•Chapter 5•

10.8K 1.1K 50
                                    

Rissa dan Melinda tengah berbaring bersama di kamar Melinda sekarang. Mereka berdua lagi nonton drakor favorit, sambil ngemilin snack.

Jangan tanya kenapa Rissa bisa di kamar Melinda. Gadis itu membujuk Melinda supaya dia bisa nginep di situ. Ridsa benar- benar takut jika hantu ganteng semalam mengganggunya. Gadis itu berfikir kalo hantu itu adalah penunggu rumahnya yang kesepian, jadi dia mutusin nginep di rumah Melinda. Pasti tuh hantu gak akan tau, rumah Melinda kan jauh dari rumahnya. Rissa bisa tidur nyenyak malam ini.

Melinda sendiri oke oke aja tuh, alasannya cuma satu. Dia mau ngeliat itu hantu yang katanya Rissa mukanya lumayan. Sayang dia hantu.

Melinda punya akal busuk sih sebenernya, entah itu cewe otaknya ditaruh mana tapi dalam pikirannya kalo beneran itu hantu cogan, Melinda auto siap gantiin sahabat sendiri.

Malam sudah larut, pukul 23.03. Drakor yang ditonton baru saja selesai. Rissa dengan muka lesunya langsung ngerebahin diri ke kasur, cewek itu ngantuk berat. Sedangkan Melinda, dia ngeberesin laptopnya dan membersihkan bekas snack yang berceceran.

Rissa sudah ambruk. Kesadarannya hilang berganti mimpi.

Dasar manusia kasur - batin Melinda

Melinda berbaring di samping Rissa. Gadis itu menatap langit-langit kamarnya lalu beralih mentap jam

Sudah jam 23.15

Melinda memang berniat untuk tidak tidur. Dia benar-benar kepo sama sosok hantu yang diceritakan oleh sahabatnya.

Melinda berharap hantu itu bukan sekedar hantu dirumah Rissa, tapi hantu penunggu Rissa. Entahlah otaknya sudah berada dimana, tapi yang jelas Melinda amat berharap hantunya datang kerumah ini dan mengganggu Rissa.

Silahkan hujat Melinda sesuka hati yang mendoakan sahabatnya sendiri untuk diganggu hantu.

Melinda menutup matanya sekilas, lalu perlahan tapi pasti gadis itu merasa ada seseorang yang mendekati ranjangnya.

Melinda pura-pura tidur. Samar samar ia mendengar suara lelaki berbicara.

"Oh sayangku.. Rupanya kamu sudah nakal ya.. Beraninya kamu menginap di rumah temanmu ini. Kamu pikir aku tak akan menemukanmu hm??"

Melinda pelan-pelan mengintip dengan sebelah matanya, ia melihat seorang lelaki mengusap lembut pipi Rissa.

Wajahnya tidak kelihatan, mungkin karena lampu ruangan ini yang tidak menyala.

"Aku akan menghukummu sayang" lagi, lelaki itu kembali berbicara.

Melinda masih mengintip, dia melihat tubuh sahabatnya dibopong lelaki itu, sepertinya ke arah jendela.

Melinda pelan-pelan bangun dari ranjang. Tanpa suara, gadis itu berjalan menuju saklar untuk menyalakan lampu.

Dan...

Klik

Lampu menyala dengan terang. Membuat sang lelaki menghentikan langkahnya, dan menatap melinda tajam. Tubuh Rissa masih dibopongnya ala bridal style.

Melinda menganga lebar. Oh, nikmat mana lagi yang engkau dustakan??

Kenapa bisa ada lelaki yang begitu tampan, hidungnya mancung, mata tajam, alis tebal.. Dan lengannya, oh.. Begitu kekar. Benar-benar menggoda iman.

Melinda ngeces melihatnya. Tolong beritahu Melinda anak siapakah lelaki itu? Melinda ingin menemui orang tuanya, melamarnya lalu ia mengucapkan ijab kabul untuk lelaki itu.

Katakan Melinda sudah gila, yah dia memang gila sebenarnya.

"Kamu siapa?" lamunan Melinda terhenti kala lelaki itu menanyainya dengan kasar, seperti membentak.

00.00 (PROSES TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang