Ch 1: berburu harta

16 5 0
                                    

  Beberapa jam sebelumnya

  Bus sedang melaju dangan kecepatan normal melewati jalan di pegunungan, bus itu membawa siswa dari SMA Bima Sakti, yang akan melakukan kemah di pegunungan

  Di dalam bus ada siswa yang bermain gitar, bernyanyi, main hp, tidur, dan bahkan ada yang lagi pacaran.

Seorang anak sedang bermain dengan ponselnya. Berbeda dengan kebanyakan anak seumurannya yang menggunakan ponsel untuk main game, nonton video, chatingan, dan lainnya, dia memakai ponselnya untuk melihat berita-berita tentang Astronomi.

  (Rafael pov)

  Namaku Rafael Ardian, biasanya aku dipanggil Rafa atau El. Aku saat ini ada di dalam sebuah bus, yang sedang dalam perjalanan ke pegunungan, untuk melakukan kemah bersama teman-teman kelas ku dan 3 kelas lainnya, dengan menggunakan 4 buah bus.

  Aku menghidupkan ponselku dan mencari berita tentang astonomi, kenapa aku mencari berita astonomi? Karena aku menyukainya, aku ingin menjelajahi semesta, dan mencari kehidupan lain selain dibumi. Aku tau keinginanku agak kekanak-kanakan, tapi siapa tau kehidupan di luar bumi memang ada, alam semesta ini sangat luas dan belum dijelajahi sepenuhnya.

  Setelah beberapa waktu mencari, akhirnya aku menenukan sesuatu yang menarik.

  Penampakan pesawat asing di pegunungan

  Aku langsung mengklik berita itu dan membacanya. Di berita itu, ada sebuah foto yang menunjukan pemandangan langit siang yang cerah, tetapi ada benda misterius yang tampak buram. Awalnya warga setempat mengira kalau itu adalah pesawat milik TNI tapi markas TNI sangat jauh dari tempat kemunculan benda itu. Kebetulan lokasi pegunungan yang kami kunjungi dan yang ada di berita ini sama dan waktu kejadiannya juga baru kemarin.

  'Mungkin akan aku cari pesawat asing itu, siapa tau aku ketemu sama alien baik' pikirku.

  Tuuk

  Merasa ada yang mendarat di bahu ku, aku lalu menoleh ke arah itu dan mendapati ada kepala seseorang bersandar di bahuku.

  Orang itu adalah Selvia. Dia adalah temanku dari aku kecil, dia blasteran indo-eropa, rambutnya yang berwarna putih membuat orang berpikir dia sakit dan menjauhinya, dia memang agak lemah dibandingkan anak perempuan seumurannya, tapi itu bukan karena sakit, dia hanya jarang olahraga.
__________

  Setelah 4 jam bis berhenti mendadak.

  "Kenapa perhenti pak?" Tanya pak Rama, pembina pramuka di sekolah kami kepada supir bus.

  "Sudah gak bisa jalan pak, kalo dipaksain takutnya amblas" jawab si supir bus.

  "Ooh~,gak apa-apa pak, nanti kami lanjutinnya jalan kaki saja" ucap pak Rama sambil tersenyum, "semuanya  cepat turun, dari sini kita jalan kaki sampai tujuan" sambung pak Rama yang diikuti ketidaksukaan para siswa, saat mendengar akan berjalan sampai tujuan.

  Aku lalu membangunkan Selvia dan kami semua turun dari bus, begitu juga dengan yang di 3 bus lainnya. Lalu kami semua mulai berjalan mengikuti pak Rama yang memimpin.

  "El... tunggu dulu.... aku.... capek" ucap Selvia sambil menarik bajuku.

  Padahal kami baru jalan sekitar 10 menit, dia udah kecapean dan sudah istirahat beberapa kali.

  "Aduh Sel, baru juga 10 menit kamu udah 3 kali istirahat. Kalo istirahat lagi kita bisa ketinggalan, sini aku gendong aja" ucapku.

  Selvia pun akhirnya naik ke punggungku.

  "Fan, bisa bawain tasnya selvia?"

  Orang yang ku tanyai adalah Irfan, sama seperti Selvia, dia juga temanku dari kecil, dia orangnya pendiam, dan suka belajar tapi kalo sudah akrab dia biasanya cerewet.

  "Ok" jawabnya singkat lalu mengambil tas Selvia dari tanganku.

