Happy Reading.
Jangan lupa vomentnya.Typo bertebaran.
•••
Partner pembuat masalah itu tergesa-gesa menuruni tangga. Mereka baru saja mengerjai Jasmine dan teman-temannya yang sangat suka membully itu di dalam kelasnya dengan memasukkan beberapa curut dan kodok, setelahnya ia menutup pintunya dan meninggalkan mereka yang sedang menjerit ketakutan.
Mereka berdua lari karena takut ketahuan oleh guru terlebih dengan Bu Siti.
Qasyah dan Ben terus tertawa terbahak-bahak sepanjang mereka lari sehingga menjadi pusat perhatian.
"Syah, tali sepatu ---" Baru saja Ben ingin memperingati Qasyah agar berhati-hati karena tali sepatunya yang terlepas, tapi kejadian yang tak terduga langsung menimpa Qasyah.
Qasyah menutup matanya saat tak sengaja menginjak tali sepatunya yang terlepas. Dan, akhirnya ia jatuh dari empat anak tangga ke lantai.
Bruk....
Suara pekikan terdengar dari beberapa siswi dan juga Ben.
Qasyah belum membuka matanya, ia belum siap membuka matanya karena tidak tahan menanggung malu —disaksikan oleh teman-temannya jatuh dari tangga. Tapi, saat ia merasakan napas hangat menerpa wajahnya disusul oleh suara rintihan ia langsung membuka matanya dengan pelan.
Matanya membulat sempurna saat menyadari seorang cowok yang berada tepat di bawah tubuhnya sedang meringis dan memegang pinggang rampingnya. Pantas saja ia tidak terlalu merasa sakit karena ia menimpa seseorang bukan kerasnya lantai.
"Astagfirullah, Syah! Kalian ngapain, hah?!" pekik Ben setelah sadar dari keterkejutannya.
Mendengar pekikan Ben, Qasyah kembali pada alam sadarnya. Buru-buru ia bangun dari tubuh cowok yang tidak dikenalnya itu.
"Sorry," kata Qasyah sambil mengulurkan tangannya —ingin membantu cowok itu yang berusaha bangun. Alih-alih menerima uluran tangan Qasyah, cowok itu bangkit dengan usahanya sendiri dan meninggalkan Qasyah tanpa sekata pun.
Belum usai keterkejutan mereka semua yang melihat adengan Qasyah yang menimpa seorang cowok ganteng, mereka kembali terkejut saat cowok yang entah siapa itu tidak menggubris Qasyah yang notabenenya adalah cewek paling cantik di sekolahnya. Para cowok-cowok yang melihat adengan itu tiba-tiba iri pada cowok yang baru saja mengambil posisi yang mereka inginkan pada Qasyah.
"Lo gapapa, kan, Syah?" tanya Ben khawatir. Ia memutar tubuh Qasyah —mengecek apakah ada yang terluka.
Qasyah hanya menggeleng pelan. "Enggak usah lebay, deh." Ia menyeret Rahmat agar pergi dari sana. Betapa malunya ia saat jatuh tadi.
"Eh, itu tadi siapa, ya? Kok, gue baru liat dia, sih?" tanya Qasyah.
"Anak baru," jawab Ben singkat.
Ben merangkul Qasyah agar lebih dekat dengannya. "Syah, liat, deh. Enak, tuh, kayaknya," ujar Ben sambil menahan tawanya. Ia memperlihatkan beberapa foto seorang cewek yang berada di atas tubuh sang cowok pada Qasyah.
Qasyah terbelalak melihat foto itu. Foto tersebut adalah kejadian saat ia menimpah seorang cowok tadi.
"Hapus enggak! Ben 10! Hapus, tuh, foto!!!" Qasyah terus berusaha menggapai ponsel Ben yang berada di berada di atas tangan Rahmat yang sangat tinggi, apalagi Rahmat berjinjit.
Ben tertawa sambil menahan kening Qasyah yang berusaha menggapai ponselnya. "Enggak, ah, foto ini keren tau, Syah."
"Hapus, Ben! Kalo Bang Sarga liat apalagi Kak Bella bisa mampus gue.. Ben... hapus, ya?" Qasyah memasang wajah memelasnya agar Ben mau menghapus foto tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALIM BOY
Teen FictionIni tentang bad girl dan alim boy. Qasyah nama panggilannya menyukai si murid baru yang bernama Javeed yang ternyata sangat alim. Di hari pertama di sekolah barunya itu, Daneer sudah mendapatkan masalah karena berurusan dengan gadis yang sangat ti...