Sebegitukah kebencian yang tersirat dimatamu. Apakah celah maaf tak berlaku untukku. Aku hanyalah manusia seperti yang lainnya. Tiada kata sempurna yang bisa kau sematkan dalam diriku. Tapi tolonglah, izinkan perasaan ini tumbuh tanpa dikomandoi. Jangan larang aku tuk berhenti mengagumimu meski dari jauh. Hanya satu permintaanku tuan hafizd jangan larang aku tuk mencintaimu sampai kata lelah mewakiliku atas itu. Aku akan memperlihatkan bahwa aku pantas menjadi makmum mu..
Hania
Hafizd seolah tak percaya dengan lembaran yang berada di genggamannya. Bagaimana mungkin gadis itu tak menyerah setelah segala cara dilakukan tuk menjauhinya. Hafizd geleng-geleng kepala dibuatnya.
"Kau sangat keras kepala Hania. Sebenarnya apa yang kau harapkan dariku" Hafizd bermonolog sendiri. Bagaimana tidak, tanpa ditanya pun semua orang pasti mengetahui bahwa Hafizd dan Hania saling memendam perasaan yang sama. Namuntiba
disangka Hafizd memilih tuk meninggalkan Hania yang hilang seperti ditelan bumi. Hanya meninggalkan secarik kertas yang membuat Hafizd kembali berpikir keras. Apakah keputusan yang dilakukannya salah?. Hafizd memijat kepala nya yang terasa pusing. Benar sampai detik ini perasaan nya pada Hania masih sama. Ia khawatir akan kondisi gadis itu. Dimanakan gadis itu berada. Secara diam2 hafizd menyewa beberapa orang kepercayaannya untuk menyelidiki gadis itu. "Hania, kamu dimana? tak puaskah kamu membuat aku khawatir seperti ini,dimanapun kamu berada semoga kamu baik2 saja. Andai kamu tau malam ini aku masih tetap merindukanmu. " hafizd memandang langit yang bertabur bintang. Seakan mereka menertawakan garis takdir yang di laluinya. Ia hanya berharap dimanapun gadisnya, tuhan tetap melindunginya. Hafizd hanya terkekeh saat ia mengingat kata gadisnya. Bukankah ia sendiri yang menyuruh hania menjauhinya bahkan tanpa alasan yang bisa diterima sekalipun. Ia pun merasakan sesuatu yang berat menimpa matanya hingga enggan tuk terbuka. Ia memutuskan untuk tidur berharap besok kebahagiaan mulai menyergapnya kembali. Menemukan hangat jiwanya yang dibawa pergi oleh seseorang yang tak tau keberadaan nya kini. Ia beralih menuju ranjangnya dan terlelap hingga subuh kembali tiba
. .
*******
Hania hanya menikmati malam yang terasa sempurna. Mengingat kembali awal pertemuanny dengan lelaki yang sampai sekarang masih menjadi pertama kali disebut disetiap rangkaian doanya. Hanya saja ia banyak berubah tak seperti dulu. Hafizd nama yang selalu diucapkan dengan uraian air mata yang menjadikan luka lama kembali tersemat. Yah seperti sekarang dia duduk di pojok taman Menikmati gemerlap bulan. Dengan paduan jilbab pasmina maroon ia terlihat anggun malam ini di bawah sinar bulan yang temaram. Ia membolak balik lembaran yang entah apa isinya. Sejauh mana ia beranjak namun siluet itu masih berkelabat di benaknya. Tanpa permisi, terus hadir tiada diminta. Ia ragu apakah sebenarnya lelaki itu memiliki persaan yang sama dengan dirinya atau tidak. Hania pasrah saja akan itu. Iya percaya masih banyak lelaki di luaran sana yang lebih baik. Namun tidak bisa dipungkiri malam Hania merindukannya. "Aku merindukanmu "ujarny dalam hati
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita
Romance"Kuharap kau masih mengingatku nona," ujar seorang lelaki dengan senyum ramah nya. Gadis berhijab itupun mematung menyadari suara yang tak asing, ia menoleh dugaannya benar. Detak jantungnya bertambah dua kali lipat dibanding biasanya. Sudah beberap...