Episode 2

19 3 0
                                    

Tepat sebelum angin setajam pedang memotong leher Fang Fang. Pemuda yang dia tolong melemparkan pedangnya untuk menangkis serangan yang ditujuhkan pada Fang Fang.

Pedang yang dilemparkan oleh pemuda itu dapat kembali ke tangan pemuda itu. Jadi pemuda itu dapat menggerakkan pedang tanpa menyentuhnya.

Fang Fang terkejut tiba-tiba sebuah tangan kekar, melingkari pinggangnya. Menuntun Fang Fang agar berada di belakangnya.

Seketika Fang Fang membuka mata melihat tangan siapa yang melingkari pinggangnya. Ternyata itu tangan pemuda yang hendak ia tolong.

Pemuda itu mengayunkan pedangnya dan angin setajam pisau mengarah ke tiga orang tadi. Angin yang lebih kuat dari serangan tiga orang tadi.

Angin itu tepat mengenai perut ke tiga orang itu. Ketiga orang itu terpelanting jatuh sejauh 10 langkah ke belakang. Dan perut ke tiga-tiganya sobek dan setelah itu mereka tiada.

Demi melihat kejadian itu Fang Fang tidak berkedip sama sekali. Fang Fang tidak percaya orang yang berusaha dia selamatkan ternyata sehebat itu.

Bahkan hanya satu ayunan, tanpa menyentuh tubuh maupun pedang musuhnya. Tiga orang didepannya tiada, sungguh mengerikan. Lalu untuk apa Fang Fang ada disini menyelamatkan ?

Pemuda di depan Fang Fang berbalik menatap Fang Fang. Tangan pemuda itu terulur ke wajah Fang Fang, membuka kain yang menutupi separuh wajah Fang Fang.

Fang Fang diam saja dia masih tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Pemuda itu sedikit terkejut, ternyata gadis yang menyelamatkannya memiliki wajah yang kelewat elok untuk dipandang.

Kemudian tiba-tiba tubuh pemuda itu lemas dan terhuyun memeluk Fang Fang. Fang Fang segera menahan tubuh pemuda itu. "Apa dia pinsan ?" Batin Fang Fang.

_________________________________________

Zeng Zinteng menggerakkan kelopak matanya, berusaha membukanya.

Saat matanya tebuka, samar samar dia melihat seorang gadis sedang menumbuk tanaman obat.

Zeng Zinteng mengejamkan matanya lagi dan membukanya kembali. Kali ini pandangannya tidak blur.

Dengan jelas dia dapat melihat seorang gadis dengan hidung kecil mancung, bibir mungil ranum, kulit putih bak boneka porselen, bentuk wajah yang sempurna tidak tirus namun juga tidak terlalu cabi. Dengan baju sederhananya gadis itu malah terlihat elegan dimata Zeng Zinteng.

Sungguh ini adalah pertama kali bagi Zeng Zinteng terpesona oleh seorang gadis. Bahkan tak pernah dia memandang seorang gadis selama ini. Gadis itu berjalan mendekat sambil membawa tanaman obat yang telah ia haluskan.

"Akhirnya kau bangun juga, apa kau sudah mendingan?" Fang Fang duduk di kursi sebelah Zeng Zinteng berbaring, dia bertanya sambil beberapa kali melanjutkan menumbuk.

Zeng Zinteng tak berminat menjawab, dia hanya terdiam merasa aneh dengan dirinya yang tak bisa berhenti menatap Fang Fang.

"Owh iyah kau berada dirumahku, aku membawamu kesini. Kau pinsan setelah menghajar mereka dengan sekali kibasan pedang. Hei itu sangat hebat sekali. Bagai mana cara mu melakukannya ? Wus... dan berakhir"

Fang Fang berdiri dan bergaya seolah di tangannya terdapat pedang, lalu mengibaskannya meniru aksi Zeng Zinteng.

Bibir Zeng Zinteng tertarik ke atas membentuk senyum. Namun ia segera menormalkan kembali wajahnya saat Fang Fang kembali duduk.

"Sungguh menarik dia tidak hanya membuatku terus meperhatikannya, tapi juga bisa membuatku tersenyum hanya dengan bertingkah konyol." Pikir Zeng Zinteng.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Die To Be With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang