"Di akhir kisah cintaku, aku menemukanmu..."
Klining...
Pintu cafe terbuka, membawa udara dingin masuk ke dalam ruangan itu.
"eoseo osibsio (Selamat datang). Welcome to Rendezvous cafe. Enjoy your time!" Kim Seokjin menyapa dengan suara lembutnya yang khas untuk menyambut tamu yang baru datang. "Ah.. Kim Namjoon-ssi. Selamat datang."
Kim Namjoon menarik dua buah bangku di bar cafe itu dan menggendong gadis kecil yang ia bawa untuk duduk disana. Gadis manis itu tersenyum tipis sambil memilin ujung rambutnya yang kini sudah melewati bahu.
"Ah, rupanya ada Hwa Young-ah yang manis. Apa kabar? Sudah merasa lebih baik sekarang?" Kim Seokjin mengelus kepala Hwa Young dengan lembut. Gadis kecil itu masih memilin ujung rambutnya sambil menarik lengan kekar Namjoon untuk menutupi wajahnya.
"Baik. Hwa Young baik - baik saja... karena ada Namjoon-orabeoni (panggilan untuk kakak laki - laki, diucapkan oleh adik perempuan) dekat Hwa Young." Gadis kecil itu menjawab tanpa menatap Seokjin.
Sang kakak hanya tertawa kecil sambil menatap adiknya dengan gemas.
"Seperti biasa selalu ramai ya, hyung (panggilan adik laki - laki kepada kakak laki - lakinya)." Namjoon melihat sekeliling ruangan itu.
"Yah, begitulah... kami harus bekerja lebih keras karena hari ini juga Christmas eve. Banyak pengunjung yang datang. Ya kan, Jimin-Ssi?" Seokjin melirik ke arah dapur.
Jimin menyembulkan kepalanya dari balik dapur. "Ah.. ya! Mungkin begini lebih baik, iya kan, Seokji-hyung?" Jimin keluar dengan sepotong Cheese cake yang baru saja matang dari dapurnya. "Nah, nona manis. Untuk malam ini oppa (panggilan untuk kakak laki - laki, diucapkan oleh adik perempuan) berikan secara gratis. Selamat karena sudah keluar dari rumah sakit. Semoga sehat selalu, Hwa Young-ah."
Mata gadis kecil itu membelalak besar. Tanpa basa basi, ia segera menyuap sesendok penuh cheese cake ke dalam mulutnya. Seperti biasa, kue buatan Jimin selalu nikmat!
Klining...
Pintu cafe terbuka kembali, bersama dengan masuknya seorang lelaki dengan seorang perempuan berambut hitam panjang. Wajah gadis itu ceria sambil setengah berlari.
"Annyeong, oppa! (halo, oppa). Ada menu spesial apa malam ini?" Gadis itu tersenyum lebar sambil memamerkan deretan giginya yang rapi.
"Kau ini ya.. jangan berlari, bisa?" lelaki yang datang bersamanya menyeka keringat yang jatuh dari dahinya.
"Aigoo.. lihat si tua renta ini, tck.... baru saja berlari beberapa blok sudah berkeringat dan kelelahan. Padahal di luar sana begitu dingin, lho. Bagaimana kau menyebut dirimu ini anak muda, ha?"Gadis itu menggelengkan kepalanya.
"Hahaha... sudah jangan bertengkar... kalian ini selalu saja begini, Jungkook-ssi, Eun Kyung-ssi." Seokjin yang masih menyiapkan kopi hangat untuk Namjoon terkekeh. "Spesial untuk Eun Kyung-ssi malam ini, bagaimana dengan secangkir cokelat panas dengan sirup hazelnut? Kau mau?"
Eun Kyung bertepuk tangan kecil sambil mengangguk. "Kau mau apa, Jungkook-ssi?"
"Air... air dulu... aku haus, ah...." Jungkook mengipas - ngipaskan telapak tangannya di depan wajahnya, berakhir dengan jitakan di kepalanya yang dilayangkan oleh Eun Kyung.
"Hahaha baiklah aku mengerti... kalian berdua tunggu dulu ya.." Seokjin meletakan secangkir kopi hangat di hadapan Namjoon dan kembali untuk menyiapkan minuman untuk sepasang muda - mudi itu..
YOU ARE READING
Da Capo - Remember When The Story Start
FanfictionCerita ini adalah kisah mengenai tujuh orang lelaki dewasa muda yang harus menjalani kehidupan mereka yang monoton di tengah kota Seoul. Namun, pada suatu waktu tertentu semuanya berubah ketika mereka harus bertemu dengan takdir yang dapat mengubah...