Pernah jadi Ibukota

5 0 0
                                    

Pukul dua dini hari. Kota yang tak pernah mati. Dari mentari yang menghilang sampai terangnya langit. Tak ada kata jeda di sini. Pukul 6 embun pagi. Tanpa roda, dua roda, tiga roda, empat roda, lima roda. Memulai hari dengan memutar roda dan melangkahkan kaki pada jalan bercabang empat yang tak pernah sepi. Berarus ramai dan tanpa henti. Berjalan, lambat, sedang, cepat, sesekali saling menarik rem untuk berhenti. Tanpa pasti tak saling bertemu, tak tampak raut panik dan terkejut. Kalau sudah biasa, sekalipun tak lumrah, itu hanya hal kecil yang dilupakan setelah terjadi.

Beberapa kalimat yang bersatu menjadi kesatuan paragraf yang aneh. Untukmu, Jakarta. Hari itu-

-Jul

To-lisanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang