekasih dan mesti merawat rindu bukanlah hal yang mudah.
Mendapati fakta bahwa kekasih hati tidak menghirup udara yang sama dengan kita akan membuat kita merasa asing dengan lingkungan kita sendiri.
Setidaknya itulah yang kini dirasakan Seulgi, si gadis pemilik mata monolid, mantan back dancer sebuah boy grup yang sudah mendunia, BTS.
Dance adalah hobi Seulgi dari kecil. Menjadikannya sebuah profesi jelas tidak disetujui kedua orangtuanya yang secara turun temurun bekerja di bidang pendidikan.
Seulgi dengan darah muda yang bergejolak dalam dirinya tentu saja tak peduli. Menari adalah passionnya. Irama adalah hidupnya dan sekarang bertambah lagi Jimin, salah satu personel BTS yang sekarang telah resmi menjadi kekasihnya, mendominasi alasannya untuk tetap bertahan dengan profesi yang –kata ibunya– kurang menjanjikan itu.
Sebagai seorang back dancer, Seulgi rela meninggalkan Korea dan ikut berkeliling mengikuti jadwal tur dunia boy grup ini. Tak peduli ibunya marah-marah sampai mengancam untuk mengeluarkannya dari kartu keluarga kalau masih saja menjadi back dancer.
Hingga suatu hari, Profesor Kang Dongwoon, ayah Seulgi, yang juga merupakan salah seorang peneliti tentang sistem perkeretaapian di Korea, harus dipindahtugaskan ke Swiss, guna melakukan penelitian tentang perkeretaapian yang akan segera dihidupkan kembali disana, membuat ibunda Seulgi harus mengikuti sang suami untuk mengurusi keperluan sehari-harinya.
Seulgi yang sudah nyaman dengan profesinya yang bisa sekalian traveling bersama pujaan hatinya itu, mau tidak mau harus pulang. Menggantikan posisi ibunya yang merupakan seorang pengajar serta pemilik salah satu yayasan pendidikan anak usia dini di Seoul, kota kelahirannya.
Menutup sekolah sangat tidak mungkin, mengingat sekolah itu merupakan warisan dari neneknya. Sangat mustahil untuk ibunya menutup sekolah tersebut. Mempercayakannya pada orang lain juga pasti tidak.
Jalan satu-satunya adalah Seulgi, anak semata wayangnya yang harus menggantikan posisinya di sekolah tersebut.
Seulgi yang sehari-hari berpenampilan slengean, dengan kaos oversize dan celana legging super ketat, sekarang harus berpenampilan menggunakan kemeja, rok sopan dan sepatu pentofel yang menurutnya kolot.
Membayangkan fakta itu, jelas Seulgi menolak mati-matian, namun Jimin mencoba meyakinkan Seulgi untuk menerima permintaan ibunya.
Meyakinkan diri bahwa menjalin hubungan jarak jauh tidak sesulit kata orang-orang. Jimin dan Seulgi masih bisa saling bertukar kabar dengan bertelepon atau video call.
KAMU SEDANG MEMBACA
SALAH
Short StoryKumpulan cerita pendek yang terjalin satu sama lain. Semacam omnibus, berkisah tentang kehidupan manusia yang divisualkan oleh the ultimate ship ; Seulmin, Vrene, Wenga, dll Dianjurkan untuk membaca pelan-pelan, resapi setiap diksinya, dan pahami c...