Bab 2. Ijin selingkuh? Atau malah perintah?

2.3K 156 24
                                    

Ikutan promo

Pemesanan;Wa: 0812-5207-0525

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pemesanan;
Wa: 0812-5207-0525

Info!
Cerita ini juga ada di mangatoon. Bagi yang punya akun, bantu penulis kasih jempolnya ya. Makasih😁😍
.
.
.

Selamat membaca

Mulutku hanya terkatup. Menunggu solusi apa yang ditawarkan oleh suamiku tercinta. Lelaki yang menyandang status sebagai suamiku itu menyunggingkan senyuman yang dulu mampu menggetarkan kalbuku.

Dan kini masih, namun ada kegelisahan kini saat menyadari arti senyuman penuh bahagia itu.

Apa benar dia akan memintaku mengijinkannya menikahi wanita yang baru saja bertukar rindu melalui ponsel?

"Sayang... Kita akan bisa punya anak. Maksudku, kamu bisa mengandung," ucapnya dengan wajah penuh binar bahagia.

Aku tertegun sejenak. Apa maksudnya? Dia tidak memintaku merestuinya dengan siapapun yang tadi di telponnya? Apa barusan aku yang salah dengan pembicaraannya? Tapi aku yakin sekali, pendengaranku masih normal. Namun kenapa???

"Hei... Kok malah bengong!" tegurnya tak suka. Kini wajahnya mengernyit marah.

"Aku bingung," ujarku jujur.

Dia kembali tersenyum sumringah.

"Aku... Maksudku keluarga Hartono tetap akan memiliki keturunan, kamu akan melahirkan keturunan bagi keluarga Hartono. Dan Johan tidak akan mendapatkan apa pun lagi dariku. Bahkan aku akan mengambil semua yang dia rebut dariku," ujarnya dan bergumam di akhir kalimat. Namun aku masih bisa mendengarnya dengan baik.

Jadi dia mau memanfaatkanku demi mendapatkan wanitanya kembali? Benarkah? Apa dia pikir aku bisa dia bodohi?

"Caranya?" tanyaku pura-pura tak mengerti maksud terselubungnya. Tak juga mendengar gumamannya. Dia bernafas lega mendengar antusiasku.

"Begini sayang, aku... Maksudku kita sama-sama tau kondisi aku tak memungkinkan kita memiliki keturunan. Makanya aku mengijinkanmu menerima benih lelaki lain."

Aku menatapnya tak percaya. Begitu mudahnya dia menyuruh istrinya dihamili lelaki lain. Dalam artian, lelaki—yang sayangnya suamiku ini, mengijinkanku dimasuki lelaki lain. Bercinta atau just having sex hingga hamil. Hell, sound a crazy thing.

Apa dia pikir aku ini seorang jalang? Hingga mudah melakukannya dengan sembarang lelaki? Tanpa ikatan apapun?

Lelucon apalagi ini?

"Kamu sadar dengan yang kamu bicarakan?" tanyaku masih berharap dia akan menyadari kesalahannya.

Namun anggukannya membuatku berpikir lain tentangnya. Semakin membuatku meyakini posisiku dalam hidupnya.

New Affair (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang