Hari ini begitu melelahkan. Pagi ini aku hanya membantu Alvin melaksanakan piket perpustakaan.
Banyak dari kalangan guru meninggalkannya begitu saja di meja.
Apalagi siswa siswi yang belajar sepagi ini. Mungkin hanya anak pintar yang memulai belajar di perpustakaan.
Aku begitu lelah, untung saja kak Rio dan teman osis nya membantu ku.
"Sha.. kenapa bengong?"
"Apa sih na.." Aneh.
"Sha...."
"Hm" ada yang aneh dengan Jina, tumben banget panggil panggil padahal hari ini begitu cerah.
"Kau tau kak Rubin?" Sudah ku duga pasti ia sedang menyukai seseorang. Ah dia memang play girl.
"Apa kau suka dengan dia bahkan kau.. Ah sudahlah abaikan"
"Tidak hanya saja dia menolakku saat aku mengatakan cinta padanya" kasihan sekali. Memang rumit menjalin cinta dengan kak Rubin bahkan Jina si play girl ditolak begitu saja.
Aku tau penyebab Jina sering kandas di tengah tengah jalan. Itu mudah, dia memiliki suara khas yang bisa memekakkan telinga.
Kalau kalian tanya. Mengapa aku bisa bertahan? Itu gampang, aku selalu mengerti nada nada bicara nya bahkan aku bisa menutup telingaku secara diam diam.
...
"Vanesha.." ish suara itu sangat menjijikan.
Aku hanya terus berjalan dan mengabaikan para kakak kelas yang memandangiku. Ah ini membuat moodku hancur.
"Ya! Kau begitu terkenal di sini. Kau pasti didekati oleh kak Rio?" Huwek. Kak Rio terkenal. Dih sejak kapan?
"Vanesha.. aku hanya bilang.. dia begitu menjijikkan bukan?" dia cenayang? Kenapa bisa mengetahui apa yang sedang aku pikir.
"Aku bukan cenayang atau apalah.. percayalah aku hanya menebak apa itu salah?" Hoel? Bagaimana ia bisa tau?
"Ya! Tetap saja kau cenayang.. Kau bahkan bisa mengetahui pikiranku"
"Rubin!" Skakmat. Aku begitu kesal hari ini begitu aneh. Ada apa dengan cobaan ini.
"Sudahlah.. Aku juga tak menghiraukannya"
"Sha kau mau duduk bersamaku" kali ini kak Sissy begitu baik denganku. Aku tau kak Sissy pasti baik karena aku telah membantunya beberapa hari lalu saat seleksi IPS.
"Kau tau? Rubin seperti itu karena dia ingin dekat denganmu" ha? Benarkah. Aku begitu beruntung jika memang aku berteman dengannya. Ya dia Rubin idola para kaum hawa di sekolah ini.
"Bohong"
"Iya.. percayalah denganku"
Tanpa ku sadari senyum telah terukir di bibirku. Entah mengapa aku begitu percaya dengan kata kak Sissy.
"Baiklah anak anak... saya sebagai pelatih ekstra IPS mohon maaf untuk beberapa hari kedepan kita sementara libur"
Yes.
Itulah kata yang dilontarkan beberapa anak disini.Dan sekitar cerita ku, sebenarnya aku adalah anak IPA tapi entahlah aku hanya ingin mencoba dan ingat kak Rubin bahkan persis seperti pemikiranku.
Bagaimana bisa tahu?
Itu sangat gampang. Kak Sissy yang memberi tahu kepadaku.
..
Aku cuma mau ngingetin lagi, jangan lupa vote uWu.
Dan jan lupa share cerita ini ke temen atau gak ke saudara kalian oke?

KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Rain
Teen FictionSuasana di sekitar rumahku mendadak berbeda 180 derajat, bahkan mungkin lebih dari 180 derajat. Apa kau tertarik membaca cerita ku?, mungkin. Jika kau tertarik bacalah cerita ku, aku siap menunggumu hingga kau menekan tombol bintang