baby shark

369 11 4
                                    

"Dokter, di kamar 4 ada pasien yang akan melahirkan, vital sign normal dan dari catatan USG bayi nya makrosomia "

"Oke, pindahkan ke ruang operasi dan siapkan alat seksio"

"Baik dokter"

2 jam di ruang operasi, akhirnya aku dan 4 perawat lain nya berhasil menyelamatkan bayi pasien.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?" tanya suami dari pasien.

"Istri dan bayi anda selamat, hanya saja bayi nya perlu kami monitoring lagi. "

"Syukurlah, terima kasih dokter"

"Sama-sama. Permisi. "

***

Aku kembali ke ruang obgyn, tak lama kemudian hp ku berdering.

"Halo, assalamualaikum ma. Ada apa ma?"

"Waalaikumsalam sayang. Anak mama apa kabar? "

"Alhamdulillah karin sehat ma, mama juga sehat kan?"

"Alhamdulillah sayang..oh iya  gimana soal pasien?"

"Karin baru aja selesai seksio pasien ma. Bayinya lahir makrosomia. Badan nya gede hehe"

"Wihh baby shark dong"

"Ih mama bisa aja..hahaha"

"Sayang mama mau nanya kamu..tapi jangan marah dulu"

"Mmmm..Pasti mama nanya soal itu lagi kan? Nikah kan ma?"

"Yaa mama kan juga pengen lihat anak mama bahagia."

"Sekarang karin juga bahagia kok ma"

"Sayang..mama kan juga pengen punya cucu dari kamu. "

"Mm..doain aja deh ma..semoga tahun ini dilancarkan "

"Amiin sayang.."

"Yauda deh..karin tutup dulu ya ma. Laper banget nih. Love you ..Assalamualaikum "

"Waalaikumsalam wr.wb"

Ini adalah tahun kedua mama menanyakan itu lagi. Soal nikah? Menjadi seorang karin tidaklah mudah  menaklukan beberapa hati lelaki.  tidak semua lelaki bisa sanggup dan bersabar menunggu seseorang itu berhasil, apalagi soal karir. 
***

Siang itu aku dikagetkan dengan kedatangan Adi. Di sebuah rumah makan yang tidak jauh dari Rumah sakit tempat ku bekerja.

Aku menutupi muka ku dengan kertas menu, akan tetapi tidak berhasil. Adi telah melihat ku duluan.

"Masih belum diet juga? Hmm.." tanya adi membuat ku menghela napas.

"Buk, menu seafood nya ada apa saja?" tanya adi lagi ke pemilik rumah makan.

"Ada cumi, udang, ikan bawal juga pak."

"Saya pesen semua , gercep ya buk. Calon saya lapar. Hehe" lanjut adi sambil ngeledek.

Aku hanya bisa pura pura tersenyum ke arah mereka berdua. Setelah ibu itu pergi aku menginjak sepatu adi.

"Apaan sih di, pake bilang calon calon segala. Malu tau."

"Kenapa harus malu? Kan betul lu calon dokter gua juga"

"Lagian lu ngapain sih datang kemari. Bukan nya lu dah di jakarta buka klinik?"

" Langit jakarta abu-abu, sore nya senja berdebu. Memang betul juga kata lo kemarin. Kota tidak selamanya bisa buat tipe kayak gue bahagia."

"Maksud lo? Jangan bilang lo mau pindah"

"Gue ngga pindah. Tapi gue mau menuntut ilmu lagi"

"Jadi serius lu mau lanjut S3 nih? Mmm...adi congratulation! Gue seneng denger nya. Pantesan lu datang kemari buat ngasih kabar itu."

" iya.. Tapi kok lu seneng sih?"

"Lahh..siapa yang ga seneng coba, lihat kawan nya sukses. Gimana sih lu"

"Jadi lu ngga  kangen gue nih nanti?"

"Tuh kan mulai lagi..daripada kita bahas itu. Mending kita makan dulu "

"Gue serius rin,.."

"Adi...gue mau pulang nih bentar lagi. Pasien gue check up jam 3. Udah ah, makan dulu yuk nanti ceritanya "

"Yaudah deh.. Nanti gue nganter lu pulang ya?"

"What?? Terserah lu dah.."

***

Setelah selesai makan, tiba tiba adi membuka kan pintu mobilnya.

"Ga ah..gue duduk dibelakang aja"

"Ett jangan gitu dong, ntar gue dikira driver online."

"Iya iya..iya.."

Adi tersenyum lebar. Di dalam mobil aku sama sekali tidak berani melihat wajah adi. Aku selalu melihat ke arah jendela.

"Rin.."

"Haaa..?"

"Ga capek tuh musculus sternocleidomastoideus nya lihat ke kiri mulu?"

"Iya iya ..ini udah kan?"
Jawab ku sambil memandang ke arah adi.

"Senyum dong. Nanti kalo gue di jerman kan ga bisa lihat lo senyum lagi" kata adi sambil nyetir.

"Di.. Serius ini di jerman?"

Ekspresi ku tiba tiba berubah setelah adi menyebutkan kata jerman. Bahkan rasanya ingin menatap adi lebih lama. Karena kesempatan terakhir ini ga mungkin aku sia-sia kan begitu saja.

"Biasa aja lihat nya" ucap adi mau menertawai ku.

"Jakarta udah jauh. Sekarang lebih jauh lagi. So,  kapan boarding nya?"

"Ehmm...hmm..kayaknya ada yang sedih nih hehe" ledek adi sekali lagi.

"Yaudah kalo ga mau ngasih tau."

"Ga usah ngambek gitu. Iya minggu depan. Lu ikut antar gue ke bandara ya"

"Tapi kan..trus keluarga lo gimana?"

"Mereka dirumah , gue sama supir aja yang kebandara. Pas di bandara lu harus datang"

"Oke, gue pasti datang. Janji?!"

"Rin, gimana hubungan lo sekarang dengan si pengacara?"

"Alhamdulillah baik baik saja, kenapa di?"

"Oh gpp, gue ga mau aja lihat lu sedih gara gara dia. Apalagi liat lo nangis gara gara ditikung kemarin. Ups. Sorry"

"Masa lalu ga perlu dibahas, yang penting sekarang dia udah minta maaf."

"Emang maaf aja cukup?"

"Ih..kok jadi lu yang sewot sih"

"Kalau gue nih ya. Gue ngga bakalan maafin dia sebelum gue ketemu langsung dan dia bilang maaf."

"Jadi gue harus ngajak ketemu dia nih?"

"Oh jangan"

"Loh kok jangan? Tadi kan lo yang bilang"

"Maksudnya jangan sendiri. Ntar dia aneh aneh sama lo"

"Apaan sih di, gue juga udah dewasa kok, ga mungkin kali."

"Engga..engga..udah gini aja, gue temenin lu jumpa ama dia biar aman. Kan masih ada beberapa hari lagi?"

"Yaudah terserah lu deh"

***

Sampai sekarang sikap adi terhadap ku juga belum berubah, dia selalu mencemaskan ku dimana dan kapan saja. Apalagi tentang si pengacara. Dari sikap yang ditunjukan, terlihat sekali adi tidak menyukai hubungan ku dengan nya.








Oh My ObstetricianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang