Bagian 3

721 96 18
                                    

   Aku membuka lokerku dan merasa aneh karna hari ini tak ada surat baru dari seseorang itu. Hanya ada surut kemarin yang aku masukkan kembali dalam lokerku. Aku membukanya dan membaca deretan huruf-huruf yang ditulis rapi atau seakan dibuat rapi.

‘ aku harap kau baik-baik saja setelah kejadian kemarin’
     Pengagummu.

Dahiku mengkerut memikirkan kejadian apa yang ia maksud. Dan Minyeong datang menepuk bahuku membuat lamunanku buyar.

“ surat lagi ? “

“ ah bukan ini yang kemarin, “

   Hari ini aku  dan Minyeong memiliki jadwal pelajaran minat yang berbeda aku kearah timur untuk mengikuti mapel lukis dengan profesor choi, sedangkan dia kearah sebaliknya dengan mapel entologi favoritnya.

   Setelah kelas selesai, aku menunggu Minyeong.  gadis itu berniat mentraktirku karna ia  baru saja mendapat kekasih baru ya entahlah aku juga baru tahu dia dekat dengan seorang laki-laki. Dari kejauhan Minyeong berlari kecil, dan menenteng sebuah buku dengan cover biru laut.

“ Duh sorry Jis, aku telat. “ suaranya terlihat ngos-ngosan, aku menggeleng.

“ Buku siapa? “

“ Cha Eunwoo, tadi profesor Kim menitipkannya padaku. “

  Mendengar nama eunwoo membuatku tertarik, “ Kenapa dititipkan padamu ?”

“ Dia izin sakit tapi buku laporannya belum diambil. “

  Aku hanya meng-oriayakan penjelasan Minyeong,

“ kamu tahu rumahnya gak?”

   Aku meraih buku eunwoo dan membuka isi laporannya, tulisannya rapi kalau mengingat dia seorang laki-laki. Bahkan sepertinya tulisanku lebih rapi darinya. Namun aku tiba-tiba teringat sesuatu, tulisannya mirip surat yang tadi ku baca. Aku meraih surat tadi, dan mencocokkan hurf-hurufnya.

“ Kenapa?”

“ Mau kau bawa ke mana ini ?”

“ Mungkin aku akan membawanya lebih dulu, “ Minyeong tersenyum malu dan menggaruk tengkuknya yang ku tahu itu tidak gatal.

“ Aku sebenarnya tak tahu alamatnya.”

“ Biar aku yang memberikannya. “

   Minyeong terlihat terkejut dan raut wajahnya terlihat ceria,
“ Benarkan? Kau tahu rumahnya?”

“ ah Tentu saja, “
Aku tersenyum meyakinkannya, padahal faktanya aku tak tahu sama sekali tentang pria itu, kecuali namanya.

“ Ah terima kasih Jisoo, sebenarnya aku ada urusan, “ Miyeong memegang tanganku dengan rasa bersalah.

“ maaf ya traktirannya di batalin, “

Aku menghela napas, “ Dasar, ya sudahlah sana pergi. “

“ lain kali aku traktir deh janji. “

Setelah kepergian Minyeong kini aku benar-benar bingung perihal di mana aku bisa menemukan pria bernama cha eunwoo itu.

“ Kenapa juga aku tadi gegabah. “

“ ah tahu ah pulang saja, “

  Aku memasukkan buku eunwoo dalam tas ranselku dan melangkah keluar gedung universitas yang ku tempati.

----
   Matahari sudah menyelesaikan tugasnya, kini giliran sang rembulan yang menggantikan tugasnya. Langit yang awalnya biru telah berubah warna menjadi gelap, lalu lalang orang di pusat kota terlihat semakin bersemangat. Seakan suasana malam ini menarik mereka untuk keluar rumah.
Aku melangkah dan bersenandung ringan. Beberapa kali menendang botol maupun kaleng yang tergeletak di jalanan.

   Aku melihat eunwoo di sana, di tempat yang sama ketika aku mengetahui namanya. Wajahnya terlihat pucat. Tubuhnya ia tundukkan. Matanya ia tutup, seakan tertidur. Aku menghampirinya.

“ Eunwoo ? “
Ia terjingkat dan membuka mata, menatapku.

“ Kim Jisoo, “

  Aku mendudukkan diriku di sampingnya, “ Kau sakit? “

  Aku mendekatkan telapak tanganku ke arah dahinya, dan sepertinya eunwoo terlihat terkejut.

“ kau habis dari mana?  “ tanyaku setelah memastikan suhu badannya terlihat normal.

Ia menunjukkan belanjaannya,
“ a-aku dari mini market “

“ ah ya, “

Aku teringat tentang buku laporannya yang aku bawa, dan membuka tasku untuk mengambilnya.

“ Ini Bukumu kan? “
Aku mengajukan buku itu ke arahnya, setelah memastikan jika buku itu memang miliknya, eunwoo mengangguk dan berniat mengambilnya dari gengamanku namun aku menjauhkan benda itu darinya.

“ apa kau juga yang menulis surut ini untukkku?”

Aku menyodorkan surat yang ku tahu dari seseorang yang menurut minyeong pengagum rahasiaku. Eunwo terlihat gelagapan dan bingung.

“ Bukan. “

“ Cha Eunwoo,”

“ Bukan Urusanmu”

  Bis datang memotong pembicaraan kami, eunwoo berdiri.

“ Bis ku sudah datang, kalau kau masih mau membawa buku laporanku bawa saja. “

  Ia melangkah, namun aku menghentikannya.

“ kenapa tidak jujur cha eunwoo.”
Laki-laki itu terdiam pada posisinya,

“ Kenapa kau tak pernah bilang kau menyukaiku, “

“ apa itu penting untukmu?”

“ Tentu saja, karna aku juga menyukaimu. “

   Aku menepuk mulutku sendiri yang tanpa seizinku mengucapkan kata-kata itu, eunwoo tersenyum.

“ kau bilang apa? “

   Bis yang tadi berhenti telah kembali melaju, dan eunwoo melewatkan bisnya.

“ Katakan lagi Kim jisoo, “

“ AKU JUGA MENYUKAIMU CHA EUNWOO. “

   Ia terkejut dan aku lebih terkejut lagi karna orang-orang tersenyum mengawasiku yang mengungkapkan perasaan, aku mungkin terlihat konyol sekali.

Aku terus-terusan menggetarkan kakiku merasa tidak nyaman dengan situasi seperti itu, aku menunduk dalam. Dapat aku dengar kekehan kecil dari eunwoo. Dan tunggu,
Tubuhku tiba-tiba terasa hangat, eunwoo merengkuhku. Tubuhnya yang ku lihat tadi lemas sekarang terlihat lebih segar. Ia membisikkan sesuatu dekat telingaku.

“ Aku menyukaimu kim jisoo. “

  Aku tersenyum dan melupakan rasa maluku. 

SECRETO - JisooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang