-Prolog-

16 5 0
                                    

Matahari muncul dari ufuk timur menampakkan kilau cahayanya yang dapat membuat siapapun kembali merasa bergairah. Pepohonan pun turut serta mengembalikan cuaca hati seseorang. Bayangan mereka menimbulkan siluet-siluet yang memanjakan mata.

Rion dan teman-teman satu regunya, juga murid kelas 12 berjalan diantara rimbunnya pepohonan, membawa tas-tas ransel yang berisi berbagai macam barang untuk mengikuti camping.

Senda gurau dan obrolan-obrolan bersahut-sahutan tanpa henti. Canda tawa terlontar dari mulut-mulut mereka, seakan tak memiliki beban apapun. Berjalan melewati semak-semak belukar, menuju tempat yang diperintahkan panitia.

"Sebentar lagi kita sampai, semua ikuti saya. Jangan sampai ada yang tertinggal!" Perintah Dean, pembimbing mereka.

Ya, kelas 12 akan mengikuti kegiatan semacam camping yang diadakan sekolah. Sebagai senior tertua, mereka diharuskan -atau lebih tepatnya diwajibkan- mengikutinya. Berbekal pengetahuan yang sudah mereka pelajari, juga beberapa latihan dasar untuk bertahan hidup dan membiasakan diri disaat-saat tersebut.

"Rey Verond!" Absen Dean. "Hadir!"

"Rion Xavier!" Mendengar namanya disebut, segera Ia mengacungkan tangan, "Saya!"

Sembari berjalan, Dean mengabsen semua anggota camping....

Sampai tak lama kemudian, Ia melihat pelataran yang berukuran cukup besar.

--------------------

Semua murid selesai diabsen. Kini mereka telah sampai ditempat yang diperintahkan panitia, yang terletak tak terlalu jauh dari pelataran lain yang akan digunakan untuk tempat membangun tenda.

Dikarenakan perjalanan mereka dari sekolah menuju tempat camping cukup jauh, dan juga karena jalan setapak yang kurang memadai, Ia memerintahkan semuanya untuk berhenti terlebih dahulu, mengistirahatkan diri mereka sebelum nanti beraktivitas kembali.

"Rion! Oh ayolah, kau lama sekali!" Ucap Rey, tatkala melihat temannya yang sampai paling akhir.

"Bisa tunggu sebentar.... kau pikir membawa barang-barang sebanyak ini semudah yang kau kira, hah? Kalau tak ingin membantu, setidaknya tak usah berisik!" Jawabnya yang mulai tersulut emosi.

Ya, tak usah heran lagi. Lelaki itu adalah ketua regu.

"Ya ya ya. Dasar cerewet!" Ucap Rey lagi sembari menjulurkan lidah.

'Huft, dasar!' Batinnya.

Rey mendekati lelaki itu, membantunya membawa tas ransel dan tenda lipat untuk regu mereka.

Setelah cukup mengistirahatkan diri, mereka berjalan kembali menuju tempat untuk mendirikan tenda.

Setelah berjalan cukup lama, dari kejauhan mulai terlihat sebuah pelataran yang berukuran cukup besar.

"Ah, itu dia!" Teriak lelaki itu kegirangan. Ia berlari senang, tak peduli jika tangan dan kakinya sakit karena membawa banyak barang sambil berlari.

Rey mengikutinya, tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala. Sifat temannya itu memang masih seperti bocah!

Kini, semua murid telah sampai. Tak mau menunggu lama, panitia pun langsung mengumumkan lomba pertama, ketika semua murid telah berbaris. Ya, membangun tenda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[RUN!!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang