Always there

33 3 2
                                    

   Hania
Hari-hari berlalu semestinya, ia berlari ketempat jauh dengan membawa seribu kenangan. Sudah setahun lamanya ia menetap di negri pamansam ini demi mengobati luka yang tak kunjung sembuh, seperti saat ini, ia kembali uring-uringan diatas sofa empuk itu.
Tok.. Tok.. Tok
Hania terkesiap mendengar ketukan pintu.   Ia merasa tak memiliki janji sore ini dengan siapapun. Dengan langkah berat ia melangkahkan kaki menemui sosok yang membatalkan kemalasannya.
Ceklek...
"Haninnnnnn"gadis seusianya itu menghambur memeluknya begitu erat. Yah, ia chelsee sahabat hania yang sekarang tinggal di korea selatan. Hania mengerutkan kaningnya mendapati kehadiran chelsee di apartemennya.
"Akhirnya gue orang pertama kali yang nemuin persembunyian lo.. Hahhha"teriak chelsee memekakkan gendang telinga.
"Tau dari mana lo"tanya hania ketus,
"Ketus amat mbak, tenang aja nggk bakalan gua kasih tau ke babang tamvang kok"goda chelsee menaik turunkan alisnya.
"Hhhh apasih lo.. Ngaur, lo mau masuk atau di luar aja"tawar hania dengan tampang yang tiada ikhlas
"Idihhh, santuy dong neng, nggk usah gitu  amat" ujar chelsee dengan wajah yang sangat tak enak dipandang mata. Hania tertawa dengan tingakah sahabatnya itu.
"Eh, aprtemen lo keren juga ya..?" ucap chelsee sembari melihat2 isi ruangan nya. Hania terkekeh mendengar penuturan gadis bar-bar itu. Ia hanya menanggapi dengan gelengan. "Critadeh ma gua kok lo bisa kabur ke sini, lo nggk tau ya babang tamvan tu dah pusing nyariin lo, eh lo nya malah enak2kan liburan disnini."cerocos chelsee panjang lebar.
"Critanya panjang chelsee, mending nggk usah sekarang deh, gua heran kok lo tau apartemen gua?" tanya hania menyelidik
Chelsee cengengesan,"kemaren gua liat lo di taman, pertamanya sih gua nggak yakin kalo itu lo, yaudah gua ikutin aja eh, ternyata bener, hebat kan gua, si babang tamvan aja dah bertahun2 nggk nemuin lo, gua sehari aja dah nemu..."
Hania hanya beroh ria menanggapi. Ia sudah memaklumi mulut chelsee yang tak  lelah jika berbicara.
"Hanin lo nggk ada niat buat pulang?" tanya chelsee hati2, ia takut menyinggung perasaan gadis yang akrab dengan sapaan hanin tersebut. Hania hanya menggelengkan kepalanya lemah.
"Mungkin gua netap disini aja, bilangin juga ma umma kalo gua baik2 aja"pasrahnya. Chelsee tersenyum dan meraih kedua tangan hania. "Apasih yang nggk buat lo, gua akan tunggu sampe lo mau cerita"Hania memeluk erat sahabat nya itu. Chelsee nya tak akan pernah berubah, ia tetap seperti dulu gadis yang penuh perhatian dan lembut hati.
"Malam ini kita jalan yuk chels, kan lusa lo dah balek ke korsel"pinta hania
" it's good hanin....you know what i want" ujar chelsee sumringah.
"Of course, you forgot i was your best friend" hania tertawa keras. Chelsee tersenyum melihat sahabatnya kembali ceria, tidak lagi dengan memikirkan pria sialan itu.
"I miss your smile hanin..still i won't let that damn man find you and take back your happiness"lirih nya dalam hati
08.00 PM
Gadis-gadis cantik itu tengah menikmati langit malam di kota newyork. Lampu-lampu menghiasi taman kota. Mereka masih setia melangkahkan kaki sambil menikmati ice cream di tangannya. Sungguh indah rasanya membagi kebahagian dengan orang yang kita sayangi. Hania bersyukur masih memiliki chelsee yang setia disampingnya. Masih dapat tersenyum dengan semua tingkah gadis itu. Namun hanya sesaat ingatan lama nya itu kembali muncul. Menampilkan sosok laki2 yang menyuruhnya untuk pergi, lalu untuk apa laki2 itu kemali mencarinya. Sungguh takdir telah mempermainkan hania

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang