"Hiks...hiks..hiks..kenapa kalian harus meninggalkan kami. Kami masih membutuhkan kalian" Ucap Ariana sambil menangis sesegukan.
"Sudah kak berhentilah menangis, nanti orang tua kita tidak akan tenang di alam sana" Ucap sang adik Eric, sambil mengelus bahu sang kakak. Lia dan yang lainnya hanya bisa menatap sendu kedua orang teman mereka.
"Aku tidak menyangka hal ini akan terjadi" Ucap Alex. "Iya, aku juga tidak menyangka hal ini akan terjadi. Baru tadi malam aku menelpon ibu ku menanyakan kabarnya bagaimana, dan pagi ini beliau sudah pergi"Balas Lia yang berada di sampingnya. "Semuanya diluar dari dugaan kita" Balas Kevin.
"Sudah lah, tidak usah di bicarakan lagi. Ini memang sudah jadi takdir kita"Ucap Justin sembari berjalan ke mobil mereka. " Ayo kita pulang dan bersiap-siap untuk pindah kerumah baru kita" Sambung Justin. Mereka pun mulai mengikuti Justin yang berada sangat jauh dari mereka.
.
.
.
.
.
Diperjalan menuju rumah
Ariana sudah berhenti menangis sejak masuk mobil. Perjalanan dari pemakaman menuju rumah mereka cukup jauh, sekitar 1 setengah jam.Sekarang Justin sedang fokus menyetir, Lia, Ariana dan Kevin hanya diam sambil memperhatikan jalan. Sedangkan Alex, Sydney, dan Eric tertidur karena kelelahan. Hening menemani mereka sepanjang perjalanan. Hanya terdengar alunan musik dari radio mobil mereka.
Tidak terasa mereka sudah sampai di rumah mereka, Kevin dan Ariana sudah keluar lebih dulu, sedangkan Justin dan Lia membangunkan Alex, Sydney, dan Eric.
"Hei, ayo bangun kita sudah sampai" Ucap Lia sambil menggoyangkan bahu sang adik dan Eric, dibantu Justin yang membangunkan pacarnya yang agak susah dibangunkan.
"Eunghh, sudah sampai?" ucap Alex dan Eric bersama sambil mengucek mata mereka. "Iya sudah, ayo bangun, keluar mobil, masuk rumah, dan siap-siap setelah ini kita akan langsung pindah kerumah baru kita" Balas Lia sambil keluar mobil.
Setelah itu Alex dan Eric menyusul Lia keluar mobil.Dan menyisakan Justin bersama Sydney yang masih tidur, akhirnya karena sudah pasrah Justin menggendong pacarnya keluar mobil sampai kedalam rumah.
Didalam rumah ia langsung merebahkan tubuh Sydney ke sofa. "Sydney belum bangun" Ucap Ariana yang membuat Justin terkejut karena kehadirannya yang tiba-tiba.
"Astaga, kau membuatku kaget saja. Mm.. Sydney masih belum bangun, apa kau bisa membereskan keperluannya?". Balas Justin sambil mengelus dadanya.
"Tentu saja,kau tenang saja sana, kau juga harus siap-siap" Balas Ariana sambil mulai berjalan menuju rumah Sydney, sedangkan Justin menuju kekamarnya yang berada dirumah Lia dan Alex.
"Kok aku tidur di sofa sih bukannya tadi aku tidur di mobil" Ucap Sydney yang baru bangun. Tiba-tiba datang Eric sambil membawa cemilan yang cukup di tangan kirinya.
"Tadi kau tidak mau bangun, jadi Kak Justin menggendong mu dan membawa mu masuk. Barang-barangmu sudah dibereskan Kak Ariana. Sana kau cepat cuci muka, sikat gigi, dan ganti baju sebentar lagi kita akan berangkat" Ucap Eric panjang lebar sambil membuka bungkus camilan yang ia bawa dari lemari dapur.
"Iya-iya, lu cerewet banget. Sana-sana pergi lu" Usir Sydney. Eric pun pergi dengan bibir yang maju kedepan, terlihat sangat imut. Sepeninggal Eric, Sydney pun bergegas pergi kerumahnya dan melaksanan apa yang diperintahkan Eric tadi.
Selesai melaksanakan perintah Eric, Sydney bergegas kembali kerumah Lia. Sesampainya di rumah Lia, ia bisa meliat ada beberapa kardus dan tas yang berisikan barang-barang meraka sudah siap dimasukan kedalam bagasi mobil, termasuk tas dia.
"Semuanya sudah siap, di cek dulu siapa tau ada yang ketinggalan. Kalau sudah siap semua kita langsung berangkat soalnya takut kemaleman sampainya" Ucap Justin sambil memasukkan beberapa tas kedalam bagasi.
" Kayanya udah gak ada yang ketinggalan lagi" Balas Lia sambil membantu memasukkan tas dan kardus kedalam bagasi mobil. "Sydney, bisa panggilkan yang lain, kita udah mau berangkat" Ucap Kevin yang tiba-tiba datang dan menyuruh Sydney untuk memanggilkan yang lainnya.
"Sudah siap semua, ayo kita berangkat!!" Ucap Justin dengan semangat yang menggebu-gebu karena sudah tidak sabar untuk kerumah baru mereka.
.
.
.
.
.
Diperjalanan menuju rumah baru
Kondisi dalam mobil sekarang sangat berisik, karena mereka semua asik menggoda Alex yang tidak mau berpacaran. Padahal Ariana belum pacaran tapi kenapa hanya Alex yang digodain.Alasannya karena Ariana sebenarnya sudah punya tunangan, itu lah kenapa yang lain tidak menggoda Ariana. Terus si Eric kenapa gak di godain juga? Karena bagi mereka Eric itu masih kecil banget, jadi mereka gak pengen merusak otak Eric.
"Dek, kenapa sih kamu gak mau pacaran? Kakak kemarin denger cewek dikelas kamu cantik-cantik, kenapa gak di jadikan pacar aja salah satunya?" Tanya Lia kepada Alex sambil memakan cemilan Eric yang membuat sang empunya marah, tapi diam aja dan ngelanjutin acara ayo-menikmati-cemilan-Eric.
" Emang aku harus pacaran ya kak? Aku gak pengen pacaran kak. Aku mau langsung nikah aja nanti. Pacaran itu ribet tau!! Cewek dikelas aku itu emang cantik, tapi pecicilan semua. Aku gak suka sama mereka" Jawab Alex dengan muka yang terlihat kesal dengan pertayaan kakaknya.
Mereka yang melihat itu pun langsung tertawa, karena bisa melihat Alex menderita itu sangat sulit. Setelah itu hening melanda mereka, karena kehabisan topik pembicaraan.
Ditengah-tengah keheningan, mereka terkejut, karena Justin yang me-rem mendadak. Kriiieett.... Bunyi dari hasil gesekan antara aspal dan ban mobil terdengar. Ternyata mereka hampir saja menabrak seorang kakek tua yang berniat bunuh diri.
.
.
.
.
.
To be continued...
Gimana ceritanya bagus gak? Oke mungkin nanti alur ceritanya bakal gak nyambung dan mungkin gak sesuai sama yang ada dipikiran aku. Semoga aja ceritanya bakalan tambah seru.Oh iya bakalan ada beberapa tokoh yang keluar di setiap chapternya, yang bakal bikin ceritanya tambah seru. Makasih banyak buat yang udah cerita gak jelas ini. Sampai ketemu di chapter selanjutnya. Bye...