Kita adalah pemeran utama dalam cerita kita, namun tak lebih dari pemeran figuran dicerita yang orang lain buat. Dengan atau tanpa kita sadari, pasti ada satu orang —atau mungkin lebih— yang sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Tak jarang pula dalam suatu cerita, ada dua orang yang saling mempengaruhi hidup satu sama lain.
————————♪————
Aska Faresta Mahardika
"Eye contact is way more intimate than words will ever be."
Lahir dibulan kemerdekaan, karenanya ia punya nama Mahardika. Dipanggil Aska, berusia 23 tahun. Masih menyelesaikan tugas akhir kuliah di jurusan teknik, sudah memasuki tahun kelima. Dan sepertinya masih betah dikejar pertanyaan kapan lulus meski agak jenuh. Menurutnya ia ingin memanfaatkan waktu sedikit lebih lama sebelum benar-benar merampungkan tugas akhirnya. Bohong ding, dia masih suka mendaki kesana sini, jadi skripsi belum terpegang dengan rapi. Lagipula ia punya tabungannya sendiri untuk membiayai kuliah tanpa harus membebankan pada kedua orang tua, pun ada sang abang yang sedia membantunya jika ia punya kesulitan finansial soal kuliahnya.
"Jatah kuliah tujuh tahun ngapain empat tahun dah lulus, rajin amat." Kilahnya. Jangan ditiru prinsip satu ini, jangan menua di kampusmu, diluar sana banyak hal baru menunggu.
Si kocak ini hobinya mendaki, minum kopi sama main sana-sini bahasa kerennya sih travelling. Kalau ada Aska pasti rame, heboh, ditambah teman-temannya pun berfrekuensi sama. Ricuh.
"Woi pada diem bisa ga sih?"
Habis di tegur sih, diam. Tapi lima menit kemudian malah karaokean kartonyono medot janji.
———————————
Arinna Nailazaara
"Saw you at your worst and still thought you were the best."
Namanya punya makna bunga yang cantiknya sepanjang masa. Sebagian mungkin menganggapnya si jutek, sebab pembawaan serta garis mukanya yang tegas. Rahangnya tajam dengan mata dan bentuk bibir yang membuat orang berspekulasi bahwa ia adalah seorang yang dingin dan sulit untuk didekati. Meski faktanya ia memang sedikit tegas dan bermulut tajam tapi sebenarnya ia punya sisi lain yang akan diperlihatkan hanya pada mereka yang berhasil mendapatkan kepercayaannya.
"Kalau Na lagi gemes gini apa mas tega ninggalinnya? Ya enggak."
Arinna akan berusia 21 tahun pada bulan Oktober tahun ini, dan tengah menempuh semester ketujuh di sebuah universitas negeri. Mengambil konsentrasi pada jurusan Hubungan Internasional. Jelas, dia pandai berbicara, walau seringnya diam. Maksudnya, kalau dia mulai berargumen, kelihatan pinter ngomong. Tapi kalau sudah diam, kelihatan seram.
"Arinna senyum kalo dapet uang bulanan doang kali ya?"
Arinna sih sudah terbiasa dibilang jutek, toh dia tidak ambil pusing. Buat apa membuktikan diri kepada orang yang tak suka? Buang-buang energi, lebih baik disimpan untuk jalan-jalan.
"Arinna apa tidak bosan dibilang judes?"
"Bosen sih, tapi yang komen apa tidak bosen juga? Dah lah, suka-suka mereka aja. Mending jalan aja yuk? Nonton."
Pembawaan Arinna memang santai, lebih kearah cuek. Tapi menurutnya tak ada manfaat menanggapi komentar buruk netizen, lebih baik terus maju memperbaiki diri.
——————————————;
writer notes :
a very crack ship, feel free to unfollowing this story if you're not comfortable with it. semua karakter dan penggambaran tokoh murni imajinasi penulis, tidak berkaitan dengan kehidupan nyata face claim yang digunakan. mohon bijak dalam membaca. terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
random-ish
FanfictionKetika pandang saling bertemu kemudian hati menjadi satu, inilah cerita dua insan dalam liku hidup yang mereka jalani. Berdua, bersama menguntai rasa yang terbina dalam takdir semesta yang penuh rahasia. @afternooooons since 2019. pdx101 au warning...