chapter 2

27 3 1
                                    

Aku tiba di sekolah tepat waktu,tepat disaat gerbang akan ditutup.

Ku berlari secepat yang kubisa untuk mencapai gerbang.

"Pak tunggu kami, jangan ditutup dulu, pak bapak buaapaakkkkk."teriakku lebay.

"Aduhh kalian ini terlambat,bentar lagi upacara akan dimulai, ayoo cepat masuk."ucap pak kumis.

"Heheh, sekali-kali doang kok pak tak sering. Ihh bapak baik deh tambah sayang, dadahhh pak muachh."ucapku sambil berlari masuk kedalam sekolah.

Aku dapat melihat sekilas pak kumis yang hanya menggeleng-gelengkan kepala nya melihat kelakuanku.

Adikku hanya berjalan santai dibelakang ku. Dasar.

Cepat-cepat ku masuk kedalam kelasku yang berada dilantai tiga. Kelas XII Ips 1.

...

'Hufft, lelahnya,,,,'

Bayangkan disaat kalian hampir terlambat masuk sekolah, dan harus berlari sampai ke lantai tiga sekolah, setelah itu turun lagi, dan berlari menuju lapangan tempat akan dilaksanakannya upacara.

Apa tak semput tuh kalian, ngos-ngosan cuy. Pagi-pagi dah keringatan aja.  Beuhh parah.

Ini semua dikarenakan aku yang begadang karena marathon nonton. Dari Bollywood, Hollywood, drakor, anime. Aku memang suka nonton bahkan tak heran aku bisa begadang hanya tuk menonton film keluaran terbaru.

'Ckckck, tak baik'

Sekarang aku sedang berada di kantin, bersama sahabatku.

"Lo napa? Tadi lambat masuk, untung lo cepet kalo tak beuhh dah kena lo ama ketos nanti."Ucap sahabatku yang bernama Arine Deralwan yang biasa aku panggil Arin.

Arine adalah salah satu sahabatku dari kami masih menggunakan singlet, ada lagi satu sahabatku tapi aku belum melihatnya.

"Wooiii!!"

pletak.

"Argh sakit tau Zee."

"Dihh siapa suruh lo ngagetin gue, gue kan respect nya cepat"Sahut aku sewot.

"Reflek dodol, bukan respect." Ucap sahabatku yang tadi aku pukul.

"Gue maunya respect,emang napa nggak boleh?! " Ucapku sengak.

"Hahhh yang waras ngalah deh, iya iya yang bisa bela diri"

"Paan sih"

Sahabatku tadi langsung duduk disebelah ku dan dia mencomot makanan ku tanpa izin.

"Ehh lo! Beli dong, kalo mau minta bilang, enak aja main ngambil punya orang"

Aku langsung memukul tangannya yang hendak mengambil makanan ku lagi.

"Ya elah Zee dah kek orang baru kenal aja, mumpung yang gratis ada didepan mata kenapa tak disikat aja, iya tak Arin? "

Sahabatku Arin yang dari tadi hanya diam menyaksikan kami berkelahi pun akhirnya berkata,

"Hmm iy tak heran, lo kan selalu kek gitu" yang diomongin orang nya malah ketawa.

'Ada-ada aja.'

"Eh Dero gue minta tugas kelompok dung, gue belum nyalin nih"Ucap Arin memelas berharap bahwa sahabatku yang satu itu mengabulkan keinginannya.

"Hmm, lo mah kebiasaan, seharusnya cewek tuh rajin bukan kek lo yang P E M A L A S. "Dero berkata seraya menekankan kata pemalas tuk Arin.

Yang dibicarakan hanya memasang wajah cemberut.

Dero. Nama aslinya adalah Aldevaro Bernardo, Dero itu blasteran spanyol, ia mendapatkannya dari ayahnya.

Dero dan aku serta Arin itu berteman sejak kecil, rumah kami yang se-gang membuat kami dulunya sering main bersama hingga menjadi sahabat sampai sekarang.

Dero itu memiliki keperawakan yang tinggi, badannya itu atletis karna Dero adalah salah satu anak basket,hidung yang mancung, rahang yang tegas, mata yang tajam, alis yang tebal, dan rambut yang lebat,kulitnya putih perfect deh pokoknya. Oleh sebab itu jangan heran kalo Dero itu adalah most wanted disekolah kami.

Hmm, idaman bukan?!

Eitss. Jangan kalian pikir aku menyukai Dero ya! Karna hal itu impossible for us! Walaupun Dero itu tipe pria yang digandrungi anak sekolah, tapi dia bukan lah tipeku. Aku lebih menyukai tipe-tipe yang sekelas dengan Cris Hemsworth, uhh my fav actor.

...

Bel pulang sekolah telah berbunyi dari satu jam yang lalu,koridor sudah pada sepi, tapi seorang gadis dengan rambut kuda poni duduk didepan salah satu bangku kelas.

"Huftt lama banget sih"serunya lelah.

Dia melihat ke kanan dan kiri, seketika bulu kuduknya merinding membayangkan hal-hal yang menyeramkan. Tetapi cepat-cepat dia tepis pemikiran negatifnya itu.

"Eh, Ri!"

"Astaughfirullah, jangan ganggu saya, syuhh syuhh sana pergi!"seru gadis itu sambil memejamkan mata, ia sangat ketakutan bisa saja itu suara-suara halus yang memanggilnya.

"Eh, apaan sih lo! Aneh tau gak. Udah ah ayo pergi, btw sorry ya gue ngagetin lo."

Perlahan gadis yang dipanggil Ri itu membuka matanya dan bernapas lega. Untunglah bukan hal yang dia takuti.

"I-iya, n-ggak papa kok."

"Yaudah kuyy pulang"seru pemuda itu.

Dari belakang gadis itu tersenyum,sangat bahagia. Pemuda tadi adalah Dero,most wanted sekolah ini. Ia sangat bersyukur karena dapat dekat walau hanya status sebagai teman kelas.

Gadis itu bernama Riya. Mengapa ia dapat dekat dengan Dero? Karena Dero pernah menolongnya waktu semasa mos dulu, dan mereka sering sekelas, mungkin itu adalah sebuah kebetulan saja bagi Dero, tapi tidak bagi Riya. Baginya itu adalah takdir.

Dan beruntungnya lagi rumah mereka hanya bersebelahan. Satu tahun yang lalu, Riya dan keluarganya pindah yang kebetulan tepat disebelah rumah Dero. Mungkin itulah salah satu hal yang menyebabkan mereka dekat, yaa walaupun dekat dalam arti bukan lebih.

Tapi segala sesuatu itu perlu disyukuri kan. Riya sendiri memendam perasaan kepada Dero, tapi ia tak dapat mengungkapkannya.

Lagian Dero itu dikabari dekat dengan Zeeva, apalah daya Riya yang hanya bisa memendam. Berharap ada keajaiban yang datang untuknya.

...

Haii, jumpa lagi. Maaf karena dah buat cerita ini gantung. Aku usahakan up,tapi lihat-lihat sikon juga. Dan aku agak sedikit ragu ngebawain cerita ini, moga feel nya dapat yaa. Doakan aja, soalnya aku bingung mau aku ke mana kan alur ini, wkwk. But, tenang aja I try to do my best. Moga crita ini bisa sampai end.

OK let's we see.

Bye, see you in the next chapter.

-Esti Selvi-

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thank you I love you [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang