Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.•••
Saat hari senin Qasyah sudah merencanakan hang out bersama temen-temennya pada saat hari sabtu. Kini, hari sabtu itu telah tiba dan rencananya gagal total karena sang kakak -Bella- melarangnya keluar rumah dengan alasan yang sangat konyol."Dek, hari ini cuacanya panas banget, kamu di rumah aja, ya? Awas aja kalo kamu keluar rumah Kakak bakal kirim kamu ke Papa."
Dengan berat hati Qasyah mengiyakan permintaan Bella. Bukannya ia tidak suka tinggal bersama papanya lagi, tapi karena ulah papanya keluarganya hancur.
Qasyah duduk di ruang tamunya ditemani dengan tiga toples emping pedas, keripik jamur, dan segelas jus buah.
Yang dilakukan Qasyah hanya ngemil dan chatting dengan Ben yang tiada akhirnya. Untung ia memiliki sahabat yang super duper perhatian menemaninya chat walau sedang bersenang-senang dengan temen-temennya yang lain.
Baru saja ia ingin menelpon Ben, ia melihat abangnya -Sarga- melewatinya sambil tersenyum mengejek.
"BANG! TUNGGU!"
Buru-buru Qasyah berdiri dari duduknya dan berlari menuju Sarga untuk mencegatnya.
"Apaan, sih, Dek?" Dengan kesal Sarga menoyor kepala Qasyah.
"Ikut..." rengeknya manja. Ia memeluk Sarga sambil mendongakkan kepalanya dan memasang puppy eyes nya.
"Di luar panas, Dek. Mending di rumah adem," katanya seraya tertawa kecil.
Qasyah menggeleng dan mengerucutkan bibirnya. "Maunya ikut. Bosen tau di rumah terus... temen-temen aku lagi pada jalan, Ben juga lagi jalan," bujuknya, masih dengan auto manja.
Sarga Diam. Ia menarik napasnya dan menyentil kening Qasyah membuat gadis itu meringis. "Ya udah, sana ganti baju. Jangan lama-lama tapi. Sepuluh menit dari sekarang, lewat satu detik gue tinggalin lo."
Qasyah bersorak girang dan mengecup pipi Sarga dengan cara berjinjit. "Makasih, Bang. Lima menit juga gue udah selese, kok. Tungguin, ya?" Dengan berlari kencang, Qasyah menaiki tangga menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya.
•••
"Bang, mau kemana, sih? Dari tadi enggak nyampe-nyampe perasaan?" Qasyah masih setia memeluk Sarga dari belakang dan menumpukkan dagunya pada bahu Sarga.
"Ke rumah temen gue, Dek. Baru juga setengah jam, udah mau sampe ini, kok," jawab Sarga.
Sarga melihat Qasyah dari kaca spion yang sangat genit pada cowok yang berada di sebelahnya. "Enggak usah genit gitu woy! Masih kecil udah genit, gak baik, Dek," komentarnya.
Qasyah memang tersenyum genit pada cowok ganteng yang berada tepat di sebelah motornya juga duluan tersenyum padanya.
Senyumnya luntur saat mendengar ucapan Sarga. "Gue udah gede, Bang. Jadi wajar dong kalo gue genit sama cowok ganteng," balas Qasyah. Ia kembali tersenyum pada cowok ganteng yang sedang tertawa kecil.
"Apanya yang gede, Dek?"
"Ah... sableng lo, Bang." Dengan kesal Qasyah menoyor depan kepala Sarga yang terbungkus helm.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIM BOY
Teen FictionIni tentang bad girl dan alim boy. Qasyah nama panggilannya menyukai si murid baru yang bernama Javeed yang ternyata sangat alim. Di hari pertama di sekolah barunya itu, Daneer sudah mendapatkan masalah karena berurusan dengan gadis yang sangat ti...