Chapter 1

1K 47 1
                                    

Cuman mau bilang kalau ini cerita pertama ku dan maafkan jika ada kata kata yang membingungkan. Sungguh ini pengalaman pertama ku

Cerita ga jelas, jadi kalau ga suka ya udah jangan julid.
Oke makasihh:)

Enjoy your reading :)))
•••

Jakarta 19 April 2018

Lianna termenung disisi utara cafenya, memang ini adalah tempat favoritnya untuk memikirkan atau merenungkan sesuatu. Tempat itu menurutnya menenangkan karena ia dapat melihat keramaian ibukota yang kian menjadi jadi. Dilengkapi dengan sofa berwarna biru, yang notabenya adalah warna kesukaanya.

Lianna sedang merenung memikirkan tugas kuliahnya. Ia sekarang semester terakhir dan sudah menyelesaikan skripsi yang katanya adalah "tugas setan" tapi menurutnya tugas biasa yang memerlukan pikiran dan waktu yang banyak. Dan syarat untuk lulus salah satunya adalah KKN.

"Huftttt" ia menghela nafas, lalu ia melirik secangkir moca yang ia buat sendiri.

Sudah lima tahun ia hidup sendiri diJakarta, mendirikan usaha dengan tangan sendiri, dan meninggalkan orang tua dikampung halaman tercinta.

Keputusan Lianna telah bulat, jika ia pergi KKN maka cafe ini akan ia titip kan ke sahabat karibnya dari SMP yaitu Hidayah dan Sisil. Tidak ada pilihan lain.

Lianna segera bangkit, membereskan bekas minumannya sekaligus mengelap meja. Ia memasuki ruangan di belakang cafe tempat para kariawan kariawannya bekerja.

"Amel... " Lianna memangil salah satu kariawan terbaiknya.

"iya kak? " Amel menjawab dengan formal. Memang di kafenya semua karyawan diwajibkan untuk menggunakan bahasa formal. Apa lagi dengan pelanggan.

"Mungkin, bulan depan saya berangkat KKN. Jadi selama saya pergi, cafe akan saya serahkan keteman saya dan kamu saya harab bisa bertanggung jawab atas teman seperjuanganmu" Kata Lianna, meskipun ia berkata dengan bahasa formal tapi tak pernah melunturkan senyuman manisnya.

"Siap kak" kata Amel.

"oke.. Silahkan kembaki bekerja, saya ingin pulang. Badan saya sedikit tidak enak. Nanti cafe tutup seperti biasa" Kata Lianna yang langsung terdengar ke telinga Amel sebagai perintah yang harus segera ia lakukan.

"siap kak" kata Amel sambil sedikit membungkukan badan

"oke saya duluan" kata Lianna dengan mengusap pundak Amel dengan lembut. Ia berjalan lurus menuju pintu utama.

Menuju parkiran kafenya, dengan jalan santai. Ia masuk kemobi Cherry warna biru laut. Mobil ini memang biasa bahkan terkeaan murahan, tapi ia tak pernah merasa malu, karena ia membelinya dengan uangnya sendiri tanpa ia menyulitkan orang lain.

Ia melaju dengan kecepatan sedang, sambil bersenandung ria. Lianna melewati taman yang penuh dengan mainan dan tanaman hias. Ia tertarik untuk mampir, ia memutuskan untuk menepikan mobilnya dan sedikit berjalan jalan melihat keramaian dan kebahagiaan dari wajah wajah mugil yang membuat hatinya menghangat.

Diumurnya yang 22 tahun ini, banyak orang yang menanyakan kapan ia menikah. Bahkan Hidayah dan Sisil telah menikah dan Hidayah telah dikaruniai anak perempuan yang manis.

Lianna menghela nafas panjang, bagaimana ia bisa membuka hati jika hatinya masih terisi seseorang yang sudah berusaha ia lupakan selama tujuh taun ini. Seseorang yang hanya datang dengan seribu perhatian tapi tanpa ada perasaan yang khusus untuknya.

Tak terasa sudah jam empat sore. Niat pulang pagi untuk merehatkan badannya ia malah melamun tak jelas ditaman. Lianna segera bangkit dan berjalan santai menuju mobil yang ia parkirkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MY DUDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang