Hari ini aku termenung disebuah taman yang penuh dengan kenangan.
Ditemani secangkir coklat hangat serta senja yang mulai menunjukan keindahannya.
Senja
Aku menghela nafas saat kata itu terlintas dalam benak.
Dulu disaat senja datang, kamu selalu mengajakku melihat keindahan alam itu.
Ditaman ini, tepatnya dibangku yang sedang ku duduki. Kita menatap indahnya senja bersama.
Disaat fenomena alam itu telah usai, kamu menatapku. Tiba tiba perasaanku mulai tak karuan saat melihat tatapanmu, rasanya seperti ada ribuan kupu - kupu yang mengelitik perutku.
Kamu berkata "jika suatu saat nanti kita berpisah jangan lupakan aku yah."
"iya aku tidak akan melupakanmu." ucapku sambil tersenyum.
Setelah itu kamu menggandeng tanganku dan mengajakku ke sebuah bukit.
Disana terlihat pemandangan kota dengan cahaya - cahaya lampu. Aku terpaku melihat pemandangan itu, Rasanya belum pernah ku melihat pemandangan seindah ini.
Tiba - tiba kamu bertanya.
"Kamu tahu apa keistimewaan tempat ini?." Aku hanya menggeleng."Ditempat ini aku bisa mendapatkan ketenangan disaat aku lelah menghadapi yang kenyataan. " ujarmu.
Aku hanya bisa terdiam disaat kamu menatapku.
Tatapan itu berbeda dari tatapan sebelumnya. Tatapan yang awalnya lembut menenangkan, kini berganti menjadi tatapan yang mengisyaratkan kerapuhan.
Dalam dalam hati aku bertanya tanya, masalah apa yang sedang kau hadapi.
Ingin rasanya aku menanyakan itu, tapi aku ragu sehingga aku hanya tersenyum dan mengenggam tanganmu.
Setelah mengenalmu, perlahan - lahan aku menjadi mengerti. Disetiap senyum yang terbit diwajahmu, terdapat kerapuhan dibaliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ini Aku dan Senja
JugendliteraturDisaat senja mulai menunjukan keindahannya, disaat itu pula kamu hadir.