part 3

9 2 8
                                    

21 Mei 2019

     Hari itu telah berlalu namun kejadian itu masih terekam jelas dalam benak Yuni bagaikan piringan DVD rusak yang selalu berputar dan kembali lagi.

     Setelah kejadian itu, bahkan pria yang kerap Yuni panggil Bang Rino itu lebih jarang bahkan tak pernah mengirimkan pesan kepadanya. Di grup chat yang dulu jarang terdapat nama kontak pesan dari bang Rino kini bahkan tak pernah muncul selama tiga hari belakangan.

     Kini sang mentari mulai berada hampir diatas kepala, cahayanya mulai menyengat kulit orang yang dikenainya.
Ruangan ujian yang ditempati Yuni sudah hampir kosong karna siswa-siswi yang telah berhamburan keluar kelas.

     Seperti biasa Yuni tengah menunggu Zizah yang sedang mematikan kipas angin dan lampu yang sering terlupa dimatikan.

"Udah belom Zah? Keburu tambah panas nih"

"Bentaran dulu Yun, ini juga lagi jalan!"

     Mereka berdua memang sering saling tunggu karna sama-sama menaiki sepeda, juga ruangan yang sama dan posisi tempat duduk yang berdekatan atau lebih tepatnya hanya depan belakang.

     Berbeda dengan hampir sebagian siswa yang memilih diantar jemput, naik angkutan umum atau bahkan membawa sepeda motor yang sengaja dititipkan kepada rumah-rumah penduduk disekitar sekolahan mereka.

     Setelah mengambil sepeda mereka, kedua siswi itu berpisah didepan gerbang sekolah karna memang arah rumah yang berlawanan. Memang banyak siswa ataupun siswi yang berarah sama dengan Yuni, namun gadis yang masih duduk di bangku kelas dua SMP itu lebih memilih untuk bersepeda sendirian.

"Duluan ya Yun!"

"Iya kamu juga hati-hati dijalan, awas kalo ada tembok atau pohon jangan ditabrak!"

"Serah deh."

     Sesampainya dirumah Yuni langsung pergi ke kamarnya, mengganti bajunya dan melakukan apa yang biasa ia lakukan.

"MBAK!!! MBAK YUNI DISURUH IBUK TURUN DULU NOH MAKAN!"

"IYA BENTARAN!"

     Setelah mendengar teriakan dari adiknya, Yuni segera turun untuk makan siang.

"Mbak, nanti anterin ibuk ya kerumah bude!" Ujar ibu Yuni yang telah melihat anak sulungnya menuruni tangga.

"Ibuk, Putri ikut ya?" Rayu Putri.

"Kamu kan nanti ngaji!"

"Ihh kan sekali-kali gak berangkat juga gak papa buk!"

"Gak mau berangkat ngaji! Gak usah main besok!" Sahut sang bapak yang sedang menonton Televisi.

"Ih bapak mah gitu!" Kata Putri sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

"Alay"

"Bodo!"

"Udah entar anterin ibuk!" Potong sang ibu saat melihat perkelahian kedua anaknya.

"Njeh buk"

     Dari tadi Yuni bahkan tak mengatakan sepatah katapun diboncengan motor metik ibunya, berbanding terbalik dengan kebiasaannya yang tak bisa diam membuat sang ibu gelisah.

"Tumben diem? Biasanya nyerocos mulu itu mulut kamu!"

"Gak papa buk, cuman capek aja. Sekali-sekali biar ibuk gak ngomel juga."

"Kamu mah dibilangin!"

"Hehehe"

     Sesampainya dirumah kakak ibunya tepatnya sebelum masuk ke rumah sang Bude ia mendengar seseorang memanggil namanya.

Love Handsome NerdsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang