(VII) Aneh

302 17 0
                                    

Jihoon kini sedang berkutat dengan lembaran-lembaran soal didepannya.

Lelah.

Tapi Jihoon masih berusaha untuk memecahkan teka-teki pada soal itu yang tentunya berupa angka-angka dengan simbol yang tak dimengerti.

Sudah hampir 4 jam ia duduk di depan meja belajar tanpa beranjak sedetikpun.

Haus? Lapar? Ia sudah menyiapkan semuanya. Makanan dan minuman pun tak kalah memenuhi meja belajar itu.

Sejak tadi Chanyeol-hyung berusaha menghentikannya tapi tak digubris oleh nya. Ia melirik sejenak jam diatas nakasnya.

Hufft...

Ia menghembuskan nafas dengan kasar.

Sebenarnya ini bukan jarang terjadi ketika ia sangat berusaha seperti ini. Tapi hampir setiap akan ada ujian mata pelajaran apapun. Kakaknya pun tak bisa menghentikannya.

Nilai yang sempurna memang selalu ia dapatkan, tapi seperti inilah cara ia mendapatkan nilai yang sangat diinginkan semua orang.

Ia rela begadang hingga pagi untuk memecahkan soal-soal di depannya. Tak jarang juga ia jatuh sakit karena kegiatannya itu.

Kreeeet...

Pintu kamarnya terbuka membuat sang empu menoleh ke sumber suara.

Chanyeol.

"Jihoon-a, ini sudah waktunya makan malam. Letakkan itu, ayo kita makan!" ucap Chanyeol dengan nada sedikit tegas.

"Aku tidak lapar hyung, lihatlah masih banyak makanan disini. Aku akan menghabiskannya." ucap Jihoon meyakinkan kakaknya.

"ayo makan atau ku buang kertas-kertas itu."

Itu bukan suara Chanyeol, tapi siapa?

Kedua orang yang sedang berdebat tadi terkejut dengan apa yang sedang terjadi. Mereka saling menatap tak percaya.

"Apa yang kalian lakukan? Aku akan mati kelaparan jika kalian tetap menatapku seperti ini."

Kalimat terpanjang yang pernah Woojin katakan didepan Jihoon setelah 1 tahun terakhir.

Jihoon mengangkat ujung bibirnya dan jantungnya berdegub kencang. Ia bergegas menghampiri saudaranya yang sudah terlebih dahulu menuju ruang makan.

Apakah ini pertanda baik?

Apa Woojin akan memaafkan Jihoon?

Hanya itu yang ada dipikiran jihoon.

Ia bahkan melupakan kegiatan yang sejak tadi ia lakukan. Tak ingin melewatkan momen ini.




Suara dentingan sendok dan garpu beradu diatas piring berisi makanan.

Mereka hanya diam.

Lidah Jihoon kelu untuk hanya mengucapkan kata "hai Woojin"

Disaat Woojin sudah mau berbicara dengannya, ia bahkan tak bisa berkata-kata. Sudah tak bisa terbayang bagaimana ia rindu dengan suara saudaranya itu.

"Hyung"

Chanyeol menoleh, mendapati adiknya yang berkulit tan itu yang tadi memanggilnya. Dan menaikkan alisnya memberikan tanda tanya diwajahnya.

"Aku ingin cerita." singkatnya.

"Apa? Ceritakan saja." jawab Chanyeol yang sangat antusias. Terlebih lagi namja gembul di sampingnya.

"Dia berteman dengan orang aneh!" Woojin menunjuk wajah Jihoon yang terlihat bingung.

"Dia seperti lelaki hyung, membawa bekal, dan aku tak mengenalnya." sambung Woojin dengan suara yang halus.

Chanyeol tertawa. "Apa anehnya kalau seperti itu Woojin? Bukan dia yang aneh, kamu yang aneh."

"Ya aneh saja. Aku baru tau dia memiliki teman wanita di sekolah."

Chanyeol yang mendengar itu mengalihkan pandangannya ke orang yang sedang mereka bicarakan.

"Apa? Kau bilang aku tak memiliki teman wanita?" jawab Jihoon tak terima.

"aku tidak mengatakan seperti itu, aku hanya mengatakan kalau aku tak pernah melihatmu berteman dengan wanita. Kau saja setiap istirahat hanya memandangku." ucap Woojin dengan nada mengejek.

Jantung Jihoon seakan ingin keluar dari dadanya. Ia senang suasana ini kembali menghiasi rumah ini.

"enak saja, aku tak memandangimu! Awas saja kau Woojin!" teriak Jihoon dengan wajah yang senang sekaligus kesal.

Jihoon bahagia.

Tbc...

Sumpah, ini ga ngefeel sama sekali. Gapapa lah, daripada engga apdet.

Siapa yang masih nunggu cerita ini?

Gaada ya?? Yaudah gapapa)

SCARED || PJH & PWJ [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang