1. One

3 0 0
                                    

Setelah berkutat dengan pikiran nya, Fei pikir dia ingin sekolah. Karena memang usia seperti nya sudah menginjak di sekolah menengah atas. Dia pun bangun dari kasur berwarna putih polos itu. Memang khusus kamar Fei tak ada warna yang mencolok seperti hitam dan merah. Dinding kamar Fei saja berwarna pink. Jadi jarang vampire yang mau memasuki atau melewati kamar Fei ini. Terkecuali dia, si penjaga diri nya setiap saat. Kalian tahu sendiri lah siapa orangnya.

Terdengar suara sepatu hitam milik Fei yang bergesekan dengan lantai keramik di rumah itu.
Fei berjalan menuju ruangan yang berada di pojok belakang milik sang paman. Atau yang kemarin ia sebut sebagai atasan Mark Lee.

Baru saja ia sampai di depan pintu, samar-samar dia mendengar suara. Mark merintih kesakitan?

Fei membuka pintu nya sedikit dan melihat pemandangan di depan nya. Sang paman memegang apa itu? Semacam cambuk tapi terdapat percikan api di bagian ujungnya. Benarkah yang ia lihat sekarang? Fei meneguk ludahnya sendiri melihat hal tersebut.

"Kenapa kau selalu gagal menjaga putri Hwang?!" tanya paman dan kembali mencambuk Mark. Fei menggigit bibir bawahnya sendiri. Dengan langkah gemetar dia memberanikan diri berjalan ke arah paman nya yang mungkin sedang marah besar.

"Paman.." Fei berucap sambil berkaca-kaca. Manusia mana yang tega melihat orang di perlakukan seperti itu. Ralat, bukan orang tapi dia juga makhluk hidup.

Seolah kaget dengan kehadiran Fei, paman menyuruh Mark keluar dari ruangan nya, "Kali ini kau bebas. Tapi kalau kau melakukan hal yang sama aku tidak akan segan-segan membunuhmu." ucap paman dingin. Mark keluar ruangan dengan langkah terseok-seok. Ingin sekali Fei membantu tapi dia masih melihat gigi taring dan mata merah paman. Ia pun mengurungkan niatnya.

"Ada apa?" tanya paman. Sebut saja nama nya Woo Bin. Fei mengikuti paman nya yang mulai duduk di sofa merah.

"Aku ingin sekolah." ucapnya spontan. Woo Bin mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa? Kau kan bisa belajar di rumah. Bukankah Mark selalu memberimu buku?" tanya paman Woo Bin dengan alis terangkat. Fei mengangguk, "iya benar tapi aku ingin sekolah."

"Hwang Fei bahaya bagi mu berada di luar kawasan."

"Aku tak peduli paman. Aku ingin sekolah!" ia merengut kesal sambil melipat tangan nya di depan dada.

"Hwang Fei.."

"Paman. Sebenarnya apa guna nya aku disini? Kenapa aku terlahir menjadi manusia yang berada di tengah-tengah vampir seperti kalian? Aku lelah paman. Aku ingin hidup bebas. Kumohon ijinkan aku sekolah." Fei memasang wajah murung. Woo Bin menghela napas panjang lalu memanggil seseorang yang langsung melesat ke arahnya.

"Vernon."

"Iya tuan." Vernon menunduk patuh.

"Urus keperluan nona Hwang untuk sekolah."

"Siap tuan." Vernon langsung melesat. Dalam hitungan detik dia sudah tak ada di tempat nya.

Fei tersenyum sumringah. Ia keluar dari ruangan paman Woo Bin dengan senyum yang mengembang. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih terhadap paman nya.

                                   ***

Semua telah dipersiapkan dengan baik. Kini Fei sudah bersiap berangkat ke sekolahnya bersama siapa lagi kalau bukan Mark?

Ia memasuki mobil berwarna hitam itu dengan anggun. Rasanya sudah tak sabar untuk bersekolah.   Senyumnya terus mengembang sepanjang perjalanan. Mark yang melihat nya pun ikut bingung? Sesenang itu kah dia bersekolah? Pikir Mark.

The Cruel Vampire (Mark Lee) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang