Seminggu yang lalu rere mendapat kabar bahwa ia mendapat give away dari biro perjalanan yang ia follow di instagram yaitu trip ke korea selatan selama sebulan, tanpa pikir panjang dia langsung mengambil hadiahnya. Tapi dengan satu syarat yaitu tanpa tour guide. Dengan modal nekad ia tetap maju untuk ke negara impiannya. Setelah persiapan seminggu yang cukup memakan waktu dan tenaga, akhirnya keberangkatanpun tiba. Kini rere sudah dibandara dengan satu kopernya yang tidak terlalu besar, mutia temannya ikut mengantar.
"Orang tua lo gak nganter?" Tanya mutia yang melihat keseluruh penjuru bandara.
"Mereka gak bisa, harus ngurus kedai" jawab rere sedikit kecewa.
"Tapi duit lo cukup kan? Mau gue pinjemin? Gue bawa duit banyak" mutia merogoh tasnya, namun segera rere tahan.
"Gak usah, duit gue cukup kok. Hasil nabung berbulan-bulan, yah lumayan lah gak bakal buat gue jadi turis gembel" rere tertwa kecil.
Suara panggilan untuk para penumpang agar segera masuk kedalam pesawat berbunyi. Semua orang yang akan menuju ke Korea bergegas masuk.
"Hati-hati ya, jaga diri lo baik-baik" nada suara mutia seperti melepas anaknya yang akan pergi untuk study tour.
"Iya, ntar kalo gue udah sampe langsung telepon lo kok, dah..."
Dengan menggered kopernya rere pergi untuk memenuhi mimpinya, yaitu negara Korea Selatan.
***
Setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam, tibalah rere dibandara Incheon. Dia tersenyum, menghirup napas dalam-dalam. Dalam hatinya bersorak senang, seperti ini lah udara di Korea sangat berbeda dengan di indonesia. Mungkin karena musim semi, musim yang ia sukai. Walau tak tahu langsung seperti apa, tapi ia tahu sensasinya dari membaca buku dan menonton video. Dan sekarang ia bisa merasakan langsung, rere mengrejap meyakinkan lagi bahwa ini bukan mimpi.
Ia segera bergegas untuk mencari taksi, tak lupa rere mengeluarkan ponselnya agar bisa berkomunikasi. Ia menyetop taksi yang lewat, dan memasukan kopernya kedalam.
"I jiyeog-eul pojanghasibsio!" (Tolong pak ke daerah ini!) Rere menyodorkan alamat hotel yang akan dia tuju, sang sopir pun mengangguk.
Dia duduk dengan tenang dibangku penumpang. Matanya terus berbinar saat apapun yang dia lihat dijalan yang ia lewati. Bibirnya tak henti-hetinya berdecak, memang sungguh indah negara ini.
Saking asiknya, dia tak menyadari bahwa taksi sudah berhenti. Pak sopir pun segera menyadarkan rere dari kekagumannya.
"Agassi..."
Rere tersenyum malu, kelihatan sekali dia baru pertama kali ke korea. Ia langsung merogoh dompetnya dan menyodorkan lembaran won.
"Khamsahamnida" rere segera turun dan masuk kedalam hotel yang telah ia pesan saat masih di indonesia, hotelnya begitu besar dan menjulang tinggi.
Dengan percaya diri rere menggered kopernya masuk, ia berjalan kearah resepsionis. Kali ini ia akan menggunakan keahlian bahasa inggrisnya yang tak ala kadarnya. Rere memberi tahu identitasnya.
"Wait"
Resepsionispun mencari nama rere didaftar pemesan. Akhirnya kunci kamar no 308 diserahkan kepada rere. Si resepsionis memanggil seorang staf untuk mengantar rere ke kamarnya. Dia diminta menunggu dibangku lobi. Rere asik dengan matanya yang menyapu seluruh isi lobi yang begitu indah interiornya, pantas harganya selangit. Suara ketukan sepatu hitam membuat rere menoleh, sekitar 30 detik ia tak berkedip. Saat sosok itu tepat dihadapannya rere masih menatapnya dengan mata yang seratus persen terbuka.
"Excuse me...miss rere from indonesia?"
Rere mengrejap, ia salah tingkah saat ketahuan menatap tanpa berkedip.
Rere berdehem "ye...yes"
Staf hotel itu tersenyum, entah mengapa perutnya seakan diisi oleh beribu kupu-kupu. Perasaannya tiba-tiba aneh, perasaan yang tak pernah ia rasakan saat di indonesia. Rere menepuk-nepuk dadanya agar perasaan aneh itu hilang.
"Kamu gak papa?"
"Hah?"
Rere mendongak kaget, apa katanya? Dia berbicara bahasa indonesia?
"Kamu gak papa?" Dia mengulang kembali pertanyaannya, "ah...kamu pasti terkejut saya bisa berbicara bahasa indonesia" sosok laki-laki dengan tubuh menjulang tinggi, matanya yang tajam, senyumnya yang kotak mampu meporakporandakan dunia rere.
"Ah i...iya, aku kaget banget" jawab rere saat kesadaraannya telah kembali.
Pria itu terkekeh "selain belajar bahasa inggris saya juga belajar bahasa indonesia" ujarnya tanpa ditanya.
Rere beroh ria "tapi fasih banget ya, kalo gak liat orangnya pasti bakal dikira orang indonesia asli"
Pria itu tersenyum, senyumanya entah mengapa membuat rere betah menatapnya. Segera ia membuang muka saat pria itu menatapnya. Jangan sampai dia ketahuan mencuri-curi pandang, akan jatuh harga dirinya.
"Mari saya antar!" Pria itu segera membawa koper rere kedalam lift.
Didalam lift hanya mereka berdua, suasanapun sedikit canggung. Rere mendongak untuk melihat lagi wajah proporsional si staf hotel. Setelah diperhatikan dia benar-benar tinggi, rere yang tingginya 167 cm saja hanya sebatas lengannya.
"Nama saya Kim Tae Shin" tiba-tiba suara berat itu memecah keheningan.
"Senang bertemu denganmu taeshin" rere tersenyum, dalam hatinya bersorak senang. Belum 24 jam dia sudah mengetahui namanya tanpa susah-susah melakukan hal yang modus.
Mereka pun sudah sampai di kamar rere, taeshin membawa koper kedalam. Sebelum ia pergi, taeshin berucap "kalau ada yang dibutuhkan hubungi resepsionis atau hubungi saya, yang kebetulan bisa berbahasa indonesia" taeshin pun pergi tanpa meninggalakan senyumnya.
Sedangkan yang diajak berbicara, tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia menatap punggung yang tegap itu sampai menghilang dibalik pintu.
TBC
Segini dulu ya, kepanjangan kalo disatuin 😄
Vote & coment😘💜
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trip Come To Love ✅
Teen FictionIni versi asli ya murni belum aku kurang atau tambahin,, karena kebutuhan lomba jadi aku revisi sedikit kalo kalian pengen baca versi revisinya silahkan buka wordpress exoffindo atau langsung masuk link ini 👉 https://exofanfictionindonesia.wordpres...