Karena aku gak terbiasa memakai nama yang mainstream, jadi aku ciptakan Jae versi lokalku sendiri, enjoy!
Aku nulis cerita ini karena lagi kangen Jaehyun aja sih.
ⓙⓙⓙ
Tidak pernah ada yang senang dipaksa, namun kebanyakan senang memaksa. Manusia namanya. Iya, kita manusia memang gemar sekali memaksa tanpa pernah mau dipaksa.
Tapi apa jadinya kalau Nadine, seorang gadis yang tidak tahu apa-apa. Dipaksa untuk menikahi seorang pria yang bahkan tidak pernah ia kenal sebelumnya yang bahkan namanya saja Nadine tidak tahu.
Namanya Jafar Bratadiga, kepala keuangan di sebuah perusahaan periklanan yang cukup besar di Jakarta. Semula Jafar juga tidak pernah menyetujui ide konyol ayahnya untuk mempersatukan dia dengan gadis yang tidak pernah ia kenal.
Gila saja namanya kalau harus menikah dengan orang yang tidak dikenal, ayolah, ini bukan jaman purba yang menikah sesuai dikte orang tua. Pernikahan itu bukan hal remeh, tidak juga sesederhana kedengarannya.
Jafar tidak pernah menyetujui ide gila ini.
ⓥⓥⓥ
Masuk ke bulan ketiga, Jafar dan Nadine sudah resmi menikah. Mereka suami istri sekarang, walau keduanya tahu kalau pernikahan ini bukan mereka yang ingin, mereka tetap tidak bisa menolak perintah orang tua masing-masing. Pola pikir takut durhaka membuat mereka terjebak kelakuan mereka sendiri.
Padahal kalau mereka (Nadine dan Jafar) melawan sedikit saja, mungkin pernikahan asal-asalan ini bisa dibatalkan.
Tapi tidak bisa, ijab kabul sudah terucap, kalimat suci sudah bersaksi dan Tuhan sudah merestui. Tidak ada yang bisa mereka lakukan sebagai penolakan, karena begitu semua pengunjung dan penghulu berkata
'SAH!'
Dua sejoli itu sudah tidak bisa melawan. Baik Jafar dan Nadine hanya bisa pasrah, bahkan saat Jafar mencium kening Nadine saja ada sedikit keterpaksaan dan saat Nadine mencium tangan imamnya ada sedikit ketidak-ikhlas-an.
Hari ini hari Minggu, keduanya sama-sama libur karena kebetulan jadwal kerja dan libur Jafar juga Nadine hampir sama.
"Masak apa?" tanya Jafar mengejutkan Nadine yang sedang memutar spatula di atas katel. Wanita itu sedang memasak semur tahu sekarang.
"Masak semur tahu," kata Nadine sembari memajukan tubuhnya seri karena ia heran kenapa Jafar berdiri tepat di belakang Nadine, bahkan ia bisa merasakan kalau tadi tubuh mereka bersentuhan begitu intim.
Tidak bisa Nadine sangkal, Jafar dianugrahi wajah yang tampannya di atas rata-rata. Mungkin 1 berbanding 1000 di Indonesia yang mempunyai wajah setampan suaminya ini.
Tapi Nadine juga tidak bisa menyangkal kalau ia belum benar-benar mencintai Jafar, karena ayolah, cinta itu datang karena pertemuan dan kebiasaan. Sekarang Nadine saja tidak pernah bertemu Jafar, dan tidak ada kebiasaan yang membuat Nadine bisa cinta kepada Jafar.
"Masih canggung ya?" kekeh Jafar tanpa ada nada humor di dalamnya. "Maaf ya, aku cuma pengen ada pendekatan doang."
Nadine hanya diam. Ia tidak menimpali sama sekali perkataan imam dunia akhiratnya itu.
"M-mas, tunggu aja di meja makan. Nanti kalau udah selesai aku kasih tahu." Nadine berkata pelan.
"Oke," kata Jafar lemas.
Padahal Jafar hanya ingin kecanggungan di antara mereka bisa sedikit berkurang, sebab Jafar tahu kalau mereka tidak bisa terus-menerus seperti ini. Tidak ada suami istri yang tidur terpisah di malam pertama, dan tidak ada suami istri yang mandi di kamar mandi yang berbeda.
Salah kalau Jafar ingin ada sedikit perubahan dari istrinya? Karena ia juga sedang berusaha menjadi suami yang baik sekarang.
Walau terakhir kali, Jafar sempat diomeli oleh ayahnya karena mencuci piring dengan sabun mandi.
Niatnya ingin membantu istri, tapi malah merepotkan istri.
To Be Continued
ⓙⓙⓙ
TERIMA KASIH TELAH MEMBACA!
ⓙⓙⓙ
Kangenku sedikit terbayar. See you!
KAMU SEDANG MEMBACA
HALONIVERSE
Short StoryTentang semua yang pernah ada lantas berada di tempat yang sama. Selamat datang di gagasan yang tidak pernah ada sebelumnya.