  Kamipun melanjutkan perjalanan tanpa ada hambatan sedikitpun, setelah Selvia ku gendong, dan setelah beberapa jam kami akhirnya sampai di tempat tujuan.

  Pak Rama selaku pembina pramuka kemudian menyuruh kami untuk membuat tenda di area sekitar.

  Membutuhkan sekitar 2 jam untuk membangun semua tenda dan menyiapkan yang lainnya. Kami baru selesai saat ini matahari sudah mulai tenggelam.

  Kami membuat api unggun dan duduk melingkar di sekitar api unggun sambil menyanyi dengan diiringi oleh gitar

  Tak terasa sekarang sudah pukul 9 malam dan kami disuruh berkumpul oleh pak Rama dan guru-guru lain.

  Setelah semua siswa berkumpul Pak Rama maju ke depan dan mengumumkan sesuatu.

  "Sekarang kita akan melakukan sebuah permainan" ucap pak Rama dengan suara lantang, sehingga kami semua dapat mendengar dengan jelas.

  "Pertama, bentuk kelompok dengan jumlah 5 orang perkelompok" lanjut pak Rama.

  Aku satu kelompok dengan Selvia, Irfan dan 2 orang lainya adalah teman sekelasku yaitu Irwan dan Tasya.

  Setelah kami selesai membentuk kelompok, pak Rama mulai menjelaskan permainan yang akan kami mainkan.

  Permainan yang akan kami mainkan adalah berburu harta. Pertama kami harus menyerahkan salah satu barang berharga kami untuk dijadikan hadiahnya dan bila kotak harta milik salah satu kelompok diambil kelompok lain maka kelompok lain itu harus memberikan hukuman kepada pemilik aslinya.

  Kami akan diberi peta dalam keadaan tidak utuh dan kami harus mencari bagian lain dari peta di wilayah yang tercantum di peta yang kami miliki hingga menemukan semua bagian peta.

  Setelah selesai memberikan penjelasan tentang cara bermain, masing masing kelompok mulai memasukan barang yang akan menjadi hadiah permainan kedalam kotak untuk menyimpan hadiah.

  Aku memasukan kalung giok pemberian kakek ku untuk hadiah, Selvia memasukan gelangnya dan Irfan memasukan jam tangannya.

  Setelah selesai memasukan semua hadiah kedalam peti masing masing, tiap kelompok diberikan masing masing satu bagian dari peta dan mulai masuk kedalam hutan dipegunungan ini.

(3rd Pov)

  Tanpa Rafa sadari, saat dia mengeluarkan kalung gioknya sampai saat ini, ada sosok asing yang memperhatikan dirinya bahkan sampai saat ini.

  Sosok itu mengepalkan tangannya dan tubuhnya bergetar dengan hebat, bukan karena ketakutan tapi karena terlalu senang dan bergumam.

  "Swechein, rupanya kau ada di planet ini, sungguh kebetulan yang menarik"

  Sosok itu bukanlah manusia, dia adalah makhluk asing atau alien dari pesawat asing yang ada di berita yang Rafa baca saat perjalanan menuju kemari.

  Alien itu kemudian mengambil sebuah alat berbentuk segitiga dari balik jubahnya dan mendekatkannya ke mulutnya.

  "Hubungkan aku dengan dengan jendral Asmerd"

  Setelah beberapa saat benda segitiga itu menyala dan keluar hologram wajah alien yang lain tetapi ada luka vertikal dibagian mata kanan nya.

  "Ada apa kau memanggilku Kapten Spradt"

  "Jendral Asmerd, maafkan saya telah mengganggu anda saat malam seperti sekarang, taapi saya ada kabar yang sangat penting, ini tentang Swechein"

  Alien yang ada di hologram tampak tertarik saat mendengar nama Swechein

  "Lanjutkan"

  "Baik Jendral, saat saya sedang memantau manusia yang datang ke pegunungan ini saya menemukan salah satu dari mereka memiliki Kristal Psikis hijau yang aku curiga dia memiliki hubungan dengan Swechein atau orang orangnya"

  "Tangkap dan bawa dia ke markas lalu introgasi dia"

  "Sesuai keinginan mu Jendral"

  Hologram kemudian masuk kedalam benda segitiga lalu alien itu kembali memasukannya kedalam jubahnya lagi.

  Alien itu kemudian pergi mengikuti Rafa dan menunggu saat yang tepat untuk menangkap Rafa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alien HuntersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang