2. Diamku

29 6 0
                                    

Selamat membaca 🌹🌹🌹

                         
🌹🌹🌹


Rintisan hujan mengguyur malam yang sunyi ini, menambah kedinginan yang ada dari sudut relung hati.

Di balik Diamku bagaimana aku bisa menahan hati ini.
Di balik Diamku ada rindu yang tak bisa aku ungkapkan.
Diamku adalah cara aku menyembunyikan semuanya
Diamku karna mu dan dalam Diamku juga aku ingin menjaga hati ini.

Itulah yang Manda tulis dalam buku diary nya Di malam yang dingin.
Sunyi rasanya saat ini, hanya ada suara hujan yang membawa dia larut mengingat nya.

Tok..tok...tok..

Suara ketukan pintu terdengar dari kamarnya, Manda langsung membukakannya.

"Bunda, ada apa bun? Ada yang perlu Manda bantu?"

"Kamu kok belum tidur, kirain Bunda kamu udah tidur, lagian udah malem. Bunda cuma nge cek aja kamu udah tidur apa belum. Yaudah kamu tidur yah." Ucap Bunda Manda sambil mengelus pucuk kepala Manda yang di tutupi oleh jilbab.

"Iya Bunda, Manda bentar lagi tidur." Senyuman yang selalu Manda berikan kepada keluarga nya terutama kepada kedua orang tua nya.

"Yaudah Bunda ke kamar dulu yah." Manda hanya menganggukan kepalanya dan menutup pintu kembali saat Bunda nya sudah pergi.

Manda belum mengantuk dan memilih untuk duduk di ujung tempat tidur. Tiba-tiba handphone Manda berbunyi pertanda ada yang menelpon nya. Tertera di layar ponsel nya nama Citra sahabat nya. Manda mengangkat telpon dari sahabat nya itu.

"Assalamualaikum Cit, tumben tengah malem gini telpon, ada apa?"

"Waalaikumssalam sahabat Jannah ku. Aku gak bisa tidur Man, dari pada aku bengong yaudah aku telpon kamu deh." Jawab Citra di sebrang sana yang sedang rebahan di tempat tidur.

Mereka terus berbincang sampai mereka larut dalam mimpi masing-masing.

                      
                          🌷🌷🌷

Senja ajari aku seperti mu yang datang hanya sesaat setelah itu pergi. Tapi kedatangan mu di rindukan oleh banyak orang seperti diriku.

" Shobahul Khair Bunda, Ayah, dan kaka ku cantik yang bernama Cindy. Hehe" canda Manda sambil menundudukan tubuhnya di samping Cindy kakanya.

mereka bertiga Ter kekeh melihat tingkah Manda di pagi hari ini. Manda memang anak yang ceria di depan semua orang, di balik keceriaan nya itu tersimpan luka yang orang lain tidak tahu kecuali sahabat nya.

"Apaan sih kamu Man, gak jelas banget deh." Celetuk Cindy Kaka Manda. Yang sedari tadi sedang mengoleskan selai coklat di roti nya. Dan Ayah Manda ia hanya menggeleng kan kepala sambil tersenyum melihat tingkah anak nya.

"Udah yah, kita sarapan dulu." Ucap Bunda, yang di angguki oleh Manda dan semuanya yang ada di meja makan.

                          🌷🌷🌷

Citra yang sedari tadi berjalan di lorong sekolah sambil mencari seseorang lebih tepatnya mencari Manda.

"Assalamualaikum Citra." Sapa seseorang yang tiba-tiba saja ada di samping nya.

"Waalaikumssalam." Jawab Citra sekenanya.

"Yaelah cit, pagi-pagi muka udah di tekuk aja." Canda orang itu.

"Apaan sih Raka, lagian siapa juga yang nekuk muka." Nada bicara Citra agak canggung. Mimpi apa dia semalam bisa di sapa sama Raka.

Namanya Raka Heriawan. Dia adalah teman kelas Citra dan Manda. Raka  menyimpan perasaan kepada Citra, begitupun sebaliknya. Mangkanya saat Citra di sapa Raka, ia berusaha menjauh atau Citra menjawabnya dengan ketus. Karna setiap ada Raka jantung nya selalu berdegup di atas rata-rata.

"Manda." Panggil Citra saat menemukan orang yang dari tadi dia cari. Tanpa berucap apapun Citra menghampiri Manda dan meninggalkan Raka.

"Citra Citra." Gumam Raka sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum. Melihat kepergian Citra.

                         🌷🌷🌷

"Man, kamu yakin gak mau ke kantin?" Tanya Citra yang sudah berdiri di depan meja mereka. Karena memang sekarang adalah jam istirahat.

"Iya Cit, aku mau ke perpustakaan aja deh. Kan kali aja ada novel terbaru hehe." Kekeh Manda.

"Iya juga yah, yaudah deh ayok kita keperpus aja." Jawab Citra antusias.
Manda hanya membalas nya dengan senyuman dan anggukannya. Lalu pergi ke perpustakaan.

Di lain tempat. Tepatnya di kantin Raka yang sedang menyantap makanannya. Tiba-tiba ada beberapa orang yang menghampiri nya dan ikut duduk bersama Raka.

"Rak, sendirian aja nih?" Tanya Fikri antusias dan sesekali makan makanan punya nya sendiri.

Raka, Fikri, Rendi dan Azam. Mereka sudah lama bersahabat bahkan bisa di bilang banyak sekali akhwat yang mengagumi mereka. Mungkin karna mereka aktif di salah satu organisasi Islam di sekolah. Dan mereka juga lumayan tampan. Dan in syaa Allah mereka Sholeh.

"Ekh, Zam gimana Lo sama dia?" Tanya Raka yang membuat Azam berhenti makan. Dan menatap mereka.

"Apaan sih udahlah." Jawab Azam sekenanya.

"Yaelah, belum move on dia tuh." Goda Rendi kepada Azam.

"Udahlah gua mau ke kelas dulu." Azam mendirikan tubuhnya nya dan berlalu pergi.

Di koridor sekolah Citra dan Manda sedang sedang berjalan sambil asik menceritakan novel yang tadi mereka baca. Bahkan sampai mereka meminjam nya dari perpustakaan.

Bruukkkk....

Novel yang Manda bawa terjatuh karna dia menabrak seseorang yang sekarang ada di hadapannya.

"Maaf, maaf." Ucap orang itu.

Saat Manda melihat orang yang menabraknya. Langsung Manda menundukkan pandangan nya.

"Ayo Man, kita pergi." Tiba-tiba Citra menarik Manda saat tau dialah yang menabrak Manda.

Aku hanya seperti bayangan di kehidupan mu. Tidak pernah kau lihat bahkan tidak pernah kau hiraukan.

Setiap langkah yang ku ambil, selalu salah di matamu. Kau yang menghadirkan rasa ini lalu kau sendiri yang melupakan.

Menyakiti seseorang seperti melempar batu kelautan. Kau tidak tau seberapa dalam lautan itu. Dan seberapa dalam juga ia terjatuh.

                     To: Untukmu











Alhamdulillah akhirnya update lagi. Maaf lama hehehe 😁


Jazakillah Khair 🌹
jangan lupa baca Al-Quran.

 MandAzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang