Suasana dirumah besar itu tampak ramai dengan tamu-tamu berpakaian formal. Hari ini, hari pertunangan putra sulung pak Iranto, Michael. Acara kali ini agak berbeda dengan pesta yang biasa pak Iranto adakan, lantaran pengusaha yang terkenal dengan kekayaannya ini turut mengundang teman-teman putra keduanya, Bayu.
Suasana menjadi riuh, para tamu berdiri dan bertepuk tangan meriah sedetik setelah sepasang kekasih didepan mereka bertukar cincin.
"jelek banget pestanya" guman Bayu dengan wajah malas. Ia hanya duduk disamping temannya dan menatap bosan kolam renang yang dihiasi lampu kedap-kedip yang tampak indah menghiasi gelapnya malam hari ini.
"Parah lo. Abang lo sendiri" Rosa menyenggol bahu bayu dan kembali menikmati acaranya. Bagi Rosa sendiri, pesta ini adalah yang terbaik dalam hidupnya lantaran mempelai perempuannya adalah Tifani, seorang model majalah terkenal yang tengah naik daun. Wajahnya begitu cantik dan tubuhnya begitu indah, bagaimana bisa seorang Rosa tidak mengidolakannya.
Bayu tidak menanggapi ucapan Rosa, ia berdiri dan celingak-celinguk mencari seseorang yang baru saja melintas dipikirannya.
"Nyari siapa tuh.." goda Rosa yang tahu jelas sosok yang Bayu cari. Ia menggelitik perut Bayu dan spontan pria itu mengelak dan memasang wajah kesal.
Tak ada tanggapan dari Bayu selain menatap Rosa kesal. Ia menatap rambut panjang Rosa yang tergerai, ia mengingat betapa susahnya Rosa merapikan rambutnya tadi, seketika tangan Bayu mendarat dikepala Rosa dan mengacak-acak rambut panjang itu sampai tak beraturan kemudian pergi.
"Bangsat lo!" Teriak Rosa keras sampai mengundang perhatian beberapa orang dan hanya ditanggapi acungan jari tengah oleh Bayu.
-
Sudah hampir setengah jam Bayu berkeliling mencari perempuan itu. Ia yakin perempuan itu akan datang menghadiri undangannya, tapi sejak tadi tidak ada tanda-tanda keberadaan perempuan itu.
"Ana ga datang"
Bayu tersentak kaget dan menoleh kearah suara itu berasal. "oh ya?"
"Serius gua" pria yang tampak setengah sadar itu mendorong tubuh Bayu dan menatapnya lucu. "cari dirumahnya aja" bisiknya ditelinga Bayu lalu segera pergi menjauhi Bayu. Ia hampir teejatuh dan seseorang menanahannya, mungkin bukan setengah, tapi kesadarannya sepenuhnya sudah diambil alih oleh minuman keras.
"Siapa juga yang cari Ana.." Guman Bayu kesal dengan wajah juteknya.
Benar, Ana yang aku cari. Fikir Bayu. Kenapa dia gak datang? Aku begitu mengharapkan kehadirannya.
***
"lo gila ya?" Nita menatap Rosa heran plus sedikit takut. Bagaimana ia tidak heran, Rosa senyum-senyum sendiri sambil memegangi rambutnya yang tampak sangat berantakan.
"kepala gua dibelai malaikat" Ucapnya dengan mata berbinar tetap dengan posisinya.