(2). Keputusan

5 1 0
                                    

Terimakasih telah memberikan kesempatan untuk menjaganya lebih dari apapun- Bulan Aksara Praditia



"Abang nanti jangan lupa buat anter bunda yah ketempat paman Benn, Kay mau kencan dulu sama Jeff" rayu si gadis dengan bergelayut di lengan milik pria yang sedang menikmati secangkir kopi manis buatannya tersebut.

Sang pria tidak bergeming hanya menatap sesekali gadis disamping nya yang kini sedang berusaha mengeluarkan jurus-jurus ajaib untuk nendapatkan persetujuan sang pria. "Yee masa abang mulu yang anter bunda, aturan kamu aja kan lagian mumpung bunda lagi di rumah. Biasanya anak perempuan itu manja-manja sama bundanya, ke mall kah, shopping gitu." Yang diberikan jawaban justru mengerucutkan bibir sembari menyanggah

"kan Jeff juga jarang bisa pulang ke bandung buat ketemu Kay, pliss yaah pliss nanti janji deh Kay pulang nya bawa Roti kesukaan abang selusin"

Akhirnya Aksa menyerah dengan rengekan adiknya dan segera mengiyakan permintaannya untuk mengantar bunda. Sungguh dia mulai acap kali tidak mengerti mengapa adiknya menjadi sebucin itu dengan sang pujaan hati, padahal kalau dilihat dan dibandingkan menurut Aksa antara sang pacar dan dirinya masih tetap menang tampan dirinya.

Siang yang cukup terik, ahh sepertinya matahari sedang tidak bersahabat hari ini. Dari arah koridor terdengar langkah kaki yang semakin dipercepat oleh sang pemilik. Tampak terlihat dari sana senyumnya mengembang dengan apik dari bibir, dan mata nya menatap seseorang yang tengah berdiri di teriknya cahaya matahari.

Sang penunggu sudah siap menyambut dengan merentangkan kedua tangan dan senyum yang begitu indah karena terhias lekukan manis di bagian pipi kanan dan kiri nya. Postur tubuh yang tidak berlebihan dengan pembawaan yang menawan.

"kamu udah lama nunggu?" Kini kayya mulai mendongak kepada sang pemilik senyum indah yang tengah di peluk nya. "Maaf ya, harusnya selesai lebih cepat" pintanya. Sang pria kini tengah sibuk menata rambut milik kekasihnya serta mengecup lembut puncak kepala sang gadis.

"No problem, aku belum lama sampai kok. Dan yah lumayan berdiri disini jadi pusat perhatian para wanita cantik di kampus, not bad" kekehnya dengan mata menyipit. "Yuk jalan sekarang, kasian cacing yang ada di perut udah pada demo minta asupan buat bekerja lagi hehe"

Keduanya kemudian masuk kedalam mobil, kemudian melaju sedang di teriknya hari di kota Bandung. Bersenandung seirama dengan lantunan lagu. Saling menatap satu sama lain, tak peduli apa takdir selanjutnya yang akan datang menghampiri keduanya.

~

-flashback off

Setelah mendengar cerita yang di sampaikan oleh teman dekatnya tersebut Saka seakan terlalu larut dalam kegusaran.

Banyak kemungkinan kemungkinan yang ia bayangkan tentang objek yang di ceritakan oleh sang sahabat.

Sudah hampir 2 jam ia menatap langit-langit kamar nya dengan tatapan penuh teka-teki. Seolah sedang memecahkan rumitnya kuis mata kuliah dari dosen killer di kampus nya.

Tangannya sesekali menggenggam smartphone kemudian tak sampai 5 detik selanjutnya diletakkan kembali ke atas meja yang dapat dijangkau dengan tangan kekarnya. Entah apa yang akan dia lakukan setelah ini tak dapat diperkirakan.

Tok...tok...tok
Pintu terdengar diketuk oleh pengunjung dari luar ruangan. Sang pemilik segera bergegas membuka.
"Kak Saka gaada niat mau masak gitu? Mami ga pulang lagi nih, lembur katanya" oh salahkan Saka yang sedari tadi terlarut dalam pikirannya sampai ia lupa harus mengurus adik nya itu.

"Bentar ya Dhika, kakak ke bawah dulu. Hmm tunggu 10 menit nanti kaka panggil kalau sudah selesai masakannya. Kaya biasa kan, nasi goreng telur tanpa sayuran dan kecap manis" Saka segera bergegas menuruni tangga dan bersiap di dapur yang sudah tidak asing lagi baginya.

Ya dia sudah biasa melakukan pekerjaan rumah yang biasa di lakukan mami. Mami terlalu sibuk dengan pekerjaan nya, mengelola Real Estate ternyata tidak semudah yang ada di FTV atau drama korea yang biasa di saksikan Dhika.

Mami seringkali telat pulang ke kediaman mereka. Bahkan lebih kerap menginap di kantor. Apalagi jika sedang banyaknya proyek yang harus dikembangkan di berbagai daerah, maka mereka harus menerima jikalau bertemu dengan Mami 1 bahkan 3 bulan sekali saja.

10 menit berlalu, "Dhika nasi goreng selesai nih, hitungan ke 3 ga sampe bawah kakak habisin semuanya ya", sang adik terdengar berlari dari arah kamar begitu mendengar hitungan dari sang kakak.

Selesai, keduanya segera  kembali pada aktivitas masing-masing. Kemudian terdengar notifikasi dari smartphone milik Saka,

Saka
Halo, gue Saka
Temen kakaknya Abimanyu, gue dapet nomor dari Abimanyu.


Aksara
Iya Saka, Abi udah cerita ke gue kemaren. Bisa di obrolin ketemu aja ga?


Saka
Boleh, besok gue free sih ga ada kelas
Di Teras Cafe aja gimana?

Aksara
Oke, 10.30 gue di tempat bro.
Read

Saka menatap lamat layar smartphone miliknya. Menimang nimang, benarkah pilihan yang ia ambil. Ahh beresiko memang, tapi hatinya terus bergejolak ingin melakukan hal tersebut.





--
Wah hampir 1000 kata :")
sabaar gais masih baru pembukaan, banyak teka teki yang harus kalian pecahkan. Happy reading gaisss


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Before The Light Come in // DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